Tadashi Maeda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 36:
}}
 
'''[[Laksamana]] Muda Maeda Tadashi''' ({{lahirmati|[[Kagoshima]], [[Jepang]]|3|3|1898||13|12|1977}}) adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut [[Kekaisaran Jepang]] di [[Hindia Belanda]] pada masa [[Perang Pasifik]]. Selama pendudukan Indonesia di bawah Jepang, ia menjabat sebagai Kepala Penghubung [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang|Angkatan Laut]] dan [[Angkatan Darat Kekaisaran Jepang|Angkatan Darat Tentara Kekaisaran Jepang]].
 
Laksamana Muda Maeda memiliki peran yang cukup penting dalam [[kemerdekaan Indonesia]] dengan mempersilakan kediamannya yang berada di Jl. Imam Bonjol, No.1, [[Jakarta Pusat]] sebagai tempat penyusunan naskah [[proklamasi]] oleh [[Soekarno]], [[Mohammad Hatta]] dan [[Achmad Soebardjo]], ditambah sang juru ketik [[Sayuti Melik]].
Baris 42:
== Perumusan Naskah Proklamasi ==
 
Setelah Jepang dibom atom [[Sekutu]] pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, Kekalahan Jepang semakin dekat. Hal ini membangkitkan semangat pemuda Indonesia untuk segera mencapai kemerdekaan. Pada tanggal 12 Agustus 1945, tiga tokoh Indonesia yakni [[Soekarno]], [[Mohammad Hatta]], dan [[Radjiman Wedyodiningrat]] dipanggil oleh Panglima Tertinggi Jepang di [[Asia Tenggara]], Marsekal [[Terauchi]] di markas besarnya di Dalat (sekarang [[Ho Chi Minh]] ) di [[Vietnam]]. Dalam pertemuan itu, Terauchi berjanji akan memberi bangsa Indonesia kemerdekaan pada tanggal 24 Agustus 1945.
 
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Radio Asia Raya mengumumkan kekalahan Jepang. Kaisar Jepang, [[Hirohito]] menyerah kepada Sekutu. Berita ini kemudian tersebar luas di seluruh kalangan pemuda dan rakyat Indonesia. Mereka ingin pelaksanaan kemerdekaan dilakukan secepat mungkin. Mereka itulah yang termasuk golongan muda. Tetapi disisi lain, golongan tua ingin agar kemerdekaan dilaksanakan sesuai janji Jepang agar menghindari adanya pertumpahan darah.