Kamikaze: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Latar belakang: Penambahan kata
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 13:
== Latar belakang ==
 
Bangsa Jepang, setelah kekalahan mereka di Pertempuran Pulau Midway pada Tahun 1942,mereka mempunyai momentum Untuk memulai Perang Pasifik (dikenal secara resmi sebagai Perang luar biasa Asia Timur di Jepang). Selama Tahun 1943-1944, angkatan perang Sekutu, didukung Oleholeh sektor industri yang maju dan sumber penghasilan yang cukup Kayakaya Mulaimulai mengintai gerak gerik pasukan jepangJepang. Pesawat pesawat tempur Jepang banyak yang kalah kelas dengan pesawat -pesawat tempur AS, terutama F4U Corsair dan P-51 [[Mustang]]. Karena kekalahan di pertempuran dan banyaknya pilot - pilot yang mati, jepang pun jadi kekurangan pilot - pilot trampil untuk dijadikan pilot kamikaze.
 
Pada 15 Juli tahun 1944, Saipan, pangkalan militer penting milik jepang Jepang, jatuh ketangan pasukan Sekutu. Penguasaan atas pangkalan militer Saipan Memungkinkan pasukan sekutu untuk menggunakan pesawat pembom Jarak Jauh Superfortress B-29 Untuk membumi hanguskan pulau utama jepang. Setelah Jatuhnya Pangkalan Militer Saipan, komando tertinggi Jepang meramalkan bahwa Sekutu akan mencoba Untuk segera menduduki Filipina, yang lokasinya strategis dan karena berada di ladang minyak antara Asia Tenggara dan Jepang.
 
Jepang mulai menggunakan taktik Kamikaze waktu itu karena merasa sudah tidak mampu lagi menerobos barisan armada tempur Amerika Serikat, dimana Angkatan Laut Jepang sendiri hampir habis dan Angkatan Daratnya kewalahan. Ide penggunaan pasukan khusus ini dicetuskan oleh ViceLaksamana AdmiralMadya
[[Kimpei Teraoka]] yang merupakan kepala staf komandan angkatan laut di Filipina yang mengeluh jika taktik biasa tidak mungkin dilakukan, mereka (Pasukan Jepang) haruslah menjadi manusia super. Ide ini kemudian direalisasikan oleh ViceLaksamana AdmiralMadya [[Takejiro Onishi]] yang menggantikan Teraoka pada bulan Oktober 1944 yang kemudian dikenal sebagai Bapak Kamikaze. Hal itu karena Onishi lah yang dianggap bertanggung jawab dalam pembentukannya. dalamDalam waktu yang sama pada tahun 1944, Letnan Tanaka menekankan pukulan telak pada sasaran lawan ditekankan hanya bisa berhasil bila pilot ikut serta dalam pesawat roket itu sampai ke sasaran, bahkan dia bersedia menjadi orang yang pertama untuk melakukan itu.
 
Pasukan Serangan Khusus ini, demikian sebutan unit Kamikaze udara maupun laut itu (di Indonesia dikenal sebagai Jibaku-tai) ini sebenarnya bukanlah pertama kali dibentuk. Pada perang-perang sebelumnya, baik [[Perang Tiongkok-Jepang]] (1894-1895) dan
[[Perang Rusia-Jepang]] (1905-1906), pasukan jepang membentuk unit kapal torpedo bunuh diri (kaiten) untuk menyerang kapal perang [[Tiongkok]] dan [[Rusia]].
 
Ramalan ini menjadi kenyataan pada tanggal 17 Oktober 1944, ketika Pasukan Sekutu menyerang Pulau Suluan, Untuk memulai Pertempuran [[Teluk Leyte]].
Armada Udara ke-1 Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, yang berpangkalan di Manila diberi tugas membantu kapal Jepang yang akan mencoba menghancurkan pasukan Sekutu di [[Teluk Leyte]].
Akan tetapi karena Armada Udara ke-1 Jepang pada waktu itu hanya mempunyai 40 pesawat: 34 Mitsubishi Zero [[pesawat tempur]]. tiga Nakajima B6N Yaitu [[pesawat pembom torpedo]], satu Mitsubishi G4M dan dua Yokosuka P1Y [[pesawat pembom yang berpangkalan di daratan]], dan satu pesawat pengintai. Misi yang dihadapi oleh penerbang Angkatan Laut Jepang jadi terlihat mustahil untuk dilakukan. Oleh karena Itu Seorang Komandan Armada Udara ke-1, Yaitu Laksamana Madya Takijiro Onishi memutuskan membentuk Suatu kesatuan serangan bunuh diri yaitu Special Attack Air Force kamikaze yang terdiri dari pilot-pilot berani mati.