Get Married the Series 2: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
MhdMuh (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 51:
Get Married The Series 2 berkisah tentang persahabatan, pencarian jati diri, perbedaan kelas, dan musik rock, yang mengambil setting penduduk di metropolitan Jakarta, di mana kehidupan yang sangat kontras terlihat amat jelas antara perkampungan kumuh dan bangunan beton super blok yang mewah. Serial ini ingin menggambarkan betapa penting dan kuatnya arti persahabatan dalam menghadapi pergaulan remaja masa kini.
 
Tidak dimungkiri setiap remaja selalu ingin eksis, dan perkembangan teknologi menjadi salah satu ajang eksis mereka. Di mana pun kita bisa melihat aakanak-anak SMA tidak pernah lepas dari smartphone. Nyaris setiap saat meng-udpdate foto narsis dan juga status yang diunggah ke sosial media. Itu semua mereka lakukan demi pengakuan dari komunitas di dunia maya.
 
Gaya remaja itu pula yang kini melanda Maemunah, Benny, Guntoro, dan Eman. Namun keempat remaja yang tengah mencari jati diri ini memilih cara yang berbeda untuk eksis. Buat mereka, eksis itu adalah ketika berkumpul dengan sahabat dan keluarga. Eksis itu adalah ketika menikmati kebersamaan sambil mendengarkan lagu Slank, band rock favorit mereka di pos hansip di perkampungan kumuh yang berseberangan dengan wilayah elite.
 
Meskipun demukiandemikian, mereka bahagia dengan aktivitas tersebut. Hingga suatu saat mereka menghadapi perselisihan dengan anak-anak dari Sekolah Liberty, sekolah anak-anak orang kaya yang menganggap orang-orang seperti Mae dan teman-temannya sebagai sampah masyarakat.
 
Berawal ketika Mae dkk berniat memisahkan tawuran antara pelajar SMA 48 dengan SMA Liberty. Lantaran kedua belah pihak tidak mau dipisahkan, Mae terpaksa menantang Tommy, pentolan kelas tiga SMA Liberty, yang juga ketua Geng Thunder, untuk berkelahi satu lawan satu. Tapi yang terjadi, Tommy malah menghina Mae dan keluarganya sebagai sampah masyarakat.