Persaudaraan Setia Hati Terate: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
+Refs
Baris 5:
|alt =
|caption = Logo PSHT
|abbreviation = PSHT
|motto = ''Memayu Hayuning Bawana'' (Memperindah keindahan dunia)
|start_date = [[1948]]
Baris 18:
|membership =
|headquarters = Jl. Merak No.10, Nambangan Kidul, Kec. Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur 63128
|region_served = [[Indonesia]], [[Malaysia]], [[Belanda]], [[Rusia]] ([[Moskwa]]), [[Timor Leste]], [[Hongkong]], [[Korea Selatan]], [[Jepang]], [[Belgia]], dan [[Prancis]].
|leader_title2 = Ketua Pengurus Pusat
|leader_name2 = Dr. Ir. Muhammad Taufiq, S.H, M.Sc.
Baris 39:
 
=== Awal mula PSHT ===
Pada tahun [[1922]], [[Ki Hadjar Hardjo Oetomo]] ([[Ejaan Bahasa Indonesia|EBI]]: Ki Hajar Harjo Utomo) salah satu pengikut aliran pencak silat Setia Hati yang berasal dari [[Pilangbango, Kartoharjo, Madiun|Pilangbango]],<ref name="sht2">{{Cite web|url=https://www.shterate.or.id/sejarah-sh-terate-bagian-1-masa-perintisan/|title=Sejarah SH Terate (Bagian 1) Masa Perintisan|date=13 Mei 2014|author=|website=shterate.or.id|publisher=|access-date=25 Februari 2020}}</ref> meminta izin kepada Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo untuk mendirikan pusat pendidikan pencak silat dengan aliran Setia Hati. Niat ini dilatarbelakangi keadaan saat itu di mana ilmu pencak silat hanya diajarkan kepada mereka yang memiliki status bangsawan seperti [[bupati]], [[wedana]] atau masyarkat bangsawan yang memiliki gelar [[raden]], sehingga Ki Hardjo Oetomo berniat agar ilmu pencak silat ini bisa dipelajari oleh rakyat jelata dan pejuang perintis kemerdekaan.<ref name="sht2" /><ref>{{Cite web|url=https://radarbojonegoro.jawapos.com/read/2019/03/18/125761/pembinaan-warga-deklarasi-pemilu-damai-psht-cabang-tuban|title=Pembinaan Warga & Deklarasi Pemilu Damai PSHT Cabang Tuban|date=18 Maret 2019|editor=Amin Fauzie|website=radarbojonegoro.jawapos.com|publisher=Jawa Pos|access-date=25 Februari 2020}}</ref> Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo setuju atas ide ini asalkan pusat pendidikan nanti harus memiliki nama yang berbeda. Akhirnya didirikanlah SH PSC (Persaudaraan Setia Hati "Pemuda Sport Club").<ref name="psht-merdekacom">{{Cite web|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/persaudaraan-setia-hati-terate.html|title=Persaudaraan Setia Hati Terate|date=25 Agustus 2013|author=Idris Rusadi Putra|website=|publisher=Merdeka.com|access-date=25 Februari 2020}}</ref> Pengikut Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo yang lain yang telah terhasut<ref name="dualisme-sh">{{Cite web|url=https://www.kompasiana.com/cangka/58032105f67a611910d77dd6/ringkasan-jalan-panjang-sh-terate-dan-sh-winongo-yang-sejatinya-adalah-satu-saudara?page=all|title=Ringkasan Jalan Panjang SH Terate dan SH Winongo, yang Sejatinya Adalah Satu Saudara|date=16 Oktober 2016|author=Satria Kurniawan|website=kompasiana.com|publisher=|access-date=25 Februari 2020}}</ref> beberapa pihak mengganggap pembukaan SH PSC sebagai sebuah pengkhianatan sehingga SH PSC dianggap "SH murtad".<ref name="sh1" /> Kelak, pihak-pihak yang mendukung pemurnian aliran Setia Hati dan mengklaim sebagai penerus sah ajaran Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo ini tergabung dalam [[Persaudaraan Setia Hati Winongo-Tunas Muda Winongo|PSHW-TM]] (SH Winongo).<ref name="dualisme-sh" /><ref>{{Cite web|url=https://eventkampus.com/blog/detail/1466/sejarah-persaudaraan-setia-hati-tunas-muda-winongo-1903|title=Sejarah Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo 1903|date=12 Juli 2018|author=|website=eventkampus.com|publisher=|access-date=25 Februari 2020}}</ref> Selain itu, adanya tempat latihan ini dianggap oleh [[Hindia Belanda|Pemerintah Kolonial Belanda]] sebagai sarana untuk melawan pemerintah kolonial sehingga Ki Hardjo Oetomo ditangkap dan menjalani hukuman pembuangan Belanda di [[Jember]], [[LP Cipinang|Cipinang]], dan [[Padangpanjang]].<ref name="sht2" /> Sistem yang dianut SH PSC ini adalah sistem ''paguron'' (perguruan) di mana guru ditempatkan pada tingkat tertinggi sebagai patron perguruan. Sistem pendidikan inilah yang menjadi cikal bakal Persaudaraan Setia Hati Terate.<ref name="sh1" />
 
Pada tahun [[1942]], salah seorang murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang bernama Soeratno Sorengpati mengganti nama SH PSC menjadi Setia Hati Terate. Perubahan ini lalu disepakati saat kongres pertama yang diadakan di rumah Ki Hadjar Hardjo Oetomo di [[Madiun]] pada tahun [[1948]].<ref name="sht2" /><ref name="psht-merdekacom" /> PSHT lalu mengubah diri dari sistem yang berbentuk perguruan menjadi sistem berbentuk persaudaraan untuk mendukung konsep demokratisasi organisasi, namun konsepsi dan tradisi sistem perguruan masih tetap dilanjutkan.<ref name="sht3">{{Cite web|url=https://www.shterate.or.id/sejarah-sh-terate-bagian-1-masa-transisi/|title=Sejarah SH Terate (Bagian 2) Masa Transisi|date=13 Mei 2014|author=|website=shterate.or.id|publisher=|access-date=25 Februari 2020}}</ref> Selanjutnya PSHT semakin berkembang, setelah Mas Irsjad (salah satu murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo) menjadi ketua dan memperkenalkan 90 senam dasar, jurus 1–4, jurus belati, dan jurus [[toya]].<ref name="sh1" /> Jurus-jurus perguruan juga diperbarui oleh Mas Imam Koessoepangat untuk membedakan diri dari jurus-jurus ''Djojo Gendilo Tjipto Muljo'' milik SH Winongo atau sekarang di kenal dengan Setia Hati Panti.
 
=== Ketua dari masa ke masa ===
Pucuk kepemimpinan di PSHT berganti-ganti seiring waktu. Setelah wafatnya Ki Hadjar Hardjo Oetomo pada tanggal [[12 April]] [[1952]], ketua dijabat oleh Soetomo Mangkoedjojo ([[Ejaan Bahasa Indonesia|EBI]]: Sutomo Mangkujoyo), yang merupakan karyawan [[BRI]]. Setelah Sutomo dipindah tugaskandipindahtugaskan ke [[Surabaya]], ketua dijabat oleh Mas Irsjad. Pada dekade 1960-an, Mas Irsjad pindah ke [[Bandung]] dan kepemimpinan PSHT diserahkan kepada Mas Santoso Kartoatmodjo. Setelah itu terjadi [[Sejarah Indonesia (1965–1966)|pergolakan tahun 1965]] sehingga ketua kembali dijabat oleh Soetomo Mangkoedjojo hingga [[1974]]. Pada masa jabatan kedua ini PSHT membuka beberapa cabang di [[Magetan]], [[Surabaya]], [[Mojokerto]], [[Yogyakarta]], dan [[Surakarta|Solo]]. Pada tahun [[1974]], diadakan kongres di [[Madiun]] yang memutuskan Mas Imam Koessoepangat (dikenal dengan julukan ''Pandhita Wesi Kuning''<ref>{{Cite web|url=https://www.shterate.or.id/kesetiaan-pendekar-wesi-kuning/|title=Kesetiaan Pendekar Wesi Kuning|date=13 Mei 2014|author=|website=shterate.or.id|publisher=|access-date=25 Februari 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.shterate.com/masa-riwayat-rm-imam-koesoepangat/|title=Masa Riwayat RM. Imam Koesoepangat|date=26 Februari 2011|author=Hendra W. Saputro|website=shterate.com|publisher=|access-date=25 Februari 2020}}</ref>) sebagai ketua pusat. 3 tahun berikutnya, diadakan kongres kembali dan menghasilkan nama Badini sebagai ketua selanjutnya. Pada masa ini organisasi mengalami masalah keuangan sehingga salah satu pendekarnya yang bernama Tarmidji Boedi Harsono keluar dengan solusi kontroversial, yakni mengubah sistem pembayaran pengesahan warga dari menggunakan [[Gulden Hindia Belanda|uang logam lama]] (''ketengan'' atau ''benggolan'') menjadi uang logam yang berlaku (baik [[rupiah]] maupun yang lainnya seperti [[dolar]], [[ringgit]], atau [[Riyal Saudi|riyal]]) agar dapat membantu keuangan organisasi. Sebelumnya uang ''ketengan'' dan ''benggolan'' didapat dengan cara membeli dari istri Ki Hardjo Oetomo, Inem, sekaligus sebagai bentuk terima kasih organisasi untuk membantu keluarga Ki Hardjo Oetomo. Maka Tarmidji meyakinkan pada semua pihak yang mempertanyakan usul tersebut karena PSHT sudah berubah menjadi organisasi modern yang menjadi milik anggota bukan perorangan lagi dan untuk membantu keluarga Ki Hardjo Oetomo sudah dipersiapkan solusi lain. Pada tahun [[1981]], Tarmidji Boedi Harsono diangkat sebagai ketua. Pada tahun [[2000]], kongres diadakan kembali dengan menjadikan kembali Tarmidji Boedi Harsono sebagai ketua dan dilengkapi dengan 9 tokoh lainnya sebagai dewan pusat atau yang dikenal sebagai ''Nawa Pandhita''.<ref name="sht3sh1" /><ref name="sh1sht3" /> Saat ini ketua pusat PSHT dijabat oleh Muhammad Taufiq.<ref name="pengurus">{{Cite web|url=https://www.psht.or.id/details/susunan-pengurus|title=Susunan Pengurus PSHT|date=28 November 2016|author=Humas PSHT|website=psht.or.id|publisher=Persaudaraan Setia Hati Terate|access-date=25 Februari 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://pencaksilatindonesia.org/personnel/persaudaraan-setia-hati-terate/|title=Persaudaraan Setia Hati Terate|date=|author=|website=pencaksilatindonesia.org|publisher=|access-date=2 Oktober 2019}}</ref>
 
== Pendidikan ==
[[Berkas:Padepokan-madiun-psht.jpg|jmpl|Padepokan PSHT di [[Nambangan Kidul, Manguharjo, Madiun|Nambangan Kidul]], [[Madiun]].]]
Pendidikan pencak silat di PSHT memiliki inti unsur pembelaan diri untuk mempertahankan kehormatan, keselamatan, kebahagiaan, dan kebenaran. Materi yang diajarkan terbagi untuk 3 kelompok, yaitu kelompok pencak silat ''ajaran'' (pemula) yang terdiri dari, senam massal, senam dasar, jurus, senam dan jurus [[toya]], jurus belati, krippenkuncian (''kripen''), dan silat seni untuk tunggal, ganda, dan beregu. Kelompok kedua adalah kelompok pencak silat prestasi untuk mengikuti kejuaraan atau [[ajang olahraga]] yang melibatkan pencak silat dengan materi tanding serta dan silat seni baik tunggal, ganda, maupun beregu. Dan yang terakhir adalah kelompok Pencak Silat Bela Diri Praktis yang diberi materi bela diri profesional, pertunjukan dan keterampilan khusus.<ref name="sht4">{{Cite web|url=https://www.psht.or.id/details/pendidikan-ajaran-psht|title=Pendidikan Ajaran PSHT|date=1 Oktober 2016|author=Humas PSHT|website=psht.or.id|publisher=Persaudaraan Setia Hati Terate|access-date=25 Februari 2020}}</ref>
 
Selain itu PSHT juga mengajarkan beberapa ajaran seperti Ajaran Setia Hati, di mana warga akan belajar mengenai upaya mendekatkan hubungan [[manusia]] dengan [[Tuhan]], hubungan manusia dengan manusia serta hubungan manusia dengan [[alam semesta]]. Ajaran Setia Hati mengharuskan warganya mampu memahami dirinya sendiri dan hati nuraninya, bahwa manusia dapat dihancurkan, manusia dapat dimatikan (dibunuh) tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu setia pada hatinya sendiri dan tidak ada kekuatan apa pun di atas manusia yang bisa mengalahkan manusia kecuali kecuali kekuatan Tuhan Yang Maha Esa.<ref>{{Cite web|url=https://psht.or.id/details/falsafah|title=Falsafah PSHT|date=28 November 2016|author=Humas PSHT|website=psht.or.id|publisher=Persaudaraan Setia Hati Terate|access-date=25 Februari 2020}}</ref> Ajaran selanjutnya adalah Ajaran dan Gerakan Budi Luhur di mana warga PSHT harus ikut berupaya mewujudkan ''memayu hayuning bawana'' ([[Bahasa Indonesia]]: ''memperindah keindahan dunia'') dalam upaya mewujudkan masyarakat nyaman, adil, makmur, dan sejahtera lahir batin.<ref name="sht4" />
Baris 90:
=== Siswa ===
==== Siswa Polos ====
Siswa polos atau siswa hitam adalah tingkatan awal pada PSHT, yang ditandai dengan sabuk berwarna [[hitam]]. Warna hitam melambangkan [[kebutaan]] karena siswa belum mengetahui dengan baik apa itu PSHT.<ref name="psht-merdekacom" /><ref name="sabuk-sh">{{Cite web|url=https://rachmadwidodosemarang.blogspot.com/2019/04/macam-macam-sabuk-sh-terate-beserta.html|title=Macam-Macam Sabuk SH TERATE Beserta Artinya|date=1 April 2019|author=Rachmad Widodo|website=rachmadwidodosemarang.blogspot.com|publisher=|access-date=25 Februari 2020}}</ref> Pada tingkatan ini siswa diajarkan pengenalan tentang Setia Hati dan Setia Hati Terate, pengenalan gerak, gerakan, beberapa senam dan jurus. Gerak dan gerakan yang diajarkan termasuk senam untuk tangan dan kaki. Sedangkan jurus yang diajarkan pada tingkatan ini adalah 1 hingga 2 pukulan, tendangan dan pertahanan, 30 senam dan 5 sampai 6 jurus.<ref name="tingkat-sh">{{Cite web|url=https://infoshterate.blogspot.com/2015/05/tingkatan-dalam-persaudaraan-setia-hati.html|title=Tingkatan Dalam Persaudaraan Setia Hati Terate|date=21 Mei 2015|author=|website=infoshterate.blogspot.com|publisher=|access-date=25 Februari 2020}}</ref>
 
==== Siswa Jambon ====
Siswa Polos yang lulus ujian kenaikan tingkat akan menjadi Siswa Jambon yang ditandai sabuk berwarna [[merah jambu]] (merah muda). Warna merah muda melambangkan [[Skeptisisme|keragu-raguan]]. Jambon juga berarti sifat [[matahari]] yang terbit atau sifat matahari yang terbenam, yaitu sifat yang mulai mengarah ke suatu kepastian tetapi masih belum sempurna.<ref name="psht-merdekacom" /><ref name="sabuk-sh" /> Pada tingkatan ini siswa diajarkan pemahaman dan pengamalan Ajaran Setia Hati. Dan penambahan kemampuan gerak dan gerakan menjadi 3 hingga 4 pukulan, tendangan dan pertahanan, 45 senam dan 13 jurus.<ref name="tingkat-sh" />
 
==== Siswa Ijo ====
Siswa Jambon yang lulus ujian kenaikan tingkat akan menjadi Siswa Ijo yang ditandai sabuk berwarna [[hijau]]. Warna hijau melambangkan [[keadilan]] dan keteguhan dalam menjalani sesuatu.<ref name="psht-merdekacom" /><ref name="sabuk-sh" /> Pada tingkatan ini siswa diajarkan penambahan kemampuan gerak dan gerakan menjadi 5 hingga 6 pukulan, tendangan dan pertahanan, 60 senam dan 15 hingga 20 jurus.<ref name="tingkat-sh" />
 
==== Siswa Putih ====
Sesuai namanya, Siswa Putih menggunakan sabuk berwarna [[putih]].<ref name="psht-merdekacom" /> Dalam tingkatan ini semua pukulan, tendangan, teknik pertahanan, senam dan jurus sudah diajarkan kecuali jurus ke-36.<ref name="tingkat-sh" /> Warna putih melambangkan kesucian<ref name="sabuk-sh" /> sehingga siswa dalam tingkatan ini diharapkan telah mengerti arah yang sebenarnya dan telah mengetahui perbedaan antara [[Kebenaran|benar]] dan [[Kekeliruan|salah]], bertindak berdasarkan prinsip kebenaran, dan bersikap tenang. Siswa pada tingkatan ini sudah siap untuk menjalani pengesahan sebagai [[pendekar]]/warga PSHT.<ref name="tingkat-sh" />
 
=== Warga ===
Baris 106:
== Tokoh ==
* [[Ki Hadjar Hardjo Oetomo]]
* [[Edhie Baskoro Yudhoyono]]<ref name="tokoh-warga-1">{{Cite web|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/ibas-sah-jadi-warga-psht.html|title=Ibas sah jadi warga PSHT|date=15 September 2018|author=Fikri Faqih|website=|publisher=Merdeka.com|access-date=25 Februari 2020}}</ref>
* [[Edhie Baskoro Yudhoyono]]
* [[Hartanto Edhie Wibowo]]<ref name="tokoh-warga-1" />
* [[Richard Simorangkir]]
* [[Imam Nahrawi]] (warga kehormatan)
* [[Herman Deru]] (warga kehormatan)
* [[Totok Imam Santoso]]<ref name="pengurus" />
 
== Galeri ==