Persaudaraan Setia Hati Terate: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
+Galeri
Baris 6:
|caption = Logo PSHT
|abbreviation = PSHT
|motto = ''Memayu Hayuning Bawana'' (memperindahMemperindah keindahan dunia)
|start_date = [[1948]]
|country = [[Indonesia]]
Baris 26:
|leader_name3 = H. Adi Prayitno, S.Pd.
|key_people = [[Ki Hadjar Hardjo Oetomo]]{{br}}Mr. Irsjad{{br}}Mas Imam Koessoepangat{{br}}Mas Tarmadji Boedi Harsono
|website = {{URL|https://psht.or.id}}
|tag = Setia Hati
}}
Baris 35:
== Sejarah ==
=== Awal mula Setia Hati ===
[[Berkas:Ki-hadjar-hardjo-oetomo.jpg|jmpl|[[Ki Hadjar Hardjo Oetomo]], pendiri Persaudaraan Setia Hati Terate.]]
Pada tahun [[1903]], Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo ([[Ejaan Bahasa Indonesia|EBI]] : ''Ki Ageng Surodiwiryo'') meletakkan dasar gaya pencak silat Setia Hati di Kampung Tambak Gringsing, [[Surabaya]] (kawasan dekat [[Pelabuhan Tanjung Perak|Tanjung Perak]]). Sebelumnya, gaya silat ini ia namai ''djojo gendilo tjiptomuljo'' dengan sistem persaudaraan yang dinamai ''sedulur tunggal ketjer''. Pada tahun [[1917]], ia pindah ke [[Madiun]] dan mendirikan Persaudaraan Setia Hati di [[Winongo, Manguharjo, Madiun|Winongo]], [[Madiun]].<ref name="sh1">[https://www.shterate.com/pentjak-silat-the-history-which-its-related-with-psht/ Pentjak Silat – The History which its related with PSHT] diakses 2 Oktober 2019 20.23 WIB</ref>
 
=== Awal mula PSHT ===
Pada tahun [[1922]], [[Ki Hadjar Hardjo Oetomo]] ([[Ejaan Bahasa Indonesia|EBI]] : ''Ki Hajar Harjo Utomo'') salah satu pengikut aliran pencak silat Setia Hati yang berasal dari [[Pilangbango, Kartoharjo, Madiun|Pilangbango]],<ref name="sht2">[http://www.shterate.or.id/sejarah-sh-terate-bagian-1-masa-perintisan/ Sejarah SH Terate (Bagian 1) Masa Perintisan] diakses 2 Oktober 2019 22.37 WIB</ref> meminta izin kepada Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo untuk mendirikan pusat pendidikan pencak silat dengan aliran Setia Hati. Niat ini dilatarbelakangi keadaan saat itu di mana ilmu pencak silat hanya diajarkan kepada mereka yang memiliki status bangsawan seperti [[bupati]], [[wedana]] atau masyarkat bangsawan yang memiliki gelar [[raden]], sehingga Ki Hardjo Oetomo berniat agar ilmu pencak silat ini bisa dipelajari oleh rakyat jelata dan pejuang perintis kemerdekaan.<ref name="sht2"/> Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo setuju atas ide ini asalkan pusat pendidikan nanti harus memiliki nama yang berbeda. Akhirnya didirikanlah SH PSC (Persaudaraan Setia Hati "Pemuda Sport Club"). Pengikut Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo yang lain yang telah terhasut<ref name="dualisme-sh">[https://www.kompasiana.com/cangka/58032105f67a611910d77dd6/ringkasan-jalan-panjang-sh-terate-dan-sh-winongo-yang-sejatinya-adalah-satu-saudara?page=all Ringkasan Jalan Panjang SH Terate dan SH Winongo, yang Sejatinya Adalah Satu Saudara] diakses 3 Oktober 2019 11.58 WIB</ref> beberapa pihak mengganggap pembukaan SH PSC sebagai sebuah pengkhianatan sehingga SH PSC dianggap "SH murtad".<ref name="sh1" /> Kelak, pihak-pihak yang mendukung pemurnian aliran Setia Hati dan mengklaim sebagai penerus sah ajaran Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo ini tergabung dalam [[Persaudaraan Setia Hati Winongo-Tunas Muda Winongo|PSHW-TM]] (SH Winongo).<ref name="dualisme-sh" /><ref>[https://eventkampus.com/blog/detail/1466/sejarah-persaudaraan-setia-hati-tunas-muda-winongo-1903 Sejarah Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo 1903] diakses 3 Oktober 2019 12.01 WIB</ref> Selain itu, adanya tempat latihan ini dianggap oleh [[Hindia Belanda|Pemerintah Kolonial Belanda]] sebagai sarana untuk melawan pemerintah kolonial sehingga Ki Hardjo Oetomo ditangkap dan menjalani hukuman pembuangan Belanda di [[Jember]], [[LP Cipinang|Cipinang]], dan [[Padangpanjang]].<ref name="sht2"/> Sistem yang dianut SH PSC ini adalah sistem ''paguron'' (perguruan) di mana guru ditempatkan pada tingkat tertinggi sebagai patron perguruan. Sistem pendidikan inilah yang menjadi cikal bakal Persaudaraan Setia Hati Terate.<ref name="sh1" />
 
Pada tahun [[1942]], salah seorang murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang bernama Soeratno Sorengpati mengganti nama SH PSC menjadi Setia Hati Terate. Perubahan ini lalu disepakati saat kongres pertama yang diadakan di rumah Ki Hadjar Hardjo Oetomo di [[Madiun]] pada tahun [[1948]].<ref name="sht2"/> PSHT lalu mengubah diri dari sistem yang berbentuk perguruan menjadi sistem berbentuk persaudaraan untuk mendukung konsep demokratisasi organisasi, namun konsepsi dan tradisi sistem perguruan masih tetap dilanjutkan.<ref name="sht3">[http://www.shterate.or.id/sejarah-sh-terate-bagian-1-masa-transisi/ Sejarah SH Terate (Bagian 2) Masa Transisi] diakses 2 Oktober 2019 23.04 WIB</ref> Selanjutnya PSHT semakin berkembang, setelah Mas Irsjad (salah satu murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo) menjadi ketua dan memperkenalkan 90 senam dasar, jurus 1–4, jurus belati dan jurus [[toya]].<ref name="sh1" /> Jurus-jurus perguruan juga diperbarui oleh Mas Imam Koessoepangat untuk membedakan diri dari jurus-jurus ''djojo gendilo tjiptomuljo'' milik SH Winongo atau sekarang di kenal dengan Setia Hati Panti.
 
=== Ketua dari masa ke masa ===
Pucuk kepemimpinan di PSHT berganti-ganti seiring waktu. Setelah wafatnya Ki Hadjar Hardjo Oetomo pada [[12 April]] [[1952]], ketua dijabat oleh Soetomo Mangkoedjojo ([[Ejaan Bahasa Indonesia|EBI]] : Sutomo Mangkujoyo), yang merupakan karyawan [[BRI]]. Setelah Sutomo dipindah tugaskan ke [[Surabaya]], ketua dijabat oleh Mas Irsjad. Pada dekade 1960-an, Mas Irsjad pindah ke [[Bandung]] dan kepemimpinan PSHT diserahkan kepada Mas Santoso Kartoatmodjo. Setelah itu terjadi [[Sejarah Indonesia (1965–1966)|pergolakan tahun 1965]] sehingga ketua kembali dijabat oleh Soetomo Mangkoedjojo hingga [[1974]]. Pada masa jabatan kedua ini PSHT membuka beberapa cabang di [[Magetan]], [[Surabaya]], [[Mojokerto]], [[Yogyakarta]], dan [[Surakarta|Solo]]. Pada tahun [[1974]], diadakan kongres di [[Madiun]] yang memutuskan Mas Imam Koessoepangat (dikenal dengan julukan ''Pandhita Wesi Kuning''<ref>[https://www.shterate.or.id/kesetiaan-pendekar-wesi-kuning/ Kesetiaan Pendekar Wesi Kuning] diakses 5 Oktober 2019, 14.13 WIB</ref><ref>[https://www.shterate.com/masa-riwayat-rm-imam-koesoepangat/ Masa Riwayat RM. Imam Koesoepangat] diakses 5 Oktober 2019, 14.13 WIB</ref>) sebagai ketua pusat. 3 tahun berikutnya, diadakan kongres kembali dan menghasilkan nama Badini sebagai ketua selanjutnya. Pada masa ini organisasi mengalami masalah keuangan sehingga salah satu pendekarnya yang bernama Tarmidji Boedi Harsono keluar dengan solusi kontroversial, yakni mengubah sistem pembayaran pengesahan warga dari menggunakan [[Gulden Hindia Belanda|uang logam lama]] (''ketengan'' atau ''benggolan'') menjadi uang logam yang berlaku (baik [[rupiah]] maupun yang lainnya seperti [[dolar]], [[ringgit]], atau [[Riyal Saudi|riyal]]) agar dapat membantu keuangan organisasi. Sebelumnya uang ''ketengan'' dan ''benggolan'' didapat dengan cara membeli dari istri Ki Hardjo Oetomo, Inem, sekaligus sebagai bentuk terima kasih organisasi untuk membantu keluarga Ki Hardjo Oetomo. Maka Tarmidji meyakinkan pada semua pihak yang mempertanyakan usul tersebut karena PSHT sudah berubah menjadi organisasi modern yang menjadi milik anggota bukan perorangan lagi dan untuk membantu keluarga Ki Hardjo Oetomo sudah dipersiapkan solusi lain. Pada tahun [[1981]], Tarmidji Boedi Harsono diangkat sebagai ketua. Pada tahun [[2000]], kongres diadakan kembali dengan menjadikan kembali Tarmidji Boedi Harsono sebagai ketua dan dilengkapi dengan 9 tokoh lainnya sebagai dewan pusat atau yang dikenal sebagai ''Nawa Pandhita''.<ref name="sht3" /><ref name="sh1" /> Saat ini ketua pusat PSHT dijabat oleh Muhammad Taufiq.<ref>[https://pencaksilatindonesia.org/personnel/persaudaraan-setia-hati-terate/ Persaudaraan Setia Hati Terate] diakses 2 Oktober 2019, 23.57 WIB</ref>
 
== Pendidikan ==
[[Berkas:Padepokan-madiun-psht.jpg|jmpl|Padepokan PSHT di [[Nambangan Kidul, Manguharjo, Madiun|Nambangan Kidul]], [[Madiun]].]]
Pendidikan pencak silat di PSHT memiliki inti unsur pembelaan diri untuk mempertahankan kehormatan, keselamatan, kebahagiaan, dan kebenaran. Materi yang diajarkan terbagi untuk 3 kelompok, yaitu kelompok pencak silat ''ajaran'' (pemula) yang terdiri dari, senam massal, senam dasar, jurus, senam dan jurus [[toya]], jurus belati, krippen, dan silat seni untuk tunggal, ganda dan beregu. Kelompok kedua adalah kelompok pencak silat prestasi untuk mengikuti kejuaraan atau [[ajang olahraga]] yang melibatkan pencak silat dengan materi tanding serta dan silat seni baik tunggal, ganda, maupun beregu. Dan yang terakhir adalah kelompok Pencak Silat Bela Diri Praktis yang diberi materi bela diri profesional, pertunjukan dan keterampilan khusus.<ref name="sht4">[https://www.psht.or.id/details/pendidikan-ajaran-psht Pendidikan Ajaran PSHT] diakses 3 Oktober 2019, 0.29 WIB</ref>
 
Selain itu PSHT juga mengajarkan beberapa ajaran seperti Ajaran Setia Hati, di mana warga akan belajar mengenai upaya mendekatkan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia serta hubungan manusia dengan alam semesta. Ajaran Setia Hati mengharuskan warganya mampu memahami dirinya sendiri dan hati nuraninya, bahwa manusia dapat dihancurkan, manusia dapat dimatikan (dibunuh) tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu setia pada hatinya sendiri dan tidak ada kekuatan apa pun di atas manusia yang bisa mengalahkan manusia kecuali kecuali kekuatan Tuhan Yang Maha Esa.<ref>[https://psht.or.id/details/falsafah Falsafah PSHT] diakses 3 Oktober 2019, 1.39 WIB</ref> Ajaran selanjutnya adalah Ajaran dan Gerakan Budi Luhur di mana warga PSHT harus ikut berupaya mewujudkan ''memayu hayuning bawana'' ([[Bahasa Indonesia]] : ''memperindah keindahan dunia'') dalam upaya mewujudkan masyarakat nyaman, adil, makmur, dan sejahtera lahir batin.<ref name="sht4" />
 
=== Falsafah ajaran ===
[[Berkas:Komisariat-belanda-psht.jpg|jmpl|PSHT Komisariat Belanda.]]
PSHT memiliki falsafah ajaran yang diambil dari ajaran luhur [[Suku Jawa|Jawa]]<ref>[http://psht-online.blogspot.com/2018/02/falsafah-persaudaraan-setia-hati-terate.html Inilah 31 Falsafah Persaudaraan Setia Hati Terate] diakses 3 Oktober 2019, 10.23 WIB</ref> :
# ''Sepira Gedhening Sengsara Yen Tinampa Amung Dadi Coba'', yang berarti "seberapa pun besarnya kesengsaraan jika mampu menerimanya hanya akan jadi cobaan semata".
Baris 86:
 
== Tingkatan ==
[[Berkas:Sabuk-psht.jpg|jmpl|Sabuk PSHT, dari kiri mori, sabuk putih, sabuk ijo, sabuk jambon, dan sabuk polos.]]
[[Berkas:Warga-tingkat-i-psht.jpg|jmpl|Warga PSHT tingkat I memakai sabuk mori.]]
=== Siswa ===
==== Siswa Polos ====
Baris 112:
* [[Herman Deru]] (warga kehormatan)
* [[Totok Imam Santoso]]
 
== Galeri ==
<gallery widths="180" heights="180">
Berkas:Persaudaraan Setia Hati Terate - Tendangan terbang.jpg|Tendangan terbang
Berkas:Persaudaraan Setia Hati Terate - Tendangan.jpg|Tendangan
Berkas:Persaudaraan Setia Hati Terate - Pembukaan.jpg|Pembukaan
Berkas:Persaudaraan Setia Hati Terate - Jongkok saat pembukaan.jpg|Jongkok saat pembukaan
</gallery>
 
== Referensi ==