Kabupaten Kuningan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ekapurnama (bicara | kontrib) |
Ekapurnama (bicara | kontrib) |
||
Baris 48:
Sejarah Kuningan pada masa Islam tidak lepas dari pengaruh kesultanan [[Cirebon]]. Pada tahun 1470 masehi datang ke [[Cirebon]] seorang ulama besar agama [[Islam]] yaitu ''Syeh Syarif Hidayatullah'' putra ''Syarif Abdullah'' dan ibunya ''Rara Santang'' atau ''Syarifah Modaim'' putra ''Prabu Syarif Hidayatullah'' adalah murid ''Sayid Rahmat'' yang lebih dikenal dengan nama [[Sunan Ampel]] yang memimpin daerah ampeldenta di [[Surabaya]].
Kemudian ''Syeh Syarif Hidayatullah'' ditugaskan oleh [[Sunan Ampel]] untuk menyebarkan agama [[Islam]] di daerah [[Jawa Barat]], dan mula-mula tiba di [[Cirebon]] yang pada waktu Kepala Pemerintahan [[Cirebon]] dipegang oleh ''Haji Doel Iman''.
Pada waktu 1479 masehi ''Haji Doel Iman'' berkenan menyerahkan pimpinan pemerintahan kepada
Pada waktu ''Syeh Syarif Hidayatullah'' di [[Luragung, Kuningan]], datanglah ''Ratu Ontin Nio'' istrinya dalam keadaan hamil dari negeri [[Cina]] (bergelar: Ratu Rara Sumanding) ke [[Luragung, Kuningan]], dari ''Ratu Ontin Nio'' alias ''Ratu Lara Sumanding'' lahir seorang putra yang tampan dan gagah yang diberi nama ''Pangeran Kuningan''. setelah dari [[Luragung, Kuningan]], ''Syeh Syarif Hidayatullah'' dengan rombongan menuju tempat tinggal ''Ki Gendeng Kuningan'' di [[Winduherang, Darma, Kuningan|Darma]], dan menitipkan ''Pangeran Kuningan'' yang masih kecil kepada ''Ki Gendeng Kuningan'' agar disusui oleh istri ''Ki Gendeng Kuningan'', karena waktu itu ''Ki Gendeng Kuningan'' mempunyai putera yang sebaya dengan ''Pangeran Kuningan'' namanya ''Amung Gegetuning Ati'' yang oleh ''Syeh Syarif Hidayatullah'' diganti namanya menjadi ''Pangeran Arya Kamuning'' serta beliau memberikan amanat bahwa kelak dimana ''Pangeran Kuningan'' sudah dewasa akan dinobatkan menjadi ''Adipati Kuningan''.
Setelah ''Pangeran Kuningan''dan ''Pangeran Arya Kamuning'' tumbuh dewasa, diperkirakan tepatnya pada bulan Muharam tanggal 1 September 1498 Masehi, ''Pangeran Kuningan'' dilantik menjadi kepala pemerintahan dengan gelar ''Pangeran Arya Adipati Kuningan'' ([[Adipati Kuningan]]) dan dibantu oleh ''Arya Kamuning''. Maka sejak itulah dinyatakan sebagai titik tolak terbentuknya pemerintahan [[Kuningan]] yang selanjutnya ditetapkan menjadi tanggal hari jadi [[Kuningan]]
Masuknya Agama [[Islam]] ke [[Kuningan]] nampak dari munculnya tokoh-tokoh pemimpin [[Kuningan]] yang berasal atau mempunyai latar belakang agama. Sebut saja Syekh Maulana Akbar, yang akhirnya menikahkan putranya, bernama ''Syekh Maulana Arifin'', dengan ''Nyai Ratu Selawati'' penguasa [[Kuningan]] waktu itu (putra Prabu Langlangbuana). Hal ini menandai peralihan kekuasaan dari [[Hindu]] ke [[Islam]] yang memang berjalan dengan damai melalui ikatan perkawinan. Waktu itu di [[Kuningan]] muncul pedukuhan-pedukuhan yang bermula dari pembukaan-pembukaan pondok pesantren, seperti Pesantren Sidapurna (menuju kesempurnaan), Syekh Rama Ireng (Balong Darma). Termasuk juga diantaranya pesantren [[Lengkong, Garawangi, Kuningan|Lengkong]] oleh ''Haji Hasan Maulani''.
== Letak Geografis ==
|