Danau Mawang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Oemar Sabri (bicara | kontrib)
Artikel baru
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
Oemar Sabri (bicara | kontrib)
tambah pranala
Baris 1:
'''Danau Mawang''' merupakan sebuah danau alami yang berada di [[Kabupaten Gowa|Gowa]], Secara administratif Danau Mawang terletak di wilayah Kelurahan Borongloe Kecamatan Somba Opu dengan luas danau +2,99 km² ditambah daratan sepanjang tepian danau yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau antara 50 – 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat sehingga total luas kawasan adalah +12,4 km². <ref name=":0">{{Cite web|url=http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6938/1/Saiful%20Hasan.pdf|title=Penataan Kawasan Danau Mawang Kelurahan Mawang Kecamatan Somba Opu Dengan Konsep Ekominawisata|last=Hasan|first=Saiful|date=2017|website=http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6938/1/Saiful%20Hasan.pdf|access-date=12 Januari 2020}}</ref>. Danau Mawang memiliki arti yaitu “Danau Terapung”,
 
Di sisi selatan Danau Mawang terdapat tanggul yang biasanya menjadi tempat strategis bagi Anda untuk menikmati sunset dan sunrise. Di kawasan Danau Mawang pada sore hari dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk memancing. Sekitar danau ini pun cukup sejuk karena dipinggirnya terdapat pohon-pohon yang rindang. Untuk menemukan Danau mawang anda bisa melewati [[jalan poros Hertasning]], sebelum kampus [[Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar|UIN Alauddin]] belok kanan ke [[jalan Maccanda]] kemudian susuri hingga mendapatkan pertigaan dan belok kiri, Danau Mawang pun bisa diakses dari [[Sungguminasa, Somba Opu, Gowa|Sungguminasa]] kemudian menelusuri [[jalan poros Malino]], setelah melewati lapangan [[Pabrik Kertas Gowa]] (PKG) belok kanan, setelah menemukan pertigaan jalan belok kanan. Tidak lama anda akan menemukan keindahan Danau Mawang.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://ksmtour.com/informasi/tempat-wisata/sulawesi-selatan/danau-mawang-sajian-eksotisme-danau-di-sulawesi-selatan.html|title=Danau Mawang Sajian Eksotisme Danau di Sulawesi Selatan|last=Hamson|first=ZulkarnaIn|date=2005|website=Danau Mawang Sajian Eksotisme Danau di Sulawesi Selatan|access-date=12 Januari 2020}}</ref> Selain sebagai objek wisata, juga tempat pemeliharaan ikan mas dan nila. Danau tersebut dulunya merupakan objek wisata yang amat menarik, karena selain pemandangannya yang indah, juga sering diadakan lomba perahu dayung maupun pertunjukan lainnya.<ref name=":2">{{Cite book|title=Sejarah dan Budaya Lokal|last=Nasruddin|first=|publisher=Gunadarma Ilmu|year=2016|isbn=978-602-1347-45-4|location=Jakarta Pusat|pages=|url-status=live}}</ref> Danau Mawang juga merupakan tempat budidaya ikan air tawar terbesar di [[Kecamatan Somba Opu]] sehingga jangan heran ketika melihat banyak nelayan dengan perahu bambu rakitan berlayar di tengah-tengah danau menangkap ikan. Dan sebagai fasilitas penunjangnya Danau Mawang juga memiliki sebuah taman rekreasi yang hijau yaitu Taman Mawang yang letaknya tidak jauh dari pintu masuk di sebelah selatan Danau Mawang.<ref name=":1" />
 
== Keadaan Geografis ==
Baris 51:
Saat kerbau itu berkubang, banyak kerbau yang tak ingin melanjutkan perjalanan menuju Tanrara. Kerbau-kerbau itu istirahat sambil berkubangan di telaga itu dan membuat sebagian kerbau itu membangkang dan tak mau melanjutkan perjalanan ke Tanrara. I Tambak Laulung marah atas pembangkangan itu, kemudian menunduk kerbau yang membangkan itu. Banyak kerbau yang mati di telaga itu dan bangkainya terapung di atas telaga yang luas itu. Itulah sebabnya danau tersebut dinamakan “Danau Mawang” (Mawang artinya terapung). Setelah itu I Tambak Laulung dan pengikutnya yang setia menuju Tanrara. Sampai di Tanrara, I Tambak Laulung disambut hangat oleh Panre dan masyarakat Tanrara dan karena banyaknya kerbau, Panre lalu membagi-bagikan kerbau itu pada warganya.
 
Tak lama kemudian, datanglah seekor kerbau sakti dari Bone menemui I Tambak Laulung. Kemudian kerbau sakti itu masing-masing ingin menguji kesaktiannya itu. Begitu bertemu, pertengkaran tak terelakkan, akhirnya kedua kerbau sakti itu adu tanduk selama 7 hari 7 malam. Karena lelah, akhirnya kerbau dari Bone itu tertusuk tanduk Tambak Laulung yang membuat ia mati. Begitu pula I Tambak Laulung menderita luka parah, dan tak lama kemudian mati saat perjalanan pulang di telaga tempat dia menanduk para pengikutnya yang membangkang. Setelah beberapa saat Tambak Laulung tewas, muncullah banyak kembang indah yang mengapungdan orang setempat menyebutnya tonjong (bunga teratai).<ref name=":2" />
 
== Referensi ==