Randai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 2404:C0:2821:880D:FEF4:CE2C:3AAE:BA13) dan mengembalikan revisi 16122860 oleh NawanPangestu95
Saripah NuRA17 (bicara | kontrib)
Memperbaiki typo
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 8:
Cerita randai biasanya diambil dari kenyataan hidup yang ada di tengah masyarakat. Fungsi Randai sendiri adalah sebagai seni pertunjukan hiburan yang didalamnya juga disampaikan pesan dan nasihat. Semua gerakan randai dituntun oleh aba-aba salah seorang di antaranya, yang disebut dengan ''janang''<ref>ukm.itb.ac.id [http://ukm.itb.ac.id/adat-budaya/aneka-permainan-dan-kesenian-anak-nagari-di-minangkabau/ Aneka Permainan dan Kesenian Anak Nagari di Minangkabau]. Diakses pada 22 September 2011</ref>.
 
Randai dalam sejarah Minangkabau memiliki sejarah yang lumayan panjang. Konon kabarnya ia sempat dimainkan oleh masyarakat [[Pariangan, Tanah Datar]] ketika mesyarakatmasyarakat tersebut berhasil menangkap [[rusa]] yang keluar dari laut. Randai dalam masyarakat Minangkabau adalah suatu [[kesenian]] yang dimainkan oleh beberapa orang dalam artian berkelompok atau beregu, di mana dalam Randai ini ada cerita yang dibawakan, seperti cerita ''Cindua Mato'', ''Malin Deman'', ''Anggun Nan Tongga'', dan cerita rakyat lainnya. Randai ini bertujuan untuk menghibur masyarakat yang biasanya diadakan pada saat pesta rakyat atau pada hari raya [[Idul Fitri]].
Randai pada saat sekarang digunakan dalam acara adat atau pesta Rakyat yang dapat menghibur Dan, melepas penat Dari pekerjaan dan. Dan berkumpul dengan keluarga. Randai pun bisa sertadijadikan menyaksikambahan pertunjukan randai oleh anak Nagari
Pada awalnya Randai adalah media untuk menyampaikan ''[[kaba]]'' atau [[cerita rakyat]] melalui [[gurindam]] atau [[syair]] yang didendangkan dan ''galombang'' (tari) yang bersumber dari gerakan-gerakan [[silat Minangkabau]]. Namun dalam perkembangannya, Randai mengadopsi gaya penokohan dan dialog dalam sandiwara-sandiwara, seperti kelompok Dardanela.