Masjid Lawang Kidul: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arisdp (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 24:
 
== Sejarah ==
Pesatnya pertumbuhan ummat muslim kota Palembang pada waktu itu tidak diiringi dengan tumbuhnya sarana peribadatan (masjid). [[Masjid Agung Palembang]] merupakan satu-satunya masjid jami’ di kota Palembang pada waktu itu, yang berarti hanya masjid Agung yang boleh dijadikan tempat pelaksanaan [[Salat Jumat|shalat jumat]] di kota Palembang. Mengingat jumlah umat muslim dikota Palembang yang semakin meningkat, maka Mgs. H. Abdul Hamid (Ki Marogan) sebagai seorang ulama dan usahawan yang sukses memiliki rencana untuk membangun masjid baru di kota Palembang. Rencana ini terealisasi pada tahun 1871 dan 1881 dimana Ki Marogan membangun dua masjid.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Nanda Julian Utama|first=dan Alian Sair|year=2014|title=Peranan Masagus Haji Abdul Hamid (Ki Marogan) terhadap Perkembangan Masjid Lawang Kidul di Kampung 5 Ilir Palembang (1881-1914)|url=https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/criksetra/article/view/4763|journal=Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah|volume=3|issue=2|pages=|doi=}}</ref>
 
Masjid pertama dibangun di Kampung Karang Berahi atau muara Sungai Ogan yaitu [[Masjid Kiai Muara Ogan|Masjid Muara Ogan]] atau yang dikenal luas dengan Masjid Ki Marogan. Masjid ini bisa menampung jamaah umat muslim dari kampung 1, 2, 3, 4, 5 ulu serta kampung Karang Berahi. Masjid kedua yang dibangun pada tahun 1881 adalah masjid Lawang Kidul. Masjid ini terletak di Kampung Lawang kidul (5 Ilir) yang dapat menampung jamaah umat muslim dari kampung 1, 2, 3, 4, 5 Ilir dan Kampung Tuan Kapar 14 Ulu. Semua masjid yang beliau bangun di lengkapi dengan alat-alat seperti lampu-lampu stolop, lampu kandil, lampu satron dan peralatan lainnya yang berkenaan dengan masjid.<ref name=":1">{{Cite book|title=Masjid Lawang Kidul|last=Gadjahnata|first=Dr. K.H.O.|publisher=Majelis Ulama Tingkat I Sumsel|year=1984|isbn=|location=Palembang|pages=|url-status=live}}</ref>
Baris 33:
Bentuk masjid Lawang Kidul ini hampir sama dengan bentuk Masjid Agung Palembang namun dengan ukuran yang lebih kecil. Keunikannya terdapat dari menara Masjid Lawang Kidul yang hingga sekarang masih dipertahankan bentuk uniknya. Bentuk atapnya berupa bentuk limas segi 4 yang bertumpang dua tingkat. Pada bagian atapnya memiliki tanduk-tanduk hampir sama pada atap Masjid Agung Palembang yang mengadosi bentuk bangunan masjid Hunan di [[Republik Rakyat Tiongkok|Cina]]. Kemudian untuk bagian menara masjid Lawang Kidul dibuat sangat unik dan menarik.
 
Bagian dalam masjid Lawang kidul, ditopang oleh 4 soko guru utama yang berupa tiang kayu yang cukup besar. Kemudian ditopang oleh 12 tiang lain yang bentuknya lebih kurus atau ramping.
 
Keunikan lain dalam interior masjid Lawang Kidul adalah terlihat dari bentuk mimbar masjid tersebut. Mimbar Masjid Lawang Kidul terdapat 4 buah bendera hijau bertuliskan lafaz-lafaz Islam seperti kalimat syahadat dan beberapa kata [[asma'ul husna]]. Mimbar masjid Lawang Kidul juga dihiasi dengan ukiran khas Palembang, keunikan dari ukiran ini adalah di sudut bawah sebelah kiri ukiran ini terdapat tanggal yaitu 26 shofar 1310 Hijriyah atau tanggal 17 september 1892 masehi, diperkirakan merupakan tanggal wakaf.
Baris 62:
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{DEFAULTSORT:Lawang_Kidul}}
 
[[Kategori:Masjid di Sumatra Selatan]]
[[Kategori:Masjid bersejarah]]
{{DEFAULTSORT:Lawang_Kidul}}