Stasiun Kertosono: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k Update info jalur ganda |
||
Baris 23:
{{S-line|system=Layanan lokal KAI|line=Dhoho|notemid=Surabaya Kota–Kertosono–Blitar, p.p.|previous=Sembung|rows1=2|next=Papar}}
{{S-line|system=Layanan lokal KAI|line=KRD Kertosono|notemid=Surabaya Kota–Kertosono, p.p.|hide1=yes}}
| track = 7
* jalur 2: sepur lurus jalur ganda arah Jombang-Surabaya
* jalur 3: sepur lurus jalur ganda arah Madiun
* jalur 4: sepur lurus jalur tunggal dari dan ke arah Blitar-Malang-Bangil
| platform = 5 (satu peron sisi yang tinggi di tengah bangunan stasiun dan rendah di bagian ujungnya serta empat peron pulau yang rendah)
| parking = Ya
Baris 34 ⟶ 37:
| persinyalan = Elektrik tipe [[Ansaldo]]<ref>{{cite journal|title=Study on Interlocking System in Indonesia|first1=A.|last1=Sugiana|first2=Key-Seo|last2=Lee|first3=Kang-Soo|last3=Lee|first4=Kyeong-Hwan|last4= Hwang|first5=Won-Kyu|last5=Kwak|year=2015|journal=Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway)|issue=46}}</ref>
}}
'''Stasiun Kertosono (KTS)''' ([[Hanacaraka]]: {{jav|ꦱꦼꦠꦱꦶꦪꦸꦤ꧀ꦏꦼꦂꦠꦱꦤ}}, ''Sêtasiyun Kertasana'') merupakan [[stasiun kereta api]] kelas besar tipe B yang terletak di [[Banaran, Kertosono, Nganjuk]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +43 meter ini termasuk ke dalam [[Daerah Operasi VII Madiun]] dan merupakan stasiun yang letaknya paling timur di [[Kabupaten Nganjuk]]
Meskipun hanya terletak di sebuah [[kecamatan]], bangunan stasiun ini lebih besar daripada [[Stasiun Nganjuk]] yang notabene berada di [[ibu kota]] [[kabupaten]]. Di sebelah barat daya stasiun ini terdapat [[Depot lokomotif|sub dipo lokomotif]].
Ke arah timur, terdapat dua [[viaduk]]: Jalan Ahmad Yani dan Nyawiji. Viaduk Nyawiji sendiri baru dibangun sehubungan dengan pembangunan [[jalur ganda]] lintas selatan [[Jawa]].<ref>{{Cite web|url=http://www.tribratanews-nganjuk.com/2018/12/bupati-nganjuk-resmikan-terowongan.html|title=Bupati Nganjuk Resmikan Terowongan Nyawiji , Kapolsek Kertosono Turun Langsung Pimpin Giat Pengamanan|last=Nganjuk|first=Humas Polres|language=english|access-date=2019-08-07}}</ref>
Awalnya stasiun ini memiliki sembilan jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus, tetapi hanya jalur 1-5 yang sering digunakan. Setelah jalur ganda pada segmen lintas [[Stasiun Jombang|Jombang]]-[[Stasiun Baron|Baron]] resmi dioperasikan per 30 Oktober 2019, sepur lurus diubah menjadi jalur 2 dan 3 berturut-turut untuk arah [[Stasiun Jombang|Jombang]]-[[Stasiun Wonokromo|Surabaya]] dan arah [[Stasiun Madiun|Madiun]]. Simetri tersebut sudah dibongkar serta percabangan [[jalur tunggal]] yang mengarah ke kanan dipindahkan ke dalam area emplasemen stasiun dengan menggunakan jalur 4 sebagai sepur lurusnya. Jembatan eksisting tersebut dibongkar digantikan dengan jembatan jalur ganda kembar yang berukuran lebih besar. Selain itu, sistem persinyalan yang lama (tipe Ansaldo) sudah digantikan dengan sinyal elektrik terbaru produksi [[Len Industri|PT Len Industri]].
Sekitar tahun 2013-2014, PT KAI sempat menerapkan kebijakan bahwa semua KA harus melintas langsung di stasiun ini untuk mensterilkan stasiun dan KA dari [[pengamen]] maupun pedagang asongan,<ref>{{cite web|url=https://news.detik.com/jawatimur/2293739/dilarang-berjualan-pedagang-asongan-ricuh-dengan-petugas-pt-ka|title=Dilarang Berjualan, Pedagang Asongan Ricuh dengan Petugas PT KA|publisher=Detik.com|date=5 Juli 2013|accessdate=24 Juli 2017}}</ref> bahkan pada saat itu [[Kereta api Rapih Dhoho|KA Rapih Dhoho]] harus memutar lokomotif di [[Stasiun Baron]] ataupun [[Stasiun Sukomoro|Sukomoro]] dan rute [[Kereta api Surabaya-Jombang-Kertosono|KRD Kertosono]] diperpendek hingga [[Stasiun Jombang]] saja. Namun, sejak berlakunya Grafik Perjalanan Kereta Api 1 April 2015 dan keadaan stasiun dipastikan telah benar-benar steril, stasiun ini kembali melayani naik dan turun penumpang, terbukti bahwa rute kedua KA tersebut telah dikembalikan seperti semula.▼
▲Sekitar tahun 2013-2014, PT KAI sempat menerapkan kebijakan bahwa semua KA harus melintas langsung di stasiun ini untuk mensterilkan stasiun dan KA dari [[pengamen]] maupun pedagang asongan,<ref>{{cite web|url=https://news.detik.com/jawatimur/2293739/dilarang-berjualan-pedagang-asongan-ricuh-dengan-petugas-pt-ka|title=Dilarang Berjualan, Pedagang Asongan Ricuh dengan Petugas PT KA|publisher=Detik.com|date=5 Juli 2013|accessdate=24 Juli 2017}}</ref> bahkan pada saat itu [[Kereta api Rapih Dhoho|KA Rapih Dhoho]] harus memutar lokomotif di [[Stasiun Baron]] ataupun [[Stasiun Sukomoro|Sukomoro]] dan rute [[Kereta api Surabaya-Jombang-Kertosono|KRD Kertosono]] diperpendek hingga [[Stasiun Jombang]] saja. Namun, sejak berlakunya Grafik Perjalanan Kereta Api 1 April 2015 dan keadaan stasiun dipastikan telah benar-benar steril, stasiun ini kembali melayani naik dan turun penumpang, terbukti bahwa rute kedua KA tersebut telah dikembalikan seperti semula.
== Layanan kereta api ==
Baris 75 ⟶ 78:
* [[Kereta api lokal Kertosono|Ekonomi Lokal/KRD Kertosono]], dari dan tujuan [[Stasiun Surabaya Kota|Surabaya]]
===
* [[Kereta api Logawa|KA Logawa]] tujuan [[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya]] bersambung [[Stasiun Jember|Jember]] (KA 188/189)
* [[Kereta api Rapih Dhoho|KA Dhoho]] tujuan [[Stasiun Surabaya Kota|Surabaya]] (KA 417/426) disusul [[Kereta api Argo Wilis|KA Argo Wilis]] tujuan [[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya]] (KA 6) yang melintas langsung
* [[Kereta api Mutiara Selatan|KA Mutiara Selatan]] tujuan [[Stasiun Bandung|Bandung]] (KA 114/111)
*
* [[Kereta api Pasundan|KA Pasundan Tambahan]] tujuan [[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya]] (KA 7036A) disusul [[Kereta api Sancaka|KA Sancaka]] dengan tujuan sama (KA 86) yang melintas langsung
|