Kaisar Yongle: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Thijs!bot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: it:Yongle
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
 
== Awal yang berdarah-darah ==
Setelah berhasil menggulingkan keponakannya Zhu Di menjadi kaisar dengan gelar Kaisar Yongle atau juga dikenal dengan nama kuilnya '''Kaisar Ming Chengzu''' (明成祖). Ia mengawali rezimnya dengan perburuan dan pembantaian terhadap para pendukung Jianwen. Banyak menteri, jenderal, kasim, dayang, dan orang-orang yang melayani keponakannya dihukum mati dalam waktu beberapa hari setelah naik tahta. Metode hukuman mati yang dikenal dengan nama pemusnahan sembilan keturunan (诛九族, ''zhu jiuzu'') diterapkan. Mereka yang dikenai hukuman ini bernasib sangat tragis, karena seluruh keluarganya dari buyut hingga cicitnya turut dihabisi. Metode kejam ini telah berlangsung sejak jamanzaman [[Dinasti Qin]] dan berakhir pada tahun-tahun terakhir [[Dinasti Qing]].
 
Yongle memerintahkan [[Fang Xiaoru]], seorang sejarawan dan menteri Jianwen untuk membuat naskah proklamasi untuk penobatannya sebagai kaisar. Fang, sebagai hamba yang setia menolak dengan tegas dan mencampakkan kuas di hadapan Yongle. Yongle menantangnya, “Anda mungkin tidak takut mati, tapi apakah anda tidak takut jika keluarga anda hingga sembilan keturunan digiring ke panggung hukuman mati ?”. Fang menjawab, “Jangankan sembilan, sepuluh pun silakan ! aku tetap tidak akan menuliskannya !” setelah berkata demikian ia menulis sebuah kalimat di kertas dan melemparkannya pada Yongle. Kalimat yang berbunyi ‘maling dari Yan mencuri tahta’ itu membuat Yongle murka sehingga memerintahkan Fang disiksa dengan kejam. Seluruh keluarga, kerabat, sahabat dan muridnya ditangkap dan dihukum mati satu persatu di hadapannya untuk membuatnya berubah pikiran. Namun Fang tetap berdiri dengan tenang menyaksikan orang-orang yang dicintainya mati di depan matanya tanpa meninggalkan kesetiaanya pada bekas junjungannya hingga tiba gilirannya. Jumlah yang dihukum mati dalam kasus ini mencapai 873 orang.
Baris 25:
 
== Pemerintahan ==
Dalam memerintah, Yongle meneruskan kebijakan ayahnya yang berpihak pada rakyat kecil dan pengawasan yang ketat terhadap para tuan tanah dan orang kaya. Ia memperbaiki kondisi negara yang sempat hancur setelah perang saudara selama tiga tahun lebih. Dibuatnya rencana jangka panjang untuk memperkuat dan menstabilkan ekonomi pasca perang. Untuk itu ia meningkatkan pembudidayaan tanah terlantar sehingga meningkatkan populasi di daerah tersebut, daerah-daerah subur seperti wilayah bawah [[Sungai Yangtze]] juga dimanfaatkan secara maksimal. Ia juga meningkatkan produksi pertanian dan tekstil. Selain itu ia juga merenovasi [[Kanal Besar]] hingga akhirnya dapat menjadi jalur transportasi perdagangan internasional. Pada jamanzaman ini [[kapitalisme]] mulai tumbuh di Tiongkok.
 
Ia menempatkan orang-orang yang memegang jabatan dalam pemerintahan dengan selektif. Mereka dipilih berdasarkan bakat dan prestasinya untuk menjabat posisi yang tepat. Seperti ayahnya, ia juga berani bertindak tegas terhadap para pejabat korup. Karena berhutang budi pada kaum kasim yang membocorkan rahasia kelemahan militer ketika Insiden Jingnan, ia memulihkan hak berpolitik mereka yang pada masa ayahnya dihilangkan. Para kasim membentuk organisasi mata-mata [[Dongchang]] (东厂) disamping [[Pengawal Seragam Brokat]] (锦衣卫, ''jinyi wei'') yang telah ada sejak jamanzaman Hongwu. Biro ini bertugas mengawasi para pejabat dan rakyat dari kemungkinan memberontak. Dari sinilah mulai timbul bibit-bibit penyalahgunaan wewenang oleh kasim yang pada masa yang akan datang membawa kekacauan politik.
 
Proyek Yongle yang paling ambisius adalah memindahkan ibukota dari Nanjing ke Beijing. Konon keputusan ini diambil ketika ia bersama para staffnya mengamati Nanjing dari bukit di sekeliling kota itu. Dari sana terlihat posisi istana kekaisaran sangat rentan terhadap serangan artileri. Pelaksanaannya dimulai tahun [[1403]], saat itu ia mengirim ratusan ribu transmigran dari [[Nanjing]], [[Shanxi]] dan [[Zhejiang]] dalam lima gelombang, tujuannya adalah untuk meningkatkan populasi Beijing dan membangun wilayah itu. Tahun [[1420]] akhirnya istana kekaisaran baru yang dikenal dengan nama [[Kota Terlarang]] (紫禁城, ''zijin cheng'') akhirnya selesai dibangun setelah tertunda beberapa tahun akibat kebakaran dan gempa bumi. Tahun berikutnya ibukota Tiongkok dipindah ke Beijing yang menjadi pusat pemerintahan hingga kini.
 
Yongle seorang yang menganut ajaran [[Konfusius]], namun ia memperlakukan agama-agama lain seperti [[Tao]], [[Budha]], dll dengan adil. Ia mempromosikan ajaran Budha di daerah-daerah pedalaman untuk mengatasi keterbelakangan dan menekan gejolak sosial. Di saat yang sama ia juga mempromosikan ajaran Konfusius sebagai standar norma-norma sosial seperti misalnya pemilihan calon pejabat dan tata-tertib di istana. Sebagai seorang yang sangat mencintai budaya bangsanya, ia berusaha menghapus budaya Mongol yang masih tersisa dari jamanzaman Yuan. Ia melarang penggunaan nama, bahasa, cara berpakaian, dan tradisi yang berbau Mongol.
 
Perhatiannya terhadap ilmu pengetahuan, budaya dan literatur diwujudkannya dalam proyek besar lainnya yaitu penyuntingan sebuah ensiklopedi umum. Ia mengumpulkan dua ribuan kaum terpelajar di bawah koordinasi sekretaris agungnya, [[Xie Jin]] untuk menyusun bahan-bahan mengenai [[sejarah]], [[seni]], [[filsafat]], [[astronomi]], [[geografi]], [[teknologi]], dan cabang-cabang ilmu lainnya dalam sebuah buku besar. Proyek ini selesai sekitar tahun [[1407]] atau [[1408]] dan dinamakan ''Ensiklopedi Yongle''. Sayangnya, dari 11.000 lebih bab, hanya 400 bab kurang yang selamat hingga kini akibat kekacauan yang terjadi pada masa berikutnya.
Baris 47:
Ketika itu keterampilan membuat kapal bangsa Tionghoa telah lebih maju dari bangsa barat. Mereka menggunakan kompas yang paling canggih dan peta navigasi yang akurat. Catatan-catatan menyeluruh disimpan oleh beberapa sarjana dan pakar dalam ekspedisi tersebut. Catatan itu berisi informasi rinci tentang navigasi, pelabuhan tujuan, terumbu karang, dan tempat-tempat dimana ditemukan kawanan ikan jenis tertentu. Publikasi dan cerita-cerita pelayaran itu juga meningkatkan kesadaran akan geografi regional diantara bangsa Tionghoa serta meningkatkan kegiatan kelautan mereka. Kemajuan ini selain meningkatkan kemakmuran di wilayah pesisir juga memungkinkan migrasi bangsa Tionghoa ke luar negeri terutama wilayah [[Asia Tenggara]] dimana terdapat populasi Tionghoa terbesar hingga kini.
 
Dalam pelayaran ini Tiongkok telah memenangkan penghormatan dari berbagai bangsa di dunia tanpa harus melalui penaklukan atau perang. Setiap Zheng He pulang, turut bersamanya perwakilan negara-negara lain yang meliputi diplomat, pengusaha, raja dan ratu untuk membuka hubungan persahabatan dengan Tiongkok. Sayangnya ekspedisi ini tidak dilanjutkan pada masa-masa selanjutnya. Para penerus Yongle bersikap menjaga jarak terhadap orang-orang asing sehingga ekspedisi ini dihentikan secara resmi tahun [[1434]] oleh Kaisar Xuande. Tiongkok pun kembali menjadi negara yang mengisolasi diri seperti negara-negara [[Asia Timur]] lainnya pada jamanzaman itu.
 
== Kehidupan pribadi ==