Kedisan, Tegallalang, Gianyar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Angayubagia (bicara | kontrib)
Baris 24:
 
==Sejarah desa==
Desa Kedisan berdiri sekitar tahun 808 MMasehi. Pada masa itu, bertahta seorang raja yang pusat pemerintahannya berada di pinggir selatan danau Batur. Nama raja itu ''I Langlang Tanda Patih''. Sang raja dibantu oleh 2 juru perang yang tangguh yaitu ''I Guna'' dan ''I Gana''. Begitu raja menempati wilayah ini, bersama juru perang dan pengiringnya, ia merombak hutan yang ada di sekitar pinggiran selatan Danau Batur untuk memperluas daerah pemerintahannya.
 
Diantara sekian banyak pohon yang ditebang, terdapat pohon Cempaka Putih yang tidak ditebang dan dibiarkan begitu saja, karena pohon itu mempunyai kelainan, dimana batang, daun sampai pucuknya berwarna putih. Pohon cempaka ini selalu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna putih yang lebat sekali. Diatas pohon ini, bertengger seekor ''Burung Manuk Ulun'' yang oleh raja di beri nama ''Desa Manuk Tunggal''. Pemerintahan Raja ''I Langlang Tanda Patih'' semakin hari semakin lebar dan mendirikan beberapa pura persembahyangan.
 
Pemerintahan Raja ''I Langlamg Tanda Patih'' semakin hari semakin lebar dan mendirikan beberapa pura persembahyangan. Pada tahun 1117 Masehi, memerintahlahBali seorangdiperintah Raja[[Kerajaan KediriKadiri]]. dengan Bala Tentaranya, karenaKarena ada pergantian pemerintahan maka, ''I Sri Budi'' dari Buahan'' dan ''I Sri Budi Sara'' dari Abang meminta agar pemerintahan itu tidak berpusat lagi di Desa Manuk Tunggal. Permintaan itu dikabulkan oleh ''Sri Jayaraya''. Mulai saat itu, pusat pemerintahan Manuk Tunggal diganti menjadi ''Desa Kedisan''.<ref>{{Cite web|url= https://kedisan.desa.id/index.php/first/artikel/99 |title= Sejarah Desa |website=Desa Kedisan |access-date=2019-12-12}}</ref>
 
==Demografi==