Budi Sejati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Abhichuiy (bicara | kontrib)
k menambahkan rujukan
Abhichuiy (bicara | kontrib)
k menambahkan pranala dan mengedit tulisan
Baris 4:
# Batin : menuju kesempurnaan ''kasidan jati'' (dipanggil kembali ke asalnya) dan diterima oleh Tuhan. Berpikiran luas, berlapang dada, dan memperbanyak [[Semadi|semedi]] untuk mengedepankan pikiran daripada nafsu dan menjernihkan tingkah laku yang tidak baik untuk membuka pintu kesucian.
 
[[Pangeran Sambernyawa]] adalah penerima pertama ajaran Budi Sejati, kemudian diteruskan oleh Manguntiyoso dan dilanjutkan oleh R. Imam Subroto yang kemudian mendirikan Organisasi Budi Sejati. Ajaran Budi Sejati pada awalnya diajarkan oleh Eyang R. Imam Subroto kemudian diteruskan oleh muridnya yang bernama Oesman Sastrowidjojo yang lahir pada tahun 1918 di [[Kabupaten Lamongan|Lamongan]], [[Jawa Timur]]. Tiga puluh lima tahun lamanya Bapak Oesman mempelajari, mendalami ilmu kejawen atau ''ngangsu kawruh'' kepada Bapak Imam Subroto. Kemudian, pada tahun 1978 beliau mulai diberi kepercayaan untuk mejang atau memberi pelajaran ''ngelmu'' ''kejawen'' kepada siapa saja yang menjadi warga yang intinya ''Purwa, Madya wasana'', yakni dengan memahami jati diri manusia, bagaimana asal-usulnya, apa tujuan hidup manusia, dan bagaimana kembali menjadi sempurna.
 
Lambang Organisasi Budi Sejati berbentuk bintang segilima, merah putih cakra tujuh, bintang dan warna biru putih.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/424338489|title=Ensiklopedi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.|date=2006|publisher=Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film, Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa|others=Indonesia. Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.|isbn=9789791607117|location=[Jakarta]|oclc=424338489}}</ref>
Organisasi Budi Sejati berpusat di Jalan Raya Timur Lapangan Bahagia, PO BOX 001 Rengel, Tuban dengan anggota tersebar di Kabupaten [[Kabupaten Lamongan|Lamongan]], [[Kabupaten Bojonegoro|Bojonegoro]], [[Kota Probolinggo|Probolinggo]], [[Kota Surabaya|Surabaya]] dan [[Kabupaten Nganjuk|Nganjuk]]. Susunan pengurus organisasi sekarang terdiri atas Pinisepuh R. Oesman Sastroeidjojo, Ketua: Imam Sugesang, Sekretaris: Lego S. dan Bendahara: Slamet. Jumlah warga Organisasi Budi Sejati 200 orang yang terdiri dari berbagai kalangan antara lain pegawai negeri, petani, pedagang dan sebagainya.
 
Sebagai Organisasi kemasyarakatan kegiatan yang dilaksanakan warga Budi Sejati tidak terlepas dari ajaran organisasi, antara lain: pengobatan, dan menolong sesama yang menghadapi kesulitan tanpa pamrih. Selain itu, salah satu bentuk kegiatan yang selalu dilakukan Organisasi Budi Sejati adalah sarasehan warga. Di dalam sarasehan dibicarakan masalah-masalah keorganisasian, silaturrahmisilaturahmi dan sambung rasa maupun hal-hal yang berhubungan dengan ajaran kepercayaan Budi Sejati.
 
Ajaran Organisasi Budi Sejati selalu diberikan oleh Sesepuh atau Bapa wajib melalui wejangan atau nasihat. Ajaran itu menekankan tentang manembah kepada [[Tuhan Yang Maha Esa|Tuhan yang Maha Esa]] dengan selaliuselalu ingat Kepada-Nya. Selain itu, juga melaksanakan laku dengan mengurangi makan dan tidur dan berbuat kasih terhadap sesama, memberikan pertolongan tanpa pamrih. Dalam hubungan dengan diri sendiri didasari rasa ''eling'' dan taat terhadap kaidah-kaidahnya yang baik dijalankan, yang tidak baik ditinggalkan, harus mawas diri dan berbudi luhur. Dalam hubungan dengan alam diajarkan untuk selalu menjaga, merawat dan melestarikan demi kelangsungan hidup bersama.
 
Ditjenbud, Depdikbud. 1986/1987. ''Resume Ajaran dan Keterangan singkat Organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Seluruh Propinsi Jawa Timur''. Jakarta : Proyek Inventarisasi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa