Perang Pacirebonan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 85:
=== Banten bersiap perang ===
 
Pada laporannya, setelah utusan [[kesultanan Banten]] yaitu Astranaya yang dikirim ke Mataram pulang, Astranaya melaporkan bahwa situasi di Mataram mencekam, Astranaya yang oleh [[kesultanan Banten]] biasa diutus ke ''Keling'' (India), Palembang, Jambi, Bali, Aceh, Johor dan Makassar menuturkan jika selama di Mataram dia diawasi sehingga membuatnya harus selalu waspada siang dan malam, bagi Astranaya, dia belum pernah melihat tingkah laku orang sebagaimana orang Mataram yang selama dalam perjalanannya semua serba tersamarkan. Astranaya berpendapat bahwa Mataram akan menyerang [[kesultanan Banten]], dari keterangan Astranaya, Sultan Banten pada waktu itu yaitu Sultan Abu al Mufakir Abdul Kadir memerintahkan untuk membuat kapal besar, Pangeran Abu al Maali (ayah Pangeran Surya yang kelak menjadi Sultan Ageng Tirtayasa) membantu pengerjaan tersebut dengan membuat kapal besar yang sangat indah dengan ahli pembuatnya yang bernama Kyai Putu Jamil (nama yang biasa disebutkan Werektinata (seorang pejabat kesultanan)) sementara Pangeran Surya membantu dalam pembuatan kapal besar bergaya China atau yang biasa disebut Wangkang dengan ahli pembuatnya yang bernama Wangkoh, kedua kapal besar tersebut selesai dibuat dan diujicoba pada 1571 saka sesuai dengan sangkala ''iku nunggang tah jurit''<ref name=titik2/> atau sekitar tahun 1649 m.<ref name=yuyun>Juariyah, Yuyun. 2016. Jurnal al-Tsaqafa : Menelusuri Jejak Islamisasi Tatar Sunda Melalui Naskah Kuno. [[Bandung]] : Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Jati</ref>
 
=== Meninggalnya Abu al Ma'ali Ahmad dan naiknya pangeran Surya ===