Ahmad Dahlan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Rohmat ac (bicara | kontrib)
Latar belakang keluarga dan pendidikan: Perbaikan umur, seharusnya 15 tahun bukan 15 hari
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 36:
Nama kecil K.H. Ahmad Dahlan adalah '''Muhammad Darwisy'''. Dia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya. Dia termasuk keturunan yang kedua belas dari [[Maulana Malik Ibrahim]], salah seorang yang terkemuka di antara [[Walisongo]], yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa.<ref name = kutojo>Kutojo dan Safwan, 1991</ref> Silsilahnya tersebut ialah ''[[Maulana Malik Ibrahim]], [[Maulana Ishaq]], [[Sunan Giri|Maulana 'Ainul Yaqin]], Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan Prapen), Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo, kiai Ilyas, kiai Murtadla, KH. Muhammad Sulaiman, K.H. Abu Bakar, dan Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan)''.<ref>Yunus Salam, 1968: 6</ref>
 
Pada umur 15 haritahun, dia pergi haji dan tinggal di [[Mekah]] selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti [[Muhammad Abduh]], [[Jamal-al-Din Afghani|Al-Afghani]], [[Rasyid Ridha]] dan [[Ibnu Taimiyah]]. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun [[1888]], ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.
 
Pada tahun [[1903]], ia bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, dia sempat berguru kepada [[Syeh Ahmad Khatib]] yang juga guru dari pendiri [[NU]], [[Hasyim Asyari|KH. Hasyim Asyari]]. Pada tahun [[1912]], ia mendirikan [[Muhammadiyah]] di kampung [[Kauman, Yogyakarta]].