Soeharto: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ratih Maharani (bicara | kontrib)
Penambahan pranala, tambahan informasi soal gugatan atas Majalah Time dan Referensi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Naik ke kekuasaan: Ganti dengan foto yang benar.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 158:
{{PemimpinIndonesia}}
{{utama|Gerakan 30 September}}
[[Berkas:SuhartoJenderal TNI Soeharto.jpgpng|jmpl|Pasca terjadinya Peristiwa [[G30S]], Mayjen TNI Soeharto mulai masuk ke dalam kabinet. Pada [[14 Oktober]] 1965, ia ditunjuk oleh [[Soekarno|Presiden Soekarno]] untuk menjabat sebagai [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat|Menteri Panglima Angkatan Darat]].|pra=Special:FilePath/Suharto_141065.jpg]]
 
Pada pagi hari [[1 Oktober]] 1965, beberapa pasukan pengawal Kepresidenan, [[Cakrabirawa|Tjakrabirawa]] di bawah Letnan Kolonel [[Untung Syamsuri]] bersama pasukan lain menculik dan membunuh enam orang jenderal. Pada peristiwa itu Jenderal [[A.H. Nasution]] yang menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Hankam dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata berhasil lolos. Satu yang terselamatkan, yang tidak menjadi target dari percobaan kudeta adalah Mayor Jenderal Soeharto. Mayor Jenderal Soeharto tidak masuk target Gerakan 30 September 1965 atau [[Gerakan 30 September|G-30-S]] PKI karena dia bukan termasuk Jenderal yang dimintai pertimbangan permintaan PKI untuk mempersenjatai angkatan ke-5<ref>{{Cite web|url=https://news.okezone.com/read/2016/06/01/337/1403718/ini-alasan-pki-tak-incar-soeharto-di-peristiwa-1965|title=Ini Alasan PKI Tak Incar Soeharto di Peristiwa 1965 : Okezone News|last=Okezone|website=https://news.okezone.com/|language=id-ID|access-date=2019-07-17}}</ref>. Beberapa sumber mengatakan, Pasukan Tjakrabirawa yang terlibat itu menyatakan bahwa mereka mencoba menghentikan kudeta militer yang didukung oleh [[CIA]] yang direncanakan untuk menyingkirkan Presiden Soekarno dari kekuasaan pada "Hari ABRI", 5 Oktober 1965 oleh badan militer yang lebih dikenal sebagai Dewan Jenderal.