Adam dan Hawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
gini aja apa susahnya sih???
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 63:
=== Islam ===
Terkait buah terlarang, Al-Qur'an tidak menjelaskan bahwa Hawa yang pertama kali memakannya. Baik Adam dan Hawa dijelaskan sama-sama bersalah, sama-sama bertaubat, juga sama-sama menerima ampunan.<ref>Al-Baqarah (02): 36-37</ref><ref>Al-A'raf (07): 22-23</ref> Hawa dipandang sebagai ''Ummul Basyar'' (ibu umat manusia), tetapi pengaruhnya tidak begitu kuat pada peran dan kedudukan perempuan di dunia Muslim bila dibandingkan dengan di Barat.
 
== Rasisme ==
Pada [[Abad Pencerahan]], gagasan mengenai keberadaan manusia sebelum Adam, disebut Pra-Adamit, menantang narasi Alkitab tentang asal-muasal manusia. Pada abad ke-19, gagasan pra-Adamit mulai diterima dengan sifat supremasi kulit putih. Dikatakan bahwa manusia non-kulit putih bukanlah keturunan Adam, tetapi manusia pra-Adam, sehingga kedudukan mereka lebih rendah dari ras kulit putih. Ilmuwan yang mendukung ini antara lain Charles Caldwell, Josiah C. Nott, dan Samuel G. Morton.
 
Setelah [[Perang Saudara Amerika]], orang Selatan semakin menerima argumen yang mendukung kepercayaan mereka pada inferioritas kulit hitam. Pada tahun 1867, Buckner H. Payne, dengan nama pena Ariel, menulis sebuah pamflet, ''The Negro: What is His Ethnological Status?'' Dia berargumen bahwa orang Negro adalah binatang pra-Adam dari ladang (dianggap sebagai tatanan monyet yang lebih tinggi), yang dilestarikan di Bahtera Nuh. Pada tahun 1891, William Campbell, dengan nama pena "Caucasian", menulis dalam ''Anthropology for the People: A Refutation of the Theory of the Adamic Origin of All Races'' bahwa orang-orang non-kulit putih bukanlah keturunan Adam dan karena itu "bukan saudara dalam pengertian istilah yang tepat, tetapi ciptaan yang lebih rendah" dan bahwa poligenisme adalah satu-satunya teori yang dapat bersanding dengan Alkitab. Mengikuti Payne, Campbell menyatakan bahwa banjir besar zaman Nuh merupakan akibat dari pernikahan manusia kulit putih (keturunan Adam) dan keturunan pra-Adamit yang dipandang sebagai sebab kerusakan dunia.<ref>dalam Harvey, 2005, hlm. 43.</ref>
 
Dalam perpaduan yang tidak biasa dari pemikiran evolusioner kontemporer dan pra-Adamisme, evolusionis dan geolog the Vanderbilt University, Alexander Winchell, berargumen dalam traktat 1878-nya ''Adamites and Preadamites'' bahwa bangsa Negro terlalu inferior secara rasial untuk dikatakan dikembangkan dari Adam dalam Alkitab. Winchell juga percaya bahwa hukum evolusi bekerja sesuai dengan kehendak Tuhan.<ref>Smith, 2003, hlm. 50.</ref>
 
Pengacara Irlandia Dominick McCausland, seorang literalis Alkitab dan anti-Darwin, berpendapat bahwa bangsa Tionghoa adalah keturunan dari Kain/Qabil dan bahwa ras "Kaukasia" pada akhirnya akan memusnahkan semua yang lain. Dia berpendapat bahwa hanya keturunan "Kaukasia" dari Adam yang mampu menciptakan peradaban, dan dia mencoba menjelaskan bahwa peradaban "non-Kaukasia" yang telah berkembang sebenarnya adalah ras "Kaukasia" yang hilang, yakni keturunan Ham bin Nuh.<ref>Dominick M'Causland, The Builders of Babel, 1871; Patrick Maume “Dominick McCausland and Adam’s Ancestors: an Irish Evangelical responds to the Scientific Challenge to Biblical Inerrancy” in Juliana Adelman and Eadaoin Agnew (eds) Science and Technology in Nineteenth-Century Ireland (Dublin: Four Courts Press, 2011)</ref>
 
Pada tahun 1900, Charles Carroll menulis ''The Negro a Beast; or, In the Image of God''. Dia menyimpulkan dalam buku itu bahwa ras kulit putih dibuat menurut gambar dan rupa Allah dan bahwa Adam hanya melahirkan ras kulit putih, dan orang negro adalah binatang pra-Adam, yang tidak mungkin dibuat menurut gambar dan rupa Allah karena mereka seperti binatang buas, tidak bermoral dan jelek.<ref>Charles Carroll The negro a beast"; or, "In the image of God"; the reasoner of the age, the revelator of the century! The Bible as it is! The negro and his relation to the human family! The negro not the son of Ham, 1900</ref> Carroll mengklaim bahwa ras pra-Adam, seperti orang kulit hitam, tidak memiliki jiwa. Carroll percaya bahwa percampuran ras adalah penghinaan terhadap Tuhan dan merusak rencana ras penciptaan Allah. Menurut Carroll, pencampuran ras juga menyebabkan kesalahan ateisme dan evolusi.<ref>Colin Kidd, ''The Forging of Races: Race and Scripture in the Protestant Atlantic World, 1600 – 2000'', 2006, hlm. 150</ref>
 
== Lihat pula ==
Baris 71 ⟶ 82:
== Rujukan ==
{{reflist}}
 
=== Daftar pustaka ===
* Harvey, Paul (2005). ''Freedom's Coming : Religious Culture and the Shaping of the South from the Civil War through the Civil Rights Era''. UNC Press. {{ISBN|0-8078-2901-3}}
* Smith, Christian (2003). ''The Secular Revolution''. University of California Press. {{ISBN|0-520-23000-0}}
 
{{Nabi-nabi}}