Pandawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Indu (bicara | kontrib)
Oktanio fungky (bicara | kontrib)
Baris 60:
|-
|
'''[[Yudistira]]''' merupakan saudara para Pandawa yang paling tua. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa [[Yama]] dan lahir dari [[Kunti]]. Sifatnya sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, dan hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi dan suka mema’afkan serta suka mengampuni musuh yang sudah menyerah. Memiliki julukan ''Dhramasuta'' (putera [[Dharma]]), ''Ajathasatru'' (yang tidak memiliki musuh), dan ''Bhārata'' (keturunan [[Bharata (raja)|Maharaja Bharata]]). Ia menjadi seorang Maharaja dunia setelah [[Perang di Kurukshetra|perang akbar di Kurukshetra]] berakhir dan mengadakan upacara [[Aswamedha]] demi menyatukan [[kerajaan India Kuno|kerajaan-kerajaan India Kuno]] agar berada di bawah pengaruhnya. Setelah pensiun, ia melakukan perjalanan suci ke gunung [[Himalaya]] bersama dengan saudara-saudaranya yang lain sebagai tujuan akhir kehidupan mereka. Setelah menempuh perjalanan panjang, ia mendapatkan surga. Memiliki nama lain Puntadewa.
| <!-- GAMBAR -->[[Berkas:Yudistira-kl.jpg|center|120px|Yudistira]]
|-
|
'''[[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]]''' merupakan putera kedua [[Kunti]] dengan [[Pandu]]. Nama ''bhimā'' dalam [[bahasa Sansekerta]] memiliki arti "mengerikan". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa [[Bayu]] sehingga memiliki nama julukan ''Bayusutha''. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya tinggi, dan berwajah paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun demikian, ia memiliki hati yang baik. Pandai memainkan senjata [[gada]] senjata gadanya bernama Rujapala dan pandai memasak. Bima juga gemar makan sehingga dijuluki ''Werkodara''. Kemahirannya dalam berperang sangat dibutuhkan oleh para Pandawa agar mereka mampu memperoleh kemenangan dalam [[Perang di Kurukshetra|pertempuran akbar di Kurukshetra]]. Ia memiliki seorang putera dari ras [[rakshasa]] bernama [[Gatotkaca]], turut serta membantu ayahnya berperang, namun gugur. Akhirnya Bima memenangkan peperangan dan menyerahkan tahta kepada kakaknya, [[Yudistira]]. Menjelang akhir hidupnya, ia melakukan perjalanan suci bersama para Pandawa ke gunung [[Himalaya]]. Di sana ia meninggal dan mendapatkan surga. Memilki nama lain Brantasena, dua putra yang lain selain Gatotkaca ialah Antareja dan Antasena.
| <!-- GAMBAR -->[[Berkas:Bima-kl.jpg|center|120px|Bima]]
|-
|
'''[[Arjuna]]''' merupakan putera bungsu [[Kunti]] dengan [[Pandu]]. Namanya (dalam [[bahasa Sansekerta]]) memiliki arti "yang bersinar", "yang bercahaya". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa [[Indra]], Sang Dewa perang. Arjuna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah dan dianggap sebagai [[ksatria]] terbaik oleh [[Drona]]. Kemahirannnya dalam ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa agar mampu memperoleh kemenangan saat [[Perang di Kurukshetra|pertempuran akbar di Kurukshetra]]. Arjuna memiliki banyak nama panggilan, seperti misalnya ''Dhananjaya'' (perebut kekayaan – karena ia berhasil mengumpulkan upeti saat upacara [[Rajasuya]] yang diselenggarakan [[Yudistira]]); ''Kirti'' (yang bermahkota indah – karena ia diberi mahkota indah oleh Dewa [[Indra]] saat berada di [[surga]]); ''Partha'' (putera [[Kunti]] – karena ia merupakan putera Pritha alias [[Kunti]]). Dalam [[perang di Kurukshetra|pertempuran di Kurukshetra]], ia berhasil memperoleh kemenangan dan [[Yudistira]] diangkat menjadi raja. Setelah Yudistira mangkat, ia melakukan perjalanan suci ke gunung [[Himalaya]] bersama para Pandawa dan melepaskan segala kehidupan duniawai. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan mencapai surga. Nama lain Janaka, senjata utama ialah panah Pasopati.
| <!-- GAMBAR -->[[Berkas:Arjuna-kl.jpg|center|120px|Arjuna]]
|-