Al Washliyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hans Bruno jay (bicara | kontrib)
Noe
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Hans Bruno jay (bicara | kontrib)
Jo
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 41:
 
Al jamiyatul Washliyah, Organisasi yang didirikan di Medan ini memiliki tujuan utama pada saat penjajahan Belanda, yaitu mempersatukan umat yang terpecah belah dengan pandangan yang berbeda. Pada saat itu, bangsa Belanda menggunakan perpecahan dan perbedaan tersebut sebagai strategi untuk terus berkuasa di Indonesia. Segal acara dilakukan oleh bangsa Belanda untuk terus mengadu domba masyarakat Indonesia supaya rakyat tetap terpecah belah. Penjajah Belanda khawatir akan kemampuan rakyat Indonesia untuk melawan jika mereka bersatu.
Upaya perpecah belahan itu meresap hingga ke sendi-sendi agama Islam. Umat Islam pada saat itu terpecah karena perbedaan pandangan dalam hal ibadah dan cabang dari agama. Kondisinya terus memburuk hingga umat Islam terbelah menjadi dua kubu, yaitu kaum tua dan kaum muda. Dengan adanya perselisihan ini, kalangan umat Islam di Medan, para pelajar dan cendikiawan yang belajar di Maktab Islamiyah kini bernama Maktab Tapanuli DiwikayahDiwilayah Kedatukan Kesawan Medan yang merupakan limpah Karunia dari kesultanan Deli yaitu '''Sultan Amaluddin Sani Perkasa Alamsyah'''(1924-1945) raja [[Kesultanan Deli]] ke-10.
 
Para cendikiawan berusaha untuk mempersatukan kembali umat Islam yang terpecah belah.