Jabodetabekjur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 116.206.9.38 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bagas Chrisara Tag: Pengembalian |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 13:
| kodearea = +62 21
}}
'''Jabodetabekpunjur'''<ref>http://perkotaan.bpiw.pu.go.id/n/metropolitan/3</ref><ref>http://tataruang.atr-bpn.go.id/Bulletin/index.asp?mod=_fullart&idart=110</ref><ref>http://sitarunas.atrbpn.go.id/index.asp?m=RTR-KSN&n=Substansi-RTR-KSN&id=9</ref> ([[Jakarta]], [[Bogor]], [[Depok]], [[Tangerang]], [[Bekasi]], [[Puncak, Bogor|Puncak]], dan [[Cianjur]]) adalah sebuah akronim dari '''Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi-Puncak-Cianjur''' atau disebut juga '''Jakarta Raya''', '''Kawasan Metropolitan Jakarta''' atau '''Wilayah Metropolitan Jakarta''', yaitu sebuah wilayah metropolitan Jakarta. Sebelum dibentuknya [[Kota Depok]] sebagai pemekaran dari [[Kabupaten Bogor]], akronimnya adalah '''Jabotabek''' ([[Jakarta]], [[Bogor]], [[Tangerang]], dan [[Bekasi]]) adalah sebuah akronim dari Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi.
== Definisi ==
Baris 35:
== Demografi ==
Dari seluruh penghuninya diperkirakan sebesar 9,9 juta orang tinggal di [[Jakarta]], 4,5 juta orang di [[Bekasi]], 5,8 juta orang di [[Tangerang]], 5,8 juta orang di [[Bogor]], dan 6,7 juta orang di [[Depok]]. Populasi ini meningkat setiap tahunnya dikarenakan besarnya [[urbanisasi]] dari seluruh wilayah Indonesia.
Pemerintah Indonesia memproyeksikan bahwa populasi Jabodetabekpunjur akan mencapai 40 juta orang pada tahun [[2016]]. Menurut statistik tersebut, [[Jakarta]] akan memiliki 18 juta orang dan daerah-daerah penyangganya memiliki 25 juta orang.
{| class="wikitable" style="text-align:right"
!Pembagian Administratif
!Wilayah (km²)
!Populasi (
!Penduduk (/km²)
|-
Baris 113:
Sejak tahun 1977, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan bahwa wilayah Bodetabek sebagai wilayah penyangga kota Jakarta. Hal ini disebabkan karena terlalu padatnya kota Jakarta untuk menampung semua aktivitas pemerintahan, perdagangan, dan industri. Berdasarkan hal tersebut pemerintah mulai mengatur pembangunan dan peruntukan wilayah di Jabotabek. Untuk aktivitas pemerintahan, tetap dikonsentrasikan di wilayah Jakarta Pusat. Pada tahun 1995, Presiden [[Soeharto]] pernah berencana untuk memindahkan pusat pemerintahan negara ke daerah Jonggol{{fact}} di kabupaten Bogor. Tetapi ide tersebut tidak dapat terlaksana dikarenakan krisis keuangan yang melanda Indonesia pada tahun 1997.
Untuk industri, pengembangan dikonsentrasikan di kawasan Cibitung dan Cikarang (
== Referensi ==
|