Saleh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 57:
=== Pembunuhan ===
Keadaan tersebut berlangsung sangat lama dan para penentang Shaleh pada akhirnya bertekad membunuh unta tersebut. Di antara mereka terdapat dua orang perempuan yang mendorong rencana tersebut. Wanita pertama bernama Shaduq binti Mahya bin Zuhair Al-Mukhtar. Dia bersedia menyerahkan dirinya bagi sepupunya, Mishra' bin Mahraj bin Mahya, jika dia berhasil membunuh unta tersebut. Wanita kedua adalah istri Dzu'ab, 'Unaizah binti Ghunaim bin Mijlaz, sebutannya Ummu Ghunmah. 'Unaizah dan Dzu'ab memiliki empat anak perempuan dan menawarkan pada Qudar bin Salif agar dia memilih dari keempat anaknya jika berhasil membunuh unta Shaleh. Qudar dan Mishra' kemudian mengajak tujuh orang lainnya dan akhirnya membunuh unta betina tersebut. Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai keberadaan anak dari unta tersebut, tapi beberapa ulama menjelaskan bahwa saat induknya dibunuh, anak unta tersebut lari ke bukit dan melenguh dengan kencang sebanyak tiga kali.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=174-175}}
 
Ada yang mengatakan bahwa unta Shaleh sudah berada di antara kaum Tsamud sebelum Qudar bin Salif lahir. Qudar tumbuh dengan pesat dan saat bayi, rambutnya beruban pada hari Jum'at, demikian dengan rambut para pembunuh unta yang lain di hari yang berbeda pada bulan yang sama. Qudar kemudian tumbuh menjadi sosok yang dihormati, bahkan oleh para pemuka kaum Tsamud.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=184}}
 
=== Azab ===
Setelah berhasil membunuh unta betina tersebut, para penentang Shaleh menantangnya untuk mendatangkan azab yang dia ancamkan.<ref>Al-A'raf (07): 77</ref> Shaleh kemudian memberikan peringatan pada mereka untuk bersuka ria selama tiga hari.<ref>Hud (11): 65</ref>
 
Meski telah mendapat peringatan, para penentangnya kemudian berusaha lebih jauh dengan berencana membunuh Shaleh dan keluarganya. Mereka berencana membunuhnya secara tiba-tiba pada malam hari, kemudian mereka akan mengelak dan mengaku tidak mengetahui apapun bila ahli waris dan kerabat Shaleh berusaha menuntut balas.<ref>An-Naml (27): 49</ref> Allah kemudian mengirimkan batu-batu untuk membunuh mereka yang berencana membunuh Shaleh.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=178}}
 
Pada hari Kamis, hari pertama masa penangguhan, wajah para penentang Shaleh menjadi berwarna kuning. Sorenya mereka berkata, "Bukankah telah berlalu satu hari dari hari yang dijanjikan?" Hari kedua, wajah mereka menjadi merah. Sorenya mereka mengatakan, "Bukankah telah berlalu dua hari dari hari yang dijanjikan?" Pada hari ketiga, wajah mereka menjadi hitam. Sorenya mereka berkata, "Bukankah telah berlalu waktu yang ditentukan?"{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=178}}
Baris 74 ⟶ 76:
Disebutkan bahwa tidak ada penentang Shaleh yang selamat, kecuali seorang budak perempuan bernama Kalbah binti As-Salq. Tatkala melihat azab, dia kemudian lari sekencang-kencangnya hingga sampai ke salah satu perkampungan Arab dan menceritakan mengenai hal yang terjadi pada kaumnya. Namun setelah diberi minum salah seorang warga perkampungan tersebut, dia tewas seketika. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ada seorang dari kaum Tsamud yang tidak terkena azab pada saat kejadian, yakni seorang laki-laki bernama Abu Righal yang sedang berada di Al-Haram Makkah. Namun saat keluar dari wilayah Al-Haram, dia juga ditimpa azab seperti kaumnya.<ref>HR. Ahmad (3/296)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=179}}
 
Shaleh dan kaum Tsamud yang beriman selamat dari kejadian tersebut.<ref>Hud (11): 66</ref><ref>An-Naml (27): 53</ref><ref>Fushshilat (41): 18</ref> Al-Qur'an sendiri tidak menjelaskan kehidupan Shaleh setelahnya. Ada yang mengatakan bahwa merekadia dan pengikutnya pindah ke daerah [[Ramlah]] di kawasan [[Palestina]]. Pendapat lain menyatakan bahwa mereka pindah ke Al-Haram Makkah.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=182}}
 
== Kedudukan ==
Shaleh termasuk salah satu nabi dan rasul dalam Islam. Sebagaimana para rasul yang lain, Shaleh menyerukan agar kaumnya mengesakan Allah dan meninggalkan berbagai sesembahan yang lain. Dia juga merupakan satu dari empat nabi yang berasal dari bangsa Arab.<ref>Shahih Ibnu Hibban no. 361</ref>
 
Dalam agama [[Baha'i]], Shaleh dipandang sebagai orang suci.<ref name="Kitab-i-Iqan-Saleh">{{cite web|title=Kitáb-i-Íqán (The Book of Certitude)|url=https://www.bahai.org/library/authoritative-texts/bahaullah/kitab-i-iqan/2#617392659|website=Baha'i Reference Library |accessdate=24 December 2018}}</ref> Keberadaan Shaleh tidak terdapat dalam [[Tanakh]] (kitab suci Yahudi) maupun [[Alkitab]] (kitab suci Kristen).
 
== Kaum Tsamud ==
{{artikel|Kaum 'AdTsamūd}}
[[Berkas:Qasr al Farid.JPG|jmpl|kanan|''Qaṣr Al-Farīd'' ({{lang-ar|قَصْر ٱلْفَرِيْد}}), makam terbesar pada situs Mada'in Shaleh]]
Kaum Tsamud adalah salah satu peradaban kuno di Arab. Mereka adalah keturunan Tsamud, yang dikatakan merupakan cicit [[Sem|Sam/Sem]], salah satu putra [[Nuh]] yang selamat dari banjir besar. Mereka tinggal di Al-Hijr (ٱلْحِجْر) atau Hegra (Ἔγρα) dalam sumber Yunani kuno.<ref>[https://topostext.org/work/241#E260.11 Stephanus of Byzantium, Ethnica, §E260.11]</ref><ref>[http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=urn:cts:greekLit:tlg0099.tlg001.perseus-grc1:16.4.24 Strabo, Geography, § 16.4.24]</ref> Tempat tersebut terletak di kawasan pegunungan di semenanjung Arab bagian utara, antara [[Hijaz]] dan [[Tabuk]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=163}} Tempat tersebut kemudian dinamai [[Mada'in Salih|Mada'in Shaleh]] ({{lang-ar|مدائن صالح}}) yang bermakna "Kota Shaleh."