Seni kontemporer: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rawins (bicara | kontrib)
Baris 15:
Seperti diungkapkan Humas [[Pasar]] [[Tari Kontemporer]] di Pusat Latihan Tari (PLT) [[Sanggar]] Laksamana [[Pekanbaru]] yang tidak hanya diminati para [[koreografer]] tari dalam negeri tetapi juga koreografer tari asing yang berasal dari luar negeri. Sebanyak 18 koreografer tari baik dari dalam maupun luar negeri menyatakan siap unjuk kebolehan dalam pasar tari kontemporer tersebut. "Para koreografer sudah tiba di Pekanbaru, mereka menyatakan siap unjuk kebolehan dalam pasar tari itu," ujar Humas Pasar Tari Kontemporer, Yoserizal Zen di Pekanbaru<ref>http://www.riau.go.id/index.php?module=articles&func=display&ptid=1&aid=4525</ref>.
 
[[Lukisan kontemporer]] semakin melejit seiring dengan meningkatnya konsep hunian [[minimalis]], terutama di kota-kota besar. Seperti diungkapkan oleh seniman lukis kontemporer [[Sapto AdiSaptoadi Nugroho]] dari galeri [http://tujuhbintang.com Tujuh Bintang ArtSpace ] [[Yogyakarta]], "Lukisan kontemporer semakin diminati seiring dengan merebaknya konsep perumahan minimalis terutama di kota-kota besar. Akan sulit diterima bila kita memasang lukisan pemandangan, misalnya sedangkan interior ruangannya berkonsep modern."<ref>http://blog.tujuhbintang.com/2008/07/lukisan-kontemporer-prospek-investasi.html</ref>
 
Hal yang senada diungkap oleh [[kolektor]] lukisan kontemporer, "Saya mengoleksi lukisan karena mencintai karya seni. Kalaupun nilainya naik, itu bonus," kata [[Oei Hong Djien]], kolektor dan [[kurator]] lukisan ternama dari [[Magelang]]. Begitu juga [[Biantoro Santoso]], kolektor lukisan sekaligus pemilik Nadi Gallery. "Saya membeli karena saya suka. Walaupun harganya tidak naik, tidak masalah," timpalnya.