Kedisan, Tegallalang, Gianyar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib) k update dan merapikan |
Angayubagia (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 18:
|KK = 1.087 KK<ref name="BPS Tegallalang 2017"/>
|APBDesa =
|situs web = https://kedisan.desa.id/
}}
'''Desa Kedisan''' adalah salah satu desa di [[Tegallalang, Gianyar|kecamatan Tegallalang]], [[Kabupaten Gianyar]], provinsi [[Bali]], [[Indonesia]].<ref name="Permendagri-137-2017">{{cite web|url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017 |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 3 Oktober 2019}}</ref>
==Sejarah desa==
Desa Kedisan berdiri sekitar tahun 808 M. Pada masa itu, bertahta seorang raja yang pusat pemerintahannya berada di pinggir selatan danau Batur. Nama raja itu ''I Langlang Tanda Patih''. Sang raja dibantu oleh 2 juru perang yang tangguh yaitu ''I Guna'' dan ''I Gana''. Begitu raja menempati wilayah ini, bersama juru perang dan pengiringnya, ia merombak hutan yang ada di sekitar pinggiran selatan Danau Batur untuk memperluas daerah pemerintahannya.
Diantara sekian banyak pohon yang ditebang, terdapat pohon Cempaka Putih yang tidak ditebang dan dibiarkan begitu saja, karena pohon itu mempunyai kelainan, dimana batang, daun sampai pucuknya berwarna putih. Pohon cempaka ini selalu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna putih yang lebat sekali. Diatas pohon ini, bertengger seekor ''Burung Manuk Ulun'' yang oleh raja di beri nama ''Desa Manuk Tunggal''.
Pemerintahan Raja ''I Langlamg Tanda Patih'' semakin hari semakin lebar dan mendirikan beberapa pura persembahyangan. Pada tahun 1117 Masehi, memerintahlah seorang Raja Kediri dengan Bala Tentaranya, karena ada pergantian pemerintahan maka ''I Sri Budi dari Buahan'' dan ''I Sri Budi Sara'' dari Abang meminta agar pemerintahan itu tidak berpusat lagi di Desa Manuk Tunggal. Permintaan itu dikabulkan oleh ''Sri Jayaraya''. Mulai saat itu, pusat pemerintahan Manuk Tunggal diganti menjadi ''Desa Kedisan''.<ref>{{Cite web|url= https://kedisan.desa.id/index.php/first/artikel/99 |title= Sejarah Desa |website=Desa Kedisan |access-date=2019-12-12}}</ref>
==Demografi==
|