Teko teh Russell: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 16:
Kritikus literatur [[James Wood (kritikus)|James Wood]] mengatakan bahwa kepercayaan kepada Tuhan jauh lebih masuk akal daripada kepercayaan kepada poci keramik, karena Tuhan adalah suatu konsep yang besar dan agung, yang tidak dapat disangkal keberadaannya dengan referensi kepada poci selestial atau penyedot debu, yang tidak memiliki konsep keagungan dan kebesaran yang sama, dan karena Tuhan tidak bisa di[[reifikasi (kesesatan)|reifikasi]], tidak dapat dibendakan.<ref>{{Cite journal|first=James|last=Wood|authorlink=James Wood (critic)|title=The Celestial Teapot|journal=[[The New Republic]]|date=18 December 2006|issue=27|url=http://www.tnr.com/article/the-celestial-teapot|postscript=<!--None-->}}</ref>
 
Filsuf lain, Brian Garvey, berargumen bahwa analogi poci ini gagal digunakan terhadap agama, karena dengan poci ini, orang yang percaya maupun tidak percaya hanya tidak setuju terhadap keberadaan satu benda di alam semesta, dan mungkin memiliki persamaan kepercayaan lain terhadap alam semesta, yang tidak sama halnya dengan perbedaan antara seorang [[theis]] dan [[atheis]].<ref name="garvey"/> Garvey berpendapat bahwa hal ini bukan semata-mata masalah kaum theis mengajukan teori keberadaan sesuatu dan kaum atheis menyangkalnya, namun masing-masing pihak memberikan penjelasan alternatif mengapa seluruh alam semesta ada dan seperti apa adanya:
 
{{quote|Kaum atheis tidak hanya menyangkal keberadaan sesuatu yang diyakini kaum theis, namun kaum atheis juga berpandangan bahwa alam semesta bukan seperti apa adanya karena Tuhan. Alam semesta adalah seperti apa adanya karena sesuatu yang bukan Tuhan, atau tidak ada alasan sama sekali alam semesta tersebut seperti apa adanya.<ref name="garvey"/>}}