Masjid Syuhada: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nuralift (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Infobox dan koordinat
Baris 1:
{{Infobox religious building
|image = Yogyakarta Indonesia Syuhada-Mosque-01.jpg
|caption = Masjid Syuhada
|building_name = Masjid Syuhada
|map_type = Topografi Jawa
|map_size = 250
|latitude = -7.7862586
|longitude = 110.3691867
|location = {{flagicon|Indonesia}} [[Kota Yogyakarta]], [[Yogyakarta]], [[Indonesia]]
|religious_affiliation = [[Islam]]
|architecture_type = Masjid
|groundbreaking =
|year_completed = 1952
}}
'''Masjid Syuhada Kotabaru, Yogyakarta''' adalah sebuah bangunan [[masjid]] bersejarah di daerah Kotabaru, [[Yogyakarta]]. Bangunan masjid tersebut bernama "Syuhada" yang dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai "pejuang". [[Masjid]] tersebut memang menjadi salah satu masjid yang menyimpan nilai sejarah, terutama berkaitan dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Masjid itu selesai dibangun dan diresmikan pada tanggal 20 September 1952. [[Masjid]] Syuhada tepatnya berlokasi di Jalan I Dewa Nyoman Oka 13, Kotabaru, [[Yogyakarta]] yang merupakan markas serta tempat tinggal orang-orang Belanda semasa menjajah Indonesia, berikut orang [[Tionghoa]] serta orang Indonesia kelas atas atau mereka yang menerima pendidikan ala Barat.<ref>http://bpad.jogjaprov.go.id/public/article/513/Masjid_Syuhada.pdf</ref> Pembangunan [[Masjid]] Syuhada sendiri juga didasari atas persoalan tidak adanya tempat ibadah bagi umat Islam di Kotabaru mengingat di sampingnya berdiri megah bangunan gereja bernama [[Gereja Kristen Batak Protestan]] di Kotabaru. Selain itu, pemerintah Indonesia juga bermaksud memberikan hadiah kepada rakyat [[Yogyakarta]] atas perjuangan mereka dalam melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan [[Indonesia]]. Perlu diketahui, [[Yogyakarta]] pada waktu itu dijadikan sebagai Ibu kota Revolusi Indonesia atau pemerintahan sementara akibat tentara [[Belanda]] berhasil menguasai [[Jakarta]]. Untuk menunjukkan eksistensi Indonesia di dunia internasional, [[Sri Sultan Hamengkubuwono IX]] menawarkan untuk memindahkan pemerintahan [[Indonesia]] dari [[Jakarta]] ke [[Yogyakarta]] untuk sementara waktu.