Burujul Kulon, Jatiwangi, Majalengka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k top: Bot: Menambah pengawasan otoritas
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: dari pada → daripada
Baris 13:
|Jumlah KK=2.222 Kepala Keluarga}}
'''Burujul Kulon''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Jatiwangi, Majalengka|Jatiwangi]], [[Kabupaten Majalengka|Majalengka]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]].
 
 
Terdiri dari 6 dusun Cipinang-Ciporang-Cinancang-Ciwalur-Cibadak-Cibogo. Mengunakan bahasa sunda yg banyak terpengaruh oleh bahasa jawa cirebonan. Ada satu kosakata yang unik didesa ini yaitu kata "ubey" yang berarti saya. Kata "ubey" hanya berlaku didesa Burujulkulon tidak menyebar kemanapun bahkan ke desa Burujulwetan yg hanya dibatasi jalan selebar 4 meter. Dari dulu desa Burujulkulon termasuk desa yang memiliki banyak UKM terutama pengrajin genteng. Desa yang terus mempertahankan harga dirinya, melalui keberdayaan ekonomi warganya. Letaknya yg berada di pinggir jalan Cirebon Bandung memudahkan orang datang ke desa Burujulkulon.
Baris 23 ⟶ 22:
Pada tahun itu beliau beserta prajuritnya telah mengadakan penyerangan ke Batavia. Yaitu tempat kedudukan VOC yang di pimpin oleh JP Coen, dan telah kita ketahui akhir dan usaha pengusiran itu tidak berhasil atau gagal karena berbagai kelemahan dari pihak kita. Prajurit-prajurit yang masih tersisa berpencaran melarikan diri menuju asal tempat mulanya kelahiran mereka. Tentu saja mereka ada yang tidak sampai ketempat tujuannya. Diantara sekian banyak prajurit-prajurit tersebutlah seorang yang sekarang bernama Jaka Kusuma (Buyut Kudus) terdapat ditepi Kali Cimanuk yang sekarang tempat itu dinamakan Desa Paningan-Kecamatan Jati Tujuh.
 
Kemudian dari padadaripada beliau hidup menyendiri dan lama kelamaan berkeluarga dan beranak cucu. Salah seorang dari anak tersebut bernama MUHAMAD ILYAS yang seperti kebiasaan pada waktu itu setiap anak yang sudah dewasa, lalu ia mengembara dengan menyelusuri kali cimanuk dan berbelok ke arah Cimanuk yaitu Cisambeng Kulon, serta mengendarai Getek (beberapa bambu yang disusun dan diikat menjadi satu). Getek itu selanjutnya terdampar di suatu tempat yang sekarang disebut hulu dayeuh. Tempat sekarang di sebelah utara pemakaman Cikembang, sebelah selatan Burujulkulon.
 
Muhamad Ilyas kemudian menetap dan kemudian bertempat tinggal disana. Ketika itu hutan belantara masih utuh belum terjamak oleh manusia.
Baris 92 ⟶ 91:
 
Sebagian besar warga Desa Burujulkulon umumnya bermata pencaharian sebagai pengrajin Genteng,dan sebagian lagi tani,buruh harian lepas dan dagang.Lewat keberagaman usaha Mikro dan Makro warganya,Burujulkulon menjadi Desa yang maju dalam segi ekonominya.Desa Burujulkulon terdapat beberapa perusahaan besar,salah satunya PT.WIKA Beton.Selain itu ada perusahaan Texstil dan Tas juga ada di Desa Burujulkulon.Genteng merupakan Identitas Desa Burujulkulon,Dan juga Jatidiri Jatiwangi,genteng Sebagai "warisan desa" Burujulkulon.Genteng Merupakan "Country Heritage" Majalengka.Bahkan Genteng merupakan salah satu ciri khas dan ikon Majalengka.Secara statistik mata pencaharian warga desa Burujulkulon: Pengrajin Genteng: 28,2%,Tani: 26,2%,Buruh harian lepas: 23,5%,Wirausaha/Dagang: 9%,Pns/Polri: 3,3%,Lainnya: 9,8%.{{Authority control}}
 
 
{{Kelurahan-stub}}