Tauhid asma dan sifat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Saripah NuRA17 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Membatalkan suntingan berniat baik oleh Saripah NuRA17 (bicara)
Tag: Pembatalan
Baris 1:
'''Tauhid Asma' was Shifat''' merupakan bagian dari mentauhidkan (mengesakan) Allah dalam akidah Islam, disampaing kewajiban mentauhidkan rububiyah dan uluhiyah-Nya. Tauhid ini merupakan bentuk penerapan pengesaan dari makhluk terhadap Allah mengenai nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya, yang mana nama-nama dan sifat-sifat ini telah diatributkan oleh-Nya sendiri. Sebenarnya, tauhid asma'was Shifat merupakan bagian dari tauhid rububiyah-Nya Allah, tetapi dikarenakan sering terjadinya penyelewengan pada sifat-sifat Allah maka para ulama memisahkannya. Didukung juga banyak dalil yang menyebutkan sifat-sifat Allah baik di Alquran dan hadist.
 
== Definisi ==
Tauhid Asma' was Shifat yaitu mengesakan Allah dengan cara menetapkan bagi Allah nama-nama dan sifat-sifat yang ditetapkan sendiri oleh-Nya (dalam firmannya) atau yang disebutkan oleh Rasul-Nya (dalam hadisthadits) serta menafikan(menolak) sifat yang telah Allah dan Rasulullah tolak sebagai sifat Allah, tanpa mengilustrasikan (Takyif), menyerupakan dengan sesuatu (Tamtsil), menyimpangkan makna (Tahrif), atau bahkan menolak nama atau sifat tersebut (Ta’thil).<ref>Berdasarkan perkataan Ibnu Taimiyyah: “Manhaj Salaf dan para Imam Ahlus Sunnah mengimani Tauhid al-Asma’ wash Shifat ialah dengan menetapkan apa-apa yang telah Allah tetapkan atas Diri-Nya dan telah ditetapkan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi-Nya, tanpa tahrif dan ta’thil serta tanpa takyif dan tamtsil. Menetapkan tanpa tamtsil, menyucikan tanpa ta’thil, menetapkan semua Sifat-Sifat Allah dan menafikan persamaan Sifat-Sifat Allah dengan makhluk-Nya.”</ref>
 
== Landasan hukum ==