Kota Waikabubak, Sumba Barat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Herryz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 11:
| nama sekcam = <!-- Diisi dengan nama sekcam atau kepala distrik. -->
| kode pos = <!-- Tuliskan kode pos kecamatan. -->
| luas = 4463,7187 km²
| jumlah penduduk = 3235.278604 Jiwajiwa (2016[[2020]])<ref name="WAIKABUKAK"/>
| kepadatan = 721557,44 Jiwajiwa/km²
| kelurahan = 6 [[kelurahan]]<br/>7 [[desa]]
| suku bangsa =
| agama =
| pushpin_map = <!-- nama location map menurut Templat:Location_map -->
| pushpin_label_position = <!-- posisi pushpin label: left, right, top, bottom, none -->
Baris 31 ⟶ 29:
}}
 
'''Kota Waikabubak''' adalah sebuah [[kecamatan]] dan juga merupakan [[ibu kotaibukota]] dari [[Kabupaten Sumba Barat]], provinsi [[Nusa Tenggara Timur]], [[Indonesia]]. Kota Waikabubak merupakan kecamatan kota terbesar kedua di [[Pulau Sumba]] setelah kota [[Kota Waingapu, Sumba Timur|Waingapu]], ibukota dari [[Kabupaten Sumba Timur]].<ref name="Permendagri-137-2017">{{cite web|url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017 |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 3 Oktober 2019}}</ref> Waikabukak memiliki luas wilayah sekitar 63,87 km², dengan jumlah penduduk ditahun [[2020]] sebanyak 35.604 [[jiwa]].<ref name="WAIKABUKAK">{{cite web|url= https://sumbabaratkab.bps.go.id/publication/2020/09/28/42b289dcec0987e51a343af2/kecamatan-kota-waikabubak-dalam-angka-2020.html|title=Kecamatan Kota WaikabukaK Dalam Angka 2020|website=www.sumbabaratkab.bps.go.id|accessdate=14 November 2020|format=pdf}}</ref>
 
== Geografi ==
Baris 60 ⟶ 58:
# [[Wailiang, Kota Waikabubak, Sumba Barat|Wailiang]]
{{col-css3-end}}
 
== Demografi ==
Penduduk asli yang mendiami kabupaten Sumba Barat umumnya adalah suku [[Suku Sumba|Sumba]] , demikian juga yang ada di Kota Waikabukak. Masyarakat Sumba memiliki beragam tradisi yang secara turun-temurun telah diwariskan kepada generasi penerusnya. Tradisi-tradisi tersebut menjadi magnet tersendiri bagi Sumba sehingga mampu mengundang banyak turis baik lokal maupun manca negara untuk datang berkunjung ke pulau Sumba dan juga kabupaten Sumba Barat. Salah satu tradisi yang menarik ialah "Belis".<ref name="ADAT">{{cite web|url= https://www.kompasiana.com/yonshunga/5bcfcf5aaeebe143155b87d5/tradisi-kawin-mawin-suku-sumba-belis-atau-beli|title=Tradisi Kawin Mawin Suku Sumba, Belis atau Beli|website=www.kompasiana.com|accessdate=14 November 2020}}</ref>
 
Tradisi Belis merupakan tradisi penyerahan mas kawin oleh pihak pria kepada pihak wanita dalam pernikahan masyarakat Sumba. Penyerahan mas kawin tersebut dapat berupa hewan ternak seperti [[babi]], [[kuda]], dan juga [[kerbau]]. Selain itu, penyerahan belis juga dapat berupa Mamuli (sebuah simbol reproduksi wanita dalam identitas kebudayaan lokal), hingga Kain Sumba. Banyaknya belis tergantung pada kesepakatan dan status sosial daripada calon pengantin perempuan. Jika yang akan dinikahi adalah wanita dengan status sosial tinggi, maka hewan yang diberikan mencapai puluhan ekor. Untuk rakyat biasa pada umumnya akan menyerahkan sekitar 5-15 ekor. Dan untuk Ata (golongan atau lapisan terendah dalam stratifikasi masyarakat Sumba), akan dibayar oleh Maramba (tuan atau bangsawan) setempat.<ref name="ADAT"/>
 
Dalam hal keagaaman, mayoritas penduduk Kota Waikabukak memeluk agama [[Kekristenan]] yakni 84,56%, dimana [[Protestan]] dan [[Katolik]]. Tradisi kepercayaan leluhur yakni [[Marapu]], masih dipraktikkan oleh sebahahagian masyarakat Sumba, yang sudah menjadi bagian dari tradisi atau kepercayaan warga setempat. Kemudian, pemeluk agama [[Islam]] sekitar 14,62%, dan selebihnya memeluk agama [[Hindu]] 0,77% dan [[Budha]] 0,05%.<ref name="WAIKABUKAK"/>
 
== Pariwisata ==