Maulid Adat Bayan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Iynmt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Iynmt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 17:
Malam hari diisi dengan kegiatan '''''Ngegelat''''' yakni mendandani ruangan Masjid Kuno dengan simbol sarat makna sembari pemain gamelan memasuki halaman Masjid Kuno Bayan. Acara dimulai dengan bertarungnya dua warga pria menggunakan rotan ('''''Temetian''''') sebagai alat pemukul dan perisai berbahan kulit sapi. Pemainan ini disebut Presean yang biasanya dimainkan oleh '''''Pepadu''''' (orang yang handal), namun pada acara Mulud Adat siapapun dipersilahkan / warga yang bernadzar untuk bertarung pada Mulud Adat. Setelah permainan selesai kedua pemain harus meminta maaf kepada satu sama lain. Prosesi dilanjutkan dengan '''''Berugag Agung''''' atau ajang diskusi, cerita, wacana terkait segala hal.
 
Pada hari kedua atau 15 Rabi'ul Awal, perempuan adat memulai kegiatan Menampiq Beras yakni membersihkan beras yang telah di Tutu lalu dilanjutkan dengan '''''Misoq Beras''''' (mencuci beras) dengan iring-iringan. Prosesi selanjutnya yakni menuju sebuah mata air '''''Lokoq Masan Segah'''''. Persyaratan bagi para pencuci beras ialah perempuan yang sedang suci / tidak haid. Berbicara, menoleh, memotong jalan barisan merupakan pantangan sepanjang jalan. Setelah beras dimasak, hidangan di tata di atas '''''Ancaq''''' atau sebuah tempat, prosesi ini disebut '''''Mengageq'''''.
<ref name=":1" /><ref name=":2" />
 
Sore harinya, pemuda Adat atau '''''Praja Mulud''''' yang telah di dandani menyerupai dua pasang pengantin diiringi bersama-sama dari rumah '''''Pembekel Beleq Bat Orong''''' (Pemangku adat dari Bayan Barat) menuju Masjid Kuno dengan membawa sajian. Prosesi ini menggambarkan perkawinan langit dan bumi, Adam dan Hawa yang tersimbolkan oleh pasangan pengantin. Setelah tiba di masjid, pemuka agama memimpin do'a dan dilanjutkan dengan makan bersama yang tidak lain merupakan rasa syukur masyarakat Adat Sasak Bayan kepada para ulama dan sebagai puncak acara perayaan kelahiran Nabi Muhammad S.A.W.<ref name=":1" /><ref name=":2" />
 
== Nilai Sosial ==