Orang Melayu di Malaysia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Kembalikan suntingan 219.93.30.34 ke revisi terakhir oleh Borgx |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
==Definisi Melayu==
Pemerintah Malaysia mendefinisikan [[Melayu]] sebagai penduduk pribumi yang bertutur dalam [[bahasa Melayu]], beragama [[Islam]], dan yang menjalani tradisi dan adat-istiadat Melayu. Tetapi dari segi definisi budaya (''cultural definition''), Melayu itu merangkumi seluruh penduduk pribumi di Dunia Melayu ([[Nusantara]]), yaitu penduduk serumpun tidak kira agama, bahasa, dan adat istiadat masing-masing yang diikuti oleh masing-masing kelompok serumpun tersebut. Walau begaimana pun jua, dalam artikel ini, definisi Melayu mengikuti definisi Pemerintah Malaysia.
Baris 6 ⟶ 4:
Di [[Malaysia]], penduduk pribumi dari keturunan Minang, Jawa, Aceh, Bugis, Mandailing, dll, yang bertutur dalam bahasa Melayu, beragama Islam dan mengikuti adat istiadat Melayu, semuanya dianggap sebagai orang Melayu. Bahkan orang bukan pribumi yang berkawin dengan orang Melayu dan memeluk agama Islam juga diterima sebagai orang Melayu. Mereka dikatakan telah "masuk Melayu".
==
Mengikut ''1997 Vital Statistics Malaysia Report'', penduduk Malaysia semuanya berjumlah hampir 21 juta (jumlah sebenar 20.997
Sebagian besar daripada penduduk Melayu (kurang lebih 65%) tinggal di kawasan desa, di kampung-kampung
==Sistem
Bagi orang Melayu yang tinggal di desa, mayoritasnya menjalankan aktivitas pertanian dan menangkap ikan. Aktivitas pertanian termasuk mengusahakan tanaman padi, karet kelapa sawit, kelapa, dan tanaman campuran (''mixed farming''). Orang Melayu yang tinggal di kota kebanyakannya bekerja dalam sektor dinas, sebagai pekerja di sektor perindustrian, perdagangan, pengangkutan, dan lain-lain. Penguasaan ekonomi di kalangan orang Melayu perkotaan, secara relatifnya masih rendah dibandingkan dengan penguasaan ekonomi penduduk non-pribumi, terutamanya orang [[Tionghoa]].
==Sistem
Sistem politik Melayu sebelum Penjajahan adalah sistem feodal di mana setiap negeri diperintah oleh Sultan dengan dibantu oleh Pembesar dari kalangan bangsawan. Rakyat patuh dan taat kepada Sultan dan menganggap Sultan mempunyai daulat (keturunan mulia, mempunyai kuasa magis, kudus dll). Ketika orang [[Britania Raya|Inggris]] menjajah Malaysia, Sultan hanya diberi kuasa dalam hal-hal yang berhubungan dengan agama dan adat istiadat saja. Walaupun Malaysia kini sudah mencapai kemerdekaan, tetapi kedudukan Sultan ditetapkan hanya memenuhi fungsi simbolis. Malaysia kini mengikuti sistem politik Demokrasi Parlementer
==Agama dan
Orang Melayu hampir seluruhnya beragama Islam. Namun demikian, tinggalan unsur-unsur Hindu dan animisme masih dapat dilihat dalam sistem kepercayaan mereka. Islam tidak dapat menghapuskan seluruh unsur kepercayaan tersebut. Proses sinkretisme (syncretism) berlaku di mana unsur kepercayaan sebelum Islam ada secara laten atau disesuaikan dengan unsur Islam. Proses ini jelas dapat dikesan dalam ilmu perbomohan Melayu (
==Adat
Adat istiadat
==Kesenian==
Dalam masyarakat Melayu seni dapat dibagi menjadi dua: seni persembahan (tarian, nyanyian, persembahan pentas seperti makyong, wayang kulit, ghazal, hadrah, kuda kepang) dan seni tampak (seni ukir, seni bina, seni hias, pertukangan tangan, tenunan, anyaman dll). Permainan tradisi seperti gasing, wau, congkak, juga termasuk dalam kategori seni persembahan. Kegiatan seni Melayu mempunyai identitas tersendiri yang juga memperlihatkan gabungan berbaga-bagai unsur tempatan dan luar.
==Sistem
Dari segi kekeluargaan, masyarakat Melayu dibagikan kepada dua kelompok:
Tetapi disebabkan kedua-dua kelompok tersebut menganut agama Islam, maka sistem kekeluargaan Melayu itu banyak dipengaruhi oleh sistem kekeluargaan Islam.
Orang Melayu melakukan perkawinan monogami dan poligami. Bentuk perkawinan endogami (pipit sama pipit, enggang sama enggang
==Pendidikan==
Baris 38 ⟶ 36:
==Bahasa Melayu==
Bahasa Melayu menjadi bahasa kebangsaan dan bahasa pengantar di semua institusi pengajian awam di Malaysia. Bahasa Melayu yang menjadi ''lingua franca'' penduduk Dunia Melayu ([[Nusantara]]) sejak sekian lama juga telah dipilih oleh pemerintah Indonesia menjadi bahasa resmi negara tersebut.
[[
[[
|