Rapai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanataturi (bicara | kontrib) |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 7:
Suara rapai juga membuat suasana lebih hidup, semarak dan bisa menumbuhkan semangat penonton yang sedang menyaksikan suatu pertunjukan. Rapai ini juga digunakan hampir semua seni tarik suara tradisional di Aceh.
== Sejarah
Sejarah rapa'i ini tidak terlepas dari peradaban masuknya Islam di Aceh. Karena rapai ini diperkenalkan oleh seorang ulama besar dari Baghdad yang menyebarkan Islam ke Aceh. Dalam beberapa catatan sejarah, rapai yang kemudian menjadi alat musik tradisional Aceh diperkenalkan oleh Syech Rapi atau ada juga yang menyebutkannya dengan Syech Rifa'i. Rapai sudah berabad abad menjadi alat musik tradisional Aceh. Rapai merupakan instrumen musik yang dimainkan dengan cara dipukul.
Pertama kali dimainkan alat musik di Ibukota [[Kerajaan Aceh]] pada abad ke-11 yaitu di Banda Khalifah. Banda Khalifah itu sekarang lebih dikenal dengan sebutan [[Gampong Pande, Kuta Raja, Banda Aceh|Gampong Pande]], Kota Banda Aceh. Di Gampong Pande ini juga ada banyak peninggalan-peninggalan masa kerajaan dulu yang masih tersimpan dan terawat dengan baik hingga sekarang.<ref>{{Cite web|url=https://mediaaceh.co/2017/03/mengenal-jenis-alat-musik-rapai-aceh/|title=Mengenal Jenis Alat Musik Rapai Aceh|date=2017-03-04|website=MEDIAACEH.CO|language=id-ID|access-date=2020-01-25}}</ref>
== Jenis
Rapai ini terbuat dari kulit sapi dan kambing, kemudian ditempel di kayu pilihan yang sudah dibentuk bundar, sedangkan untuk melekatkan kulit tersebut biasanya diberikan lempengan dari logam. Namun rapai diberikan nama bermacam di antaranya, perbedaan itu karena ukuran dan kreasi cara memainkannya.
|