Servasius Bambang Pranoto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 53:
Perjalanan bisnis minyak Kutus Kutus sempat tidak berjalan baik, setelah rekan bisnisnya mengoplos dan memalsukan minyak Kutus Kutus agar dapat dijual murah. Kerja sama mereka pun berakhir.<ref name=":4" /> Setelah itu, Servasius memutuskan untuk menata kembali jaringan distribusinya dan menangani langsung penjualan. Setelah pemasaran dipegangnya, angka penjualan minyak Kutus Kutus terus bergerak naik secara signifikan.<ref name=":3" /> Setelah pemasaran dikendalikannya secara langsung, penjualan minyak Kutus Kutus langsung naik menjadi 20 ribu botol pada tahun 2016, kemudian menjadi 70 ribu botol pada tahun 2017, dan 100 ribu botol pada tahun 2018.<ref name=":2" /> Per Desember 2019, penjualan minyak Kutus Kutus tercatat mencapai 5,7 juta botol setahun berkat jaringan 3.000 tenaga ''reseller''.<ref name=":3" />
 
Salah satu kunci keberhasilan strategi penjualan minyak Kutus Kutus adalah memberikan marjin yang besar kepada reseller. Menurut Servasius Bambang Pranoto, minyak Kutus Kutus dijualnya kepada distributor seharga Rp 100 ribu per botol dengan syarat membeli minimal sekitar 20 ribu botol per bulan untuk selanjutnya dijual kepada reseller. Para reseller mendapat keuntungan minimal 20% dengan minimal pembelian 5 botol dan keuntungan semakin besar jika jumlah yang dibeli semakin banyak. Dia juga tidak menerima penjualan ritel secara langsung dan hanya mengandalkan distributor yang saat ini jumlahnya mencapai 20-an.<ref name=":3" />
 
== Daftar Referensi ==