'''Pasung Grigis''' adalah mahapatih andalan kerajaan [[Kerajaan Bali]] pada masa pemerintahan [[Śri Astasura Ratna Bumi Banten|Sri Astha Sura Ratna Bumi Banten]] pada [[abad ke-14]] Masehi. Ahli strategi militer yang bertempat tinggal di desa Tengkulak ini adalah mentor dari mahapatih [[Kebo Iwa]]. Ia adalah putra dari Sri Empu Indra Cakru, seorang Mpu yang memiliki pasraman di puncak bukit Gamongan (Lempuyang, sekarang). Ia juga disebutkan cucu dari Raja Masula Masuli dalam sejarah Dalem Gandalangu. Dengan demikian Ki Pasung Grigis dan Sri Asta Sura Bumi Banten masih memiliki hubungan darah, yakni sama-sama prati sentana dari Raja Masula-Masuli.<ref>{{Cite web|url=http://sejarahbabadbali.blogspot.com/2014/01/ki-pasung-grigis.html|title=Ki Pasung Grigis|language=en|access-date=2020-06-16}}</ref>
Setelah kematian Kebo Iwa akibat tipu muslihat mahapatih [[Gajah Mada]], Pasung Grigis memimipin perlawanan kerajaan Bali melawan ekspedisi militer [[Majapahit]] pada tahun 1343. Dalam perang yang berlangung sengit itu, panglima berpusaka keris Ki Padang Lembu ini kemudian tertawan dan akibatnya perlawanan rakyat Bali kemudian melemah dan akhirnya berakhir untuk sementara.