Asoka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Vedolique (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Vedolique (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 9:
|coronation = 269 SM
|predecessor = [[Bindusara]]
|successor = [[DasarathaDasharatha Maurya|Dasharatha]]
|othertitles=
|religion = [[Hindu]], kemudian [[Agama Buddha]]
Baris 70:
 
[[Berkas:AshokaColumn.jpg|kiri]]
Beberapa pengkritik perpendapat bahwa Asoka takut akan adanya lebih banyak peperangan. Namun sebenarnya negara-negara tetangganya, termasuk [[kekaisaran Seleukus]] dan kerajaan-kerajaan [[Kerajaan Yunani-Baktria|Baktria-Yunani]] yang didirikan oleh [[Diodotus I]], tidak ada yang bisa menyamai kekuatan Asoka. Asoka hidup pada masa yang sama dengan [[Antiochus I Soter]] dan penerusnya [[Antiochus II Theos]] dari [[dinasti Seleukus]] seperti begitu pula Diodotus I dan putranya [[Diodotus II]] dari kerajaan Baktria-Yunani. Jika prasasti-prasasti dan piagam-piagamnya dipelajari dengan teliti, maka bisa disimpulkan bahwa ia mengenal Dunia Helenistik tetapi tidak pernah kagum. Piagam-piagamnya yang membicarakan hubungan persahabatan, memberikan Antiochus dari kekaisaran Seleukus dan [[Ptolemeus III]] dari [[Mesir]]. Tetapi kemasyhuran kekaisaran Maurya sudah tersebar semenjak kakek Asoka, Candragupta Maurya mengalahkan [[Seleucus I Nicator|Seleucus Nicator]], pendiri dinasti Seleukus.
 
Sumber banyak pengetahuan kita akan Asoka adalah prasasti-prasasti yang banyak ditinggalkannya dan dipahatkannya di pilar-pilar dan batu-batu di seluruh wilayah kekaisarannya. Maharaja Asoka juga dikenal sebagai '''Piyadasi''' (dalam [[bahasa Pali]]) atau '''Priyadarsi''' (dalam bahasa Sanskerta) yang berarti "berparas baik" atau "dikaruniai Dewa-Dewa dengan berkah baik". Semua prasastinya memiliki sentuhan kekaisaran dan menunjukkan rasa kasih sesama yang mendalam; ia menyapa rakyatnya dengan kata "anak-anakku". Prasasti-prasasti ini mempromosikan moral sesuai agama Buddha dan memberi semangat pada tindakan non-kekerasan serta keteguhan dalam melaksanan Dharma (kewajiban atau tindakan yang bajik). Prasasti-prasasti ini juga membicarakan ketenarannya dan negara-negara taklukkan serta juga negara-negara tetangga yang berusaha menghancurkannya. Informasi tentang peperangan Kalinga juga bisa didapatkan dan juga tentang sekutu-sekutu Asoka. Lalu informasi mengenai pemerintahan sipil juga ada. [[Pilar-pilar Asoka]] di Sarnath adalah peninggalan Asoka yang paling dikenal. Mereka dibuat dari batu granit dan merekam kunjungan Asoka kepada maharaja Sarnath pada [[abad ke-3 SM]]. Pilar ini memiliki pucuk berbentuk empat kepala singa yang berdiri membelakangi satu sama lain. Lambang [[India]] modern adalah keempat singa ini. Singa selain melambangkan kekuasaan Asoka, juga melambangkan sifat kerajaan sang Buddha (singa dianggap raja hutan yang merajai semua margasatwa dan Buddha adalah seorang pangeran mahkota). Dalam menerjamahkan teks-teks yang berada pada prasasti di pilar-pilar ini, para sejarawan bisa mempelajari banyak tentang Kekaisaran Maurya. Namun sulit apakah yang tertulis di situ benar semua atau tidak. Yang jelas ialah teks-teks ini menunjukkan kepada kita bagaimana maharaja Asoka ingin dikenang.