Makam Pangeran Diponegoro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Emi Indra (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Makam Pangeran Diponegoro''' merupakan salah satu objek wisata sejarah di Kota Makassar. Pangeran Diponegoro adalah salah satu pahlawan nasional R...'
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
Emi Indra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Makam Pangeran Diponegoro''' merupakan salah satu objek wisata sejarah di Kota [[Kota Makassar|Makassar.]]Letak makam Pangeran Diponegoro adalahberada salahdi satutengah-tengah pahlawankota nasionalMakassar Republikdi Indonesiadekat yangpasar berasalsentral dariMakassar Yogyakarta.sehingga Beliaumudah lahirdijangkau dipengunjung.dari kesultananBandar YogyakartaUdara padasekitar tanggal19,4 11km. November 1785.
 
Pangeran Diponegoro adalahlahir anakdi darikesultanan SultanYogyakarta Hamengkubuwonopada IIItanggal dari11 istriNovember selir1785, yangAyahnya bernamabenama Sultan Hamengkubowono III dan ibunya adalah [[R.A. Mangkarawati|R.A. Mangkarawiti]] yang berasal dari Pacitan. Nama kecil dari Pangeran Diponegoro adalah Mustahar. Pangeran Diponegoro terkenal karena memimpin perang Diponegoro / perang Jawa yang berkecamuk mulai tahun 1825 - 1830. Perang tersebut tercatat sebagai perang dengan korban paling besar dalam sejarah Indonesia.
 
Pangeran Diponegoro dikenal sebagai pemimpin yang sangat arif dan bijaksana, penentang kebijakan Belanda yang memperkosa hak-hak Bangsa Indonesia. Pangeran Diponegoro sudah muak dengan dan sebal dengan tingkah laku Belanda yang tidak menghormati adat istiadat serta budaya setempat dan sangat mengekspoitasi ekonomi rakyat dengan pembebanan pajak.
Baris 9:
 
Pada tahun 1827, Belanda menyerang kubu Diponegoro dengan menggunakan taktik benteng sehingga pasukan Diponegoro terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Maja berhasil ditangkap, kemudian menyusul Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Sentot Alibasya yang menyerah kepada Belanda. Pada tanggal 28 maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjemput pasukan Diponegoro di daerah Magelang. Karena sudah terjepit akhirnya Diponegoro bersedia menyerahkan diri ke Belanda. Pangeran Diponegoro di tangkap dan diasingkan ke Manado. Lalu dipindahkan ke Makassar hingga menghembuskan nafas terakhirnya di Benteng Rotterdam pada tanggal 8 januari 1855. <ref>{{Cite book|title=Wisata Sejarah|last=|first=Shalfiyanti|date=|publisher=Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata|isbn=|location=Jakarta|pages=202|url-status=live}}</ref>