PS Barito Putera: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Benhafeez1988 (bicara | kontrib)
→‎Sepanjang masa: Doubel link
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 58:
Barito Putera dibentuk dengan harapan memajukan sepak bola Kalimantan Selatan. Lahir dari inisiatif [[Abdussamad Sulaiman HB|H. Abdussamad Sulaiman HB]], yang saat itu sedang mempertaruhkan nyawa di RS Pondok Indah Jakarta karena dihadapkan pada operasi besar.
 
Kerangka awal tim berasal dari Persinus Banjarmasin, klub amatir asal Kalimantan Selatan yang juga didirikan oleh Abdussamad pada tahun 1975, dan dari tim persiapan PON [[Kalimantan Selatan]] tahun 1988, seperti Radiani, Tarmizi ([[Barabai]]), Masransyah ([[Rantau]]), Abdillah, Sultan ([[Martapura]]), dua bersaudara M. Yusuf dan M. Riduan, Sir Yusuf Huwae, Enong Noordiansyah, dan Marjono ([[Banjarmasin]]). M. Yusuf ditunjuk menjadi kapten pertama Barito.
 
Karena ingin berbicara banyak di Kompetisi Galatama Barito Putera mendatangkan pemain-pemain Nasional seperti Agus Salim, Muchtar, dan Abunawas dari [[Makassar|Ujung Pandang]], kemudian dari Jawa Barat didatangkan M. Yunus, Nadir Salasa dari Surabaya, Sugiarto dari Malang dan Priyo Haryadi dari Jakarta. Awal berdirinya langsung mengikuti Galatama, dengan manajer M Hatta dan pelatih Andi Lala.
Baris 87:
 
=== Barito Terpuruk ===
Meskipun dilatih oleh Frans Sinatra Huwae, karena masalah keuangan, Barito Putera diturunkan ke Divisi I Liga Indonesia pada tahun 2003. Krisis mereka berlanjut dan mereka terdegradasi ke Divisi II Liga Indonesia pada tahun 2004, meskipun telah mengganti pelatih mereka ke Gusti Gazali. Ada rumor bahwa klub itu bangkrut, namun kemudian ditepis oleh manajer Hasnuriyadi. Zainal Hadi HAS kemudian diangkat sebagai manajer dan ia menunjuk [[Salahudin]] sebagai pelatih. Akhirnya pada tahun 2008, mereka memenangkan Divisi II Liga Indonesia, dan promosi ke Liga Indonesia Divisi I.
 
Pada tahun 2010, Barito finish di posisi delapan dan dipromosikan ke Divisi Utama Liga Indonesia dengan pemain seperti Sugeng Wahyudi, Husin Mugni, Dwi Permana, Zulkan Arief, Adre Djoko dan sartibi Darwis.
Baris 95:
Pada musim [[Divisi Utama Liga Indonesia 2010–11|Divisi Utama 2010-2011]] Barito mencoba untuk keluar dari keterpurukan. Meskipun hanya bermaterikan pemain-pemain muda, Barito mampu bersaing dengan para kompetitor lainnya dan menjadi tim yang layak diperhitungkan. Di musim ini Barito mampu finish di urutan ke 6 setelah di pertandingan terakhir dikalahkan [[PSS Sleman|PS Sleman]] 0-1 dan tidak mendapatkan kesempatan untuk promosi ke Liga Super. Barito naik peringkat ke 5 setelah [[PSSI]] menghukum [[Persebaya Surabaya]] karena ketahuan memakai pemain yang tidak sah.
[[Berkas:Barito_Putera.jpg|kiri|jmpl|240px|Skuat Barito Putera 2011/2012 ]]
Salahudin berhasil membawa Barito Putera ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia dan berhasil menjadi Raja di [[Divisi Utama Liga Indonesia 2011-12 (LI)|Divisi Utama 2011-12]] setelah mengalahkan [[Persita Tangerang]] 2 - 1 di [[Stadion Manahan]], [[Solo]]. Gol Barito Putera diciptakan oleh Sugeng Wahyudi dan [[Sackie Teah Doe|Sackie Doe]].
 
Saat tiba di [[Banjarmasin]], skuat Barito Putera disambut bak pahlawan dan mengarak trofi juara keliling [[Banjarmasin]] dengan diringi ribuan pecinta setianya mencapai kurang lebih 3km<ref name="sejarah" />.
Baris 1.002:
 
==== {{flagicon|Indonesia}} [[Frans Sinatra Huwae]] ====
Frans Sinatra Huwae bergabung dengan Barito Putera pada tahun 1989 sebagai pemain hingga tahun 2000.
 
Setelah pensiun sebagai pemain, Frans Sinatra diberikan tugas baru untuk menjadi Pelatih pada tahun 2002 hingga tahun 2003. Frans Sinatra Huwae terasa spesial bagi suporter Barito Putera karena dia merupakan putra asli daerah yang dapat beprestasi di Persepakbolaan Nasional.<ref>{{cite web|title=Ultah Sang Legenda|url=http://tbonk88.blogspot.com/2014/03/ultah-sang-legenda-franskaisinatra-huwae_1413.html?m=1|accessdate=19 Maret 2014}}</ref>