Borobudur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 187:
=== Konsep rancang bangun ===
Pada hakikatnya Borobudur adalah sebuah [[stupa]] yang bila dilihat dari atas membentuk pola [[Mandala]] besar. Mandala adalah pola rumit yang tersusun atas bujursangkar dan lingkaran konsentris yang melambangkan [[kosmos]] atau alam semesta yang lazim ditemukan dalam Buddha aliran Wajrayana-Mahayana. Sepuluh pelataran yang dimiliki Borobudur menggambarkan secara jelas filsafat mazhab [[Mahayana]] yang secara bersamaan menggambarkan [[kosmologi]] yaitu konsep alam semesta, sekaligus tingkatan alam pikiran dalam ajaran Buddha.<ref>{{cite conference|author=A. Wayman| title=Reflections on the Theory of Barabudur as a Mandala| booktitle=Barabudu History and Significance of a Buddhist Monument| publisher=Asian Humanities Press| location=Berkeley| year=1981}}</ref> Bagaikan sebuah kitab, Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan [[Bodhisattva]] yang harus dilalui untuk mencapai [[penerangan sempurna|kesempurnaan]] menjadi Buddha. Dasar denah bujur sangkar berukuran {{convert|123|m|ft}} pada tiap sisinya. Bangunan ini memiliki sembilan teras, enam teras terbawah berbentuk bujur sangkar dan tiga teras teratas berbentuk lingkaran. Stupa digunakan sebagai pelindung patung Budha.
Pada tahun 1885, secara tidak disengaja ditemukan struktur tersembunyi di kaki Borobudur.<ref name="kompas"/> Kaki tersembunyi ini terdapat relief yang 160 di antaranya adalah berkisah tentang ''Karmawibhangga''. Pada relief panel ini terdapat ukiran aksara yang merupakan petunjuk bagi pengukir untuk membuat adegan dalam gambar relief.<ref name="p18">Soekmono (1976), halaman 18.</ref> Kaki asli ini tertutup oleh penambahan struktur batu yang membentuk pelataran yang cukup luas, fungsi sesungguhnya masih menjadi misteri. Awalnya diduga bahwa penambahan kaki ini untuk mencegah kelongsoran monumen.<ref name="p18" /> Teori lain mengajukan bahwa penambahan kaki ini disebabkan kesalahan perancangan kaki asli, dan tidak sesuai dengan [[Wastu Sastra]], kitab India mengenai arsitektur dan tata kota.<ref name="kompas" /> Apapun alasan penambahan kaki ini, penambahan dan pembuatan kaki tambahan ini dilakukan dengan teliti dengan mempertimbangkan alasan keagamaan, estetik, dan teknis.
|