Stasiun Banda Aceh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k Replace {{s-line}} with {{adjacent stations}}, replaced: {{s-rail-start}} {{s-rail|title=KAI}} {{s-line|system=KAI|previous=Ulee Lheue|line=Ulee Lheue–Pangkalan Susu|notemid=eks-Atjeh Tram|next=Lambaro}} {{s-end}} → using AWB
Baris 13:
|operator=[[Divisi Regional I Sumatra Utara dan Aceh]]
|class=Besar tipe A
|letak=km 4+238 lintas ''[[Stasiun Ulee Lheue|Ulee Lheue]]–[[Stasiun–Banda Banda Aceh|Banda Aceh]]–Aceh–[[Stasiun Sigli|Sigli]]–[[Stasiun Langsa|Langsa]]–[[Stasiun Pangkalan Susu|Pangkalan Susu]]''
|nomor=8100
|close=[[1976]]<ref>{{cite newspaper|title=Melacak Sisa Rel di Banda Aceh|newspaper=Kompas|date=1 September 2016}}</ref>
Baris 23:
Dalam sejarahnya, penataan ruang Banda Aceh dimaksudkan untuk kepentingan perang. Oleh karena itu, di Banda Aceh dibangun sejumlah fasilitas seperti kantor pemerintahan, alun-alun, [[kantor pos]], serta stasiun kereta api. Stasiun ini dibuka oleh Atjeh Spoor (divisi dari [[KNIL]]) dan dioperasikan oleh [[Atjeh Tram]] (kelak menjadi divisi dari [[Staatsspoorwegen]] yaitu Atjeh Staatsspoorwegen (ASS)) pada tanggal 12 November 1876 sebagai bagian dari pembangunan jalur kereta api dari pelabuhan [[Ulee Lheue, Meuraksa, Banda Aceh|Oelëe Lheuë]] ke [[Koetta-Radja]]. Tahun 1885, jalurnya diperpanjang lagi ke Lambaro.<ref name="verslag">{{cite book|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932|author=Staatsspoorwegen|publisher=Burgerlijke Openbare Werken|year=1921-1932|place=Batavia}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/45463564|title=Sejarah Kotamadya Banda Aceh|last=Rusdi.|first=Sufi,|last2=(Indonesia)|first2=Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh|date=1996/1997 [i.e. 1997]|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh|isbn=9799531217|location=[Banda Aceh]|oclc=45463564}}</ref><ref>{{Cite book|title=Sejarah Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh|last=Ibrahim|first=M.|last2=Arifin|first2=M.|last3=Sulaiman|first3=N.|last4=Sufi|first4=R.|last5=Ahmad|first5=Z.|last6=Ambary|first6=H.M.|last7=Alfian|first7=T.I.|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud RI|year=1991|isbn=|location=Jakarta|pages=}}</ref>
 
Berbeda dengan divisi lainnya dari SS, AT/ASS mengusung lebar sepur 750 &nbsp;mm karena diklaim lebih murah dan tidak memakan banyak tanah. Hambatan yang terjadi terkait pengembangan kereta api di Aceh adalah adanya feodalisme politik Islam yang masih kuat di Aceh. Akibatnya, terjadi [[perang Aceh|perang]] melawan kolonialisme Belanda yang berkecamuk pada tahun 1873 hingga 1904 ketika jalur ini masih dikembangkan.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/47696825|title=Engineers of happy land : technology and nationalism in a colony|last=Rudolf.|first=Mrázek,|date=2002|publisher=Princeton University Press|isbn=0691091617|location=Princeton, N.J.|oclc=47696825}}</ref> Oleh karena itulah, pembangunan jalur ini harus dikebut agar dapat mewujudkan program kerja SS, yaitu hubungan AT dengan DSM.
 
Stasiun dan jalur kereta api ini akhirnya resmi ditutup tahun 1974 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Walaupun saat ini sudah ada jalur kereta api di segmen [[Jalur kereta api Krueng Mane–Krueng Geukueh|Krueng Mane–Krueng Geukueh]] yang sudah dibuka sejak 1 Desember 2013, belum ada perpanjangan jalur kereta api di Aceh.<ref>{{Cite web|url=https://pelita8.com/1-november-%E2%80%8Ekereta-api-perintis-aceh-kembali-beroperasi-2/|title=1 November, ‎Kereta Api Perintis Aceh Kembali Beroperasi {{!}} Pelita 8|website=pelita8.com|language=id-ID|access-date=2018-05-29}}</ref> Dalam ''masterplan'' yang dibuat oleh [[Direktorat Jenderal Perkeretaapian]], '''tidak akan ada perpanjangan jalur kereta api Trans-Sumatra sampai Banda Aceh, hanya rute Sigli–Bireuen dan Lhokseumawe–Langsa–Besitang saja.'''<ref>{{Cite news|url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3477336/jalur-kereta-api-aceh-sumatera-utara-dibangun-tahun-ini|title=Jalur Kereta Api Aceh-Sumatra Utara Dibangun Tahun Ini|last=Sudrajat|newspaper=detikfinance|access-date=2018-09-16}}</ref>
Baris 38:
{{reflist}}
 
{{s-lineAdjacent stations|system=KAI|previous=Ulee Lheue|line=Ulee Lheue–Pangkalan Susu|notemidleft=Ulee Lheue|right=Lambaro|note-mid=eks-[[Atjeh Tram]]|next=Lambaro}}
{{s-rail-start}}
{{s-rail|title=KAI}}
{{s-line|system=KAI|previous=Ulee Lheue|line=Ulee Lheue–Pangkalan Susu|notemid=eks-[[Atjeh Tram]]|next=Lambaro}}
{{s-end}}
 
{{coord|5.552484|95.319284|display=title}}
{{stasiun-stub}}
 
[[Kategori:Bekas stasiun kereta api di Aceh|Banda Aceh]]
[[Kategori:Kota Banda Aceh]]
 
 
{{stasiun-stub}}