Perang Saudara Islam IV: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k HaEr48 memindahkan halaman Perang saudara Islam keempat ke Perang Saudara Islam IV: konsisten dengan Perang Saudara Islam I, II, dst, dan lebih singkat |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 8:
|combatant2=Pasukan [[Al-Ma'mun]] ([[Khorasan]])
|combatant3=Penguasa lokal & pemimpin pemberontak
|commander1=[[Al-Amin]]{{KIA}}<br/>[[Ali bin Isa bin Mahan|Ali bin Isa]]{{KIA}}<br/>[[
|commander2=[[Al-Ma'mun]]<br/>[[
|commander3=[[
|campaignbox={{Campaignbox Civil Wars of the Early Caliphates}}
}}
'''Perang saudara Islam keempat''' atau '''Fitnah Keempat''' atau '''Perang Saudara Abbasiyah Besar'''<ref name="Kennedy147">Kennedy (2004), hlm. 147.</ref> adalah sebuah [[perang saudara]] yang dihasilkan dari konflik antara anak-anak [[Harun Ar-Rasyid]] yakni [[Al-Amin]] dan [[Al-Ma'mun]] yang memperebutkan takhta [[Kekhalifahan Abbasiyah]]. Ayah mereka, Khalifah Harun Ar-Rasyid, telah menunjuk Al-Amin sebagai penerus takhta pertama, tetapi juga menyebut [[Al-Ma'mun]] sebagai penerus yang kedua, di mana wilayah [[Khorasan]] diberikan kepadanya sebagai sebuah [[apanase]]. Kemudian putra ketiga Harun, [[Al-Qasim bin Harun Ar-Rasyid|Al-Qasim]], juga ditunjuk sebagai penerus takhta di urutan ketiga. Setelah Harun mangkat pada tahun 809, Al-Amin menggantikannya dan berkedudukan di [[Baghdad]]. Al-Amin kemudian mulai mencoba menumbangkan status otonom Khorasan, dan Al-Qasim dengan cepat dikesampingkan. Sebagai tanggapan, Al-Ma'mun akhirnya mencari dukungan para elite provinsi Khorasan dan membuat gerakan untuk menegaskan status otonomnya. Ketika terjadi keretakan di antara mereka berdua, Al-Amin mendeklarasikan putranya sendiri Musa sebagai pewaris takhta dan mulai mengumpulkan pasukan. Pada tahun 811, pasukan Al-Amin bergerak melawan Khorasan, tetapi jenderal kepercayaan Al-Ma'mun, [[
Al-Ma'mun memilih untuk tetap tinggal di Khorasan daripada datang ke ibu kota di Baghdad. Sebagai akibat dari perang saudara kekosongan kekuasaan mulai tumbuh di provinsi-provinsi kekhalifahan, dan beberapa penguasa lokal bermunculan di [[Mesopotamia Hulu|Jazira]], [[Bilad al-Sham|Suriah]] dan [[Mesir pada Abad Pertengahan|Mesir]]. Selain itu, kebijakan Al-Ma'mun yang cenderung pro-Khorasan dan dukungan Al-Ma'mun atas suksesi [[Alawiyin]] dalam pribadi [[Ali ar-Ridha]], semakin mengasingkan dan memarjinalisasi kaum-kaum elite Baghdad tradisional. Akibatnya, paman Al-Ma'mun, [[Ibrahim bin Al-Mahdi|Ibrahim]] diproklamasikan sebagai Khalifah saingan di Baghdad pada tahun 817, memaksa Al-Ma'mun untuk campur tangan secara pribadi. Ketua menteri kepercayaan Al-Ma'mun, [[Al-Fadl bin Sahl]] dibunuh atas perintahnya untuk mengurangi pengaruh kekuasaan dari diri Al-Fadl dan Al-Ma'mun akhirnya meninggalkan Khorasan untuk menuju Baghdad pada tahun 819. Tahun-tahun berikutnya, Al Ma'mun mulai melakukan konsolidasi kekuasaan dan penggabungan kembali provinsi-provinsi barat untuk melawan pemberontak lokal, proses itu tidak selesai hingga tercapainya perdamaian di Mesir pada tahun 827. Beberapa pemberontakan lokal, bagaimanapun masih saja terjadi terutama dari orang-orang [[Khurramiyah]] yang terjadi hingga berlarut-larut sampai dekade 830-an.
|