Jurnalisme semu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Agungsn (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh MimihitamBot Tag: Pengembalian |
k bentuk baku |
||
Baris 4:
Jurnalisme semu atau dikenal sebagai ''pseudo journalism'', berasal dari bahasa ''pseudo''<ref>{{Cite web|url=https://www.kbbi.web.id/pseudo-|title=Arti kata pseudo- - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online|last=Setiawan|first=Ebta|website=www.kbbi.web.id|access-date=2018-11-12}}</ref> yang berarti tidak nyata, semu atau dibuat-buat dan jurnalisme yang berarti aktivitas penulisan atau pencarian suatu informasi untuk kemudian disebarluaskan melalui medium tertentu. Jurnalisme semu dapat diartikan sebagai suatu aktivitas atau kegiatan penulisan dan pencarian informasi yang dibuat-buat sehingga menjadi sesuatu yang terlihat seperti aktivitas jurnalistik demi upaya penggiringan opini masyarakat terhadap suatu isu yang diangkat.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/707726542|title=Agama saya adalah jurnalisme|last=Andreas.|first=Harsono,|date=2010|publisher=Penerbit Kanisius|isbn=9789792126990|location=Yogyakarta, Indonesia|oclc=707726542}}</ref>
Jurnalisme semu
== Media arus utama ==
Jurnalisme semu mulai beredar di Indonesia, hal ini dilakukan demi keuntungan politik atau ekonomi. Bhumika Gimire dalam laman media korea berbahasa inggris menjelaskan bahwa, media
Penulisan berita terkait konflik di Afghanistan, Timur tengah tanpa benar-benar berada disana memang tantangan yang sulit sekaligus pilihan yang aman bagi para pekerja media dan perusahaan media. Bisa dibayangkan berapa besar penghematan keuangan yang mampu dilakukan oleh suatu perusahaan media dengan memilih cara penulisan seperti ini. Akan tetapi, hal yang menjadi pertanyaan adalah, apakah informasi tersebut dapat dipercaya dan kredibilitasmya dapat dipertanggung jawabkan.
Seseorang jurnalis
Selain permasalahan terkait ekonomi, jurnalisme semu sudah juga dilakukan oleh media massa untuk menguatkan opini masyarakat demi kepentingan suatu kelompok. Tidak hanya jurnalisme semu dilakukan untuk seolah-olah melakukan kegiatan jurnalistik yang semu terkait permasalahan yang berada di lokasi yang jauh, kepentingan menjadi faktor besar yang mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan, pemilik perusahaan atau pekerja perusahaan. Jurnalis dituntut untuk bebas dalam melakukan pekerjaannya dan dituntut untuk selalu memberikan kebenaran serta keabsahan yang dapat dipertangung jawabkan. Sesuai dengan peran jurnalis sebagai corong demokrasi, sudah menajdi keharusan bagi jurnalis untuk tetap berpegang teguh akan [[kode etik jurnalistik.]]
Kedekatan dengan penguasa atau pemerintahan membuat media
Jurnalisme semu memang suatu momok yang terjadi di dunia jurnalistik, hal ini terjadi karena kemudahannya para pekerja dan pegiat jjurnalistik dalam melakukan penulisan berita, akan tetapi hal ini juga melacurkan fungsi dan kegiatan jurnalis. Karena mereka hanya akan menjadi hamba-hamba media tanpa pernah berpikir mengenai dampak negatif yang mungkin dapat terjadi ketika mereka hanya mengkultuskan keuntungan belaka.
|