Sara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Untuk|singkatan|SARA}}
{{Infobox person
| image = Sarah Abraham.jpg
| caption = Penggambaran Sarah dan Abraham
| name = Sarah<br />{{lang|ar|{{nobold|سارة}}}} • {{Lang|he-n|{{nobold|שָׂרָה}}}}
| native_name =
| native_name_lang =
| birth_name = Sarai
| birth_date = 1803 SM
| birth_place = [[Ur Kasdim]]
| death_place = [[Hebron]], [[Palestina (wilayah)|Palestina]]
| resting_place_coordinates = 31.5247° N, 35.1107° E
| burial_place = [[Gua Makhpela]]
| residence = [[Kanaan]]
| spouse = [[Abraham]]/[[Ibrahim]]
| partner =
| children = [[Ishak]]
| parents =
| relatives = * [[Terah]]
* [[Haran]]
* [[Lot]]
* [[Ismael]]
}}
 
'''Sara''' atau '''Sarah''' ({{Hebrew name|שָׂרָה|Sara|Śārāh|"Putri"}}; {{lang-ar|سارة}}; {{lang-en|SarahSārah}}) adalah istri Abraham sebagaimana dicatattokoh dalam [[Tauratagama Abrahamik]]. danDia [[Perjanjianadalah Lama]]istri didari [[AlkitabAbraham]] /[[KristenIbrahim]]. KisahBaik Saradalam diceritakantradisi dalamYahudi, [[KitabKristen, Kejadian]].dan SaraIslam, adalahdia putridigambarkan darisebagai [[Terah]]sosok dariperempuan istrisaleh yang berbedaterkenal denganakan ibu [[Abraham]]kecantikannya.<ref>[[Kejadian 20#Ayat 12|Kejadian 20:12]]</ref>
 
== KematianAyat ==
Sara mulanya dinamai '''Sarai''' ({{Hebrew name|שָׂרַי/שָׂרָי|Saray|Śāray/Śārāy|"Putriku"}}) dan hidup bersama suaminya, yang saat itu bernama '''Abram''' (אברם) di kota [[Haran]], [[Mesopotamia]].
{{quote|"Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham, 'Tentang istrimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya. Aku akan memberkatinya dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa, raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya.'"|{{Alkitab|Kejadian 17: 15-16}}}}
 
== Pindah ke MesirKisah ==
Dalam [[Tanakh]] (kitab suci Yahudi) dan [[Alkitab]] (kitab suci Kristen), kisah Sara disebutkan dalam [[Kitab Kejadian]], sedangkan dalam [[Al-Qur'an]] termuat pada surah Hud (11): 71-72 dan Adz-Dzariyat (51): 29-30.
Ketika Allah memerintahkan Abram meninggalkan tanah kelahirannya dan pergi menuju suatu negeri yang tidak diketahui (belakangan diidentifikasikan sebagai [[Kanaan]]), Sarai menyertainya. Namun, ketika mereka tiba di sana, mereka mengalami bala kelaparan, dan memutuskan untuk menyelamatkan diri di [[Mesir]]. Karena merasa kuatir bahwa kecantikan Sarai akan membahayakan hidupnya bila hubungan mereka diketahui, Abram mengusulkan agar Sarai berpura-pura menjadi saudara perempuannya.
 
=== Latar belakang ===
Seperti yang dikuatirkan Abram, Sarai diambil oleh Firaun, yang mengganjar Abram dengan harta kekayaan. Namun, Allah menghukum Firaun beserta seluruh isi rumahnya dengan wabah penyakit yang parah. Hal ini menyebabkan Firaun mencurigai Abram. Ia mempersalahkan Abram, dan menyuruhnya mengambil istrinya kembali dan pergi.
Awalnya Sara mulanya dinamaibernama '''Sarai''' ({{Hebrew name|שָׂרַי/שָׂרָי|Saray|Śāray/Śārāy|"Putriku"}}). danNamanya hidupadalah bersamabentuk suaminya,perempuan yangdari saatkata itu bernama '''Abram'sar'' (אברם{{lang-he-n|שַׂר}}), diyang kotabermakna [[Haran]],"ketua" atau "[[Mesopotamiapangeran]]."
 
Terdapat beberapa pendapat mengenai asal-usul Sara. Bila didasarkan pada perkataan harfiah Abraham kepada Abimelekh, Sara adalah saudarinya seayah, tetapi berbeda ibu.<ref>{{Alkitab|Kejadian 20: 12}}</ref> Namun dalam [[Talmud]] disebutkan bahwa Sara adalah sosok yang sama dengan [[Yiska]], anak perempuan [[Haran]].<ref>{{Alkitab|Kejadian 11: 29}}</ref> Haran sendiri adalah saudara Abraham. Dengan demikian, Sara adalah keponakan Abraham dan saudari [[Lot]].<ref>Sanhedrin 69b</ref> Terkait pernyataan Abraham bahwa Sara adalah saudarinya, [[Rashi|Rabbi Shlomo Yitzchaki]] menafsirkan bahwa sebagaimana istilah "putri" dapat digunakan pada cucu perempuan, maka "saudari" juga dapat digunakan untuk keponakan perempuan.<ref>[https://www.sefaria.org.il/Genesis.20.12?lang=bi&aliyot=0&p2=Rashi_on_Genesis.20.12&lang2=bi Rashi pada Kejadian 20:12]</ref>
== Memberikan Hagar kepada Abraham ==
Meskipun Allah telah berjanji kepada Abram bahwa ia akan menjadi bapak segala bangsa, Sarai tetap mandul, sedangkan mereka telah tinggal di Kanaan selama 10 tahun. Untuk menolong suaminya memenuhi takdir yang telah ditetapkan, ia menawarkan pembantunya orang Mesir, Hagar, untuk menjadi gundik Abram.
 
Dalam riwayat hadits, disebutkan bahwa Abraham tidak pernah berbohong seumur hidup, kecuali pada tiga kesempatan, salah satunya saat Abraham mengatakan bahwa Sara adalah saudarinya.<ref>HR. Al-Bukhari (3358)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=213-216}} Dalam Alkitab, pernyataan bahwa Sara adalah saudari Abraham berasal dari perkataan Abraham saat di Mesir<ref>{{Alkitab|Kejadian 12: 13}}</ref> dan pada Abimelekh.<ref>{{Alkitab|Kejadian 20: 2}}</ref><ref>{{Alkitab|Kejadian 20: 12}}</ref> Terkait penjelasan mengenai keturunan Terah dalam Alkitab pada Kitab Kejadian pasal 11, keterangan mengenai latar belakang Sara disebutkan dua kali: kali pertama menyebutkan bahwa Sara (saat itu bernama Sarai) adalah istri Abraham (saat itu bernama Abram), kali kedua menyebutkan bahwa Sara adalah menantu Terah dan istri Abraham.<ref>{{Alkitab|Kejadian 11: 31}}</ref> Tidak ada keterangan bahwa dia merupakan anak perempuan Terah.
Hubungan Hagar dengan Sarai tidak berlangsung baik. Sarai mengecam suaminya dengan pahit, dan Abram menjawab bahwa Sarai harus melakukan apa yang dipandangnya baik. Setelah Hagar melahirkan dan Sarai hamil, Sarai kuatir bahwa keturunan Hagar akan berbagi warisan dengan anaknya, sehingga ia menyuruh Abraham untuk mengusir Hagar. Akhirnya Hagar pergi dan di perjalanan di padang gurun, ia dan anaknya bertemu dengan malaikat Allah yang memberitakan kepadanya bahwa keturunannya akan menjadi banyak.
 
Tidak ada catatan dalam Alkitab mengenai Sarai sebelum dia meninggalkan Mesopotamia. [[Midras]] dan [[Aggadah]] memberikan catatan tambahan mengenai kehidupannya, berikut perannya dalam agama Yahudi. Disebutkan bahwa Sarai lahir di [[Ur Kasdim]], [[Mesopotamia]], pada masa kekuasaan Raja [[Nimrod]] (Namrud).
== Pergantian nama ==
Setelah itu Allah mengganti nama keduanya menjadi Abraham dan Sarai dan menjadikan mereka leluhur dari suatu bangsa pada masa depan, yaitu [[bangsa Israel]]. Dalam [[bahasa Ibrani]], nama ''Abram'' berarti "bapak dari Aram," negeri tempat kelahiran Abraham, dan ''Sarai'' berarti "putriku", yang merujuk kepada hubungannya dengan ayah suaminya, yang juga ayahnya. Sekarang nama mereka berubah menjadi ''Abraham'', yang berarti "banyak banyak (bangsa)," sementara ''Sara'', berarti "putri [dari semua bangsa]." Lalu Allah mengutus tiga orang malaikat yang menyamar sebagai manusia untuk memberitahukan kepada pasangan ini tentang [[Ishak]] yang akan segera dilahirkan. Abraham bersukacita ketika mendengar berita itu, karena usianya akan mencapai 100 tahun pada kelahiran anaknya itu, tetapi Sara tertawa karena ragu-ragu, karena usianya akan mencapai 90 tahun dan masa melahirkan sudah lama lewat baginya.
== Pindah ke Gerar ==
Abraham kemudian pindah ke [[Gerar]], dan di sana kembali istrinya diambil oleh raja Gerar untuk dijadikan istrinya, setelah Sara mengaku sebagai saudara perempuan Abraham. Namun, Abimelekh diperingatkan oleh Allah dalam sebuah mimpi agar tidak menyentuh Sara. Ketika Abimelekh mengecam Abraham karena penipuan ini, Abraham membenarkan dirinya dengan menjelaskan bahwa Sara adalah anak perempuan dari ayahnya, tetapi bukan dari ibunya (Kejadian 20:1-12).
== Melahirkan Ishak ==
Segera setelah kejadian ini, Sara melahirkan seorang anak, Ishak. Allah menyuruh Abraham menamainya sesuai dengan tertawa Abraham ketika ia mendengar nubuat malaikat tentang kelahiran anaknya itu. Menurut [[Rashi]], orang mempertanyakan apakah Abraham yang berusia 100 tahun itu benar-benar merupakan bapak anak itu, karena ia dan Sara telah hidup bersama-sama selama puluhan tahun namun tidak juga mendapatkan anak. Sebaliknya, orang menyebarkan gosip bahwa Abimlekehlah ayahnya yang sejati. Karena alasan ini, menurut Rashi, Allah menjadikan ciri-ciri Ishak persis seperti Abraham, sehingga tak seorangpun dapat mengklaim bahwa ia adalah ayah Ishak.
 
=== Kisah awal ===
Sementara Ishak bertumbuh, kakak tirinya, Ismael mulai mengejeknya, dan Sara meminta agar Abraham mengusir baik Hagar maupun Ismael untuk melindungi Ishak. Bertahun-tahun kemudian, setelah Abraham meninggal, Ishak dan Ismael kembali berkumpul untuk menguburkan ayah mereka di [[Gua Makhpela|Gua para Leluhur]] di [[Hebron]] (Kejadian 25:9).
Sumber Islam menyebutkan bahwa Sarai termasuk orang yang beriman kepada seruan suaminya, Abram (Ibrahim dalam Islam), yang mengajak masyarakat kembali ke jalan Allah dan meninggalkan penyembahan berhala.
 
Disebutkan bahwa Nimrod biasanya memiliki jatah makanan yang dibagikan kepada penduduk. Namun Abram tidak mendapat jatah lantaran perdebatannya dengan Nimrod. Untuk menenangkan keluarganya, dia mengisi kantongnya dengan pasir. Saat dia pulang dan tidur, Sarai membuka kantong tersebut yang ternyata telah menjadi bahan makanan. Sarai lantas mengolahnya menjadi hidangan lezat. Saat Abram menanyakan asal makanan tersebut, Sarai menjawab bahwa ini berasal dari kantong yang dibawa Abram. Abram menyadari bahwa itu merupakan rezeki yang dikaruniakan Allah.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=209}}
== Kematian ==
Sara meninggal di [[Kiryat-arba]] (קרית ארבע), atau [[Hebron]], pada usia 127 tahun. Kematiannya mendorong Abraham membeli sebidang tanah penguburan keluarga, dan ia mendekati Efron, orang Het untuk menjual kepadanya [[Gua Makhpela]] (Gua para Leluhur). Efron menuntut harga yang sangat tinggi, yaitu 400 mata uang perak, yang dibayar Abraham sengan tunai. Gua Makhpela kelak terbukti menjadi kuburan dari ketiga leluhur Yahudi beserta isteri-isteri mereka —[[Abraham]] dan Sara, [[Ishak]] dan [[Ribka]], [[Yakub]] dan [[Lea]]. [[Rahel]] dikuburkan di jalan menuju ke [[Bethlehem]].
 
=== Keluar dari Ur Kasdim ===
Sara tidak disebut-sebut lagi dalam kanon Ibrani, kecuali dalam {{Alkitab|Yesaya 51:2}}, di mana nabi mengimbau kepada para pendengarnya agar “memandang kepada Abraham, bapa leluhurmu, dan kepada Sara yang telah melahirkanmu.”
Setelahnya, Allah memerintahkan Abram meninggalkan tanah kelahirannya dan pergi menuju suatu negeri yang tidak diketahui (belakangan diidentifikasikan sebagai [[Kanaan]] ([[Syam]])). Beberapa yang ikut bersama Abram adalah Sarai, [[Terah]] (ayah Abram), dan [[Lot]] (keponakan Abram, disebut [[Lut]] dalam Islam). Mereka singgah di sebuah tempat bernama [[Haran (tempat dalam Alkitab)|Haran]] (yang kerap diidentifikasikan sebagai [[Harran]]). Terah meninggal di tempat tersebut pada usia 205 tahun.<ref>{{Alkitab|Kejadian 11: 31–32}}</ref>
 
Setelahnya, rombongan Abram melanjutkan perjalanan ke [[Kanaan]]. Namun terjadi paceklik hebat di sana sehingga Abram harus mengungsi sementara di Mesir. Namun saat para punggawa istana mengetahui kecantikan Sarai, mereka melaporkannya pada Firaun. Laporan tersebut membuat Firaun penasaran dan tertarik sehingga memerintahkan Sarai untuk dihadirkan di hadapannya.
 
Merasa khawatir akan dibunuh bila tahu dia adalah suaminya, Abram meminta Sarai mengaku sebagai saudarinya. Sarai kemudian diambil Firaun dan Abram diberi harta kekayaan yang sangat banyak. Namun Firaun dan seisi istananya kemudian terkena tulah. Firaun kemudian menyalahkan Abram karena mengaku bahwa Sarai adalah saudarinya. Kemudian Sarai dikembalikan kepada Abram.<ref>{{Alkitab|Kejadian 12: 10-20}}</ref>
 
Meski tidak tercantum dalam Al-Qur'an, beberapa riwayat [[hadits]]<ref>HR. Ahmad (2/403-404)</ref><ref>HR. Bukhari (2217)</ref> membahas kejadian tersebut. Setelah Sarai dibawa ke istana, Raja berusaha menyentuh Sarai, tetapi tangannya menjadi lumpuh mendadak. Raja memohon agar Sarai berdoa pada Allah untuk menyembuhkannya dan Sarai melakukannya. Setelah tangannya pulih, Raja kembali mengulangi perbuatannya, tetapi dia mengalami kelumpuhan yang lebih berat dari sebelumnya. Raja kembali meminta Sarai mendoakannya dan berjanji tidak akan mengganggunya lagi. Setelahnya, Raja memerintahkan agar Sarah dipulangkan kepada Abram (Ibrahim) dan dia diberi budak perempuan bernama Hajar (Hagar) sebagai hadiah.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=214-217}}
 
=== Memberikan Hagar kepada Abraham ===
Lantaran yakin tidak dapat mengandung, Sarai kemudian memberikan Hagar sebagai selir atau istri Abram. Namun Hagar menjadi merasa lebih mulia dari Sarai setelah mengandung sehingga Sarai menindas Hagar. Hagar kemudian melarikan diri, tetapi malaikat mendatanginya, menyuruh untuk kembali dan menjelaskan bahwa Tuhan akan memperbanyak keturunannya sampai tak bisa dihitung, juga menyuruhnya untuk menamai anaknya Ismael sebab Tuhan mendengar penindasan atas Hagar. Ismael lahir pada saat Abram berusia 86 tahun. Beberapa ulama, seperti Ibnu Katsir, juga mengutip Alkitab dalam karyanya terkait kisah ini.<ref>{{Alkitab|Kejadian 16: 1-16}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=219-220}}
 
=== Perjanjian sunat ===
Allah kemudian mengganti nama Abram menjadi Abraham dan Sarai menjadi Sara. Allah menjanjikan Abarahm menjadi bapa sejumlah bangsa besar, menganugerahi anak cucu yang banyak, dan akan muncul raja-raja dari keturunannya. Allah juga menjanjikan Abraham dan keturunannya memberikan tanah Kanaan. [[Perjanjian]] ini dipenuhi lewat [[Ishak]], walaupun Tuhan berjanji bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang besar pula. Sebagai tanda perjanjian, Allah memerintahkan semua laki-laki dalam keluarga dan rumah tangga Abraham untuk bersunat. Perjanjian sunat (tidak seperti janji-janji lainnya) memiliki dua sisi dan bersyarat: bila Abraham dan keturunannya memenuhi janji mereka, Tuhan akan menjadi Tuhan mereka dan memberi mereka negeri tersebut. Abraham, Ismael, dan semua laki-laki di rumah tangga Abraham kemudian disunat. Perjanjian sunat ini dilakukan saat Abraham berusia 99 tahun.<ref>{{Alkitab|Kejadian 17: 1-27}}</ref> Praktik sunat ini masih diteruskan oleh umat Yahudi dan Islam.
 
=== Tamu Abraham ===
Dalam Alkitab disebutkan bahwa saat Abraham sedang duduk-duduk di pintu kemahnya saat panas terik, tiga tamu asing datang dan Abraham bersujud pada mereka sebagai bentuk penghormatan. Abraham kemudian menghidangkan anak lembu, roti, dan susu, dan para tamu tersebut menyantapnya. Setelahnya, mereka mengabarkan bahwa pada tahun depan, Abraham dan Sarah akan memiliki anak laki-laki. Sarah tertawa mendengar kabar tersebut, kemudian Tuhan menanyakan alasan Sarah tertawa, padahal tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Sarah kemudian menyangkal bila tadi tertawa karena takut.<ref>{{Alkitab|Kejadian 18: 1-15}}</ref>
 
Dalam versi Al-Qur'an disebutkan bahwa Abraham kemudian menyuguhkan daging anak sapi panggang, tetapi para tamu tersebut sama sekali tidak menjamah hidangan tersebut sehingga perbuatan tidak lazim mereka ini membuat Abraham takut. Para tamu tersebut kemudian menenangkan Abraham dan menyatakan bahwa mereka adalah para malaikat yang diutus untuk membinasakan kaum Lot (Sodom). Selain itu, mereka juga datang untuk mengabarkan bahwa Abraham dan Sara akan dikaruniai anak laki-laki bernama Ishak. Mendengar hal tersebut, Sara tercengang sembari menepuk mukanya sendiri lantaran merasa heran karena dia adalah wanita mandul yang sudah tua, begitu juga Abraham yang merasa keheranan. Para malaikat menjawab, "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang yang berputus asa." Abraham menjawab, "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat."<ref>Hud (11): 69-73</ref><ref>Al-Hijr (15): 51-56</ref><ref>Adz-Dzariyat (51): 24-30</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=237-240}}
 
=== Pindah ke Gerar ===
Abraham kemudian pindah ke [[Gerar]], dan di sana kembali istrinya diambil oleh raja Gerar untuk dijadikan istrinya, setelah Sara mengaku sebagai saudara perempuan Abraham. Namun, Abimelekh diperingatkan oleh Allah dalam sebuah mimpi agar tidak menyentuh Sara. Ketika Abimelekh mengecam Abraham karena penipuan ini, Abraham membenarkan dirinya dengan menjelaskan bahwa Sara adalah anak perempuan dari ayahnya, tetapi bukan dari ibunya (.<ref>{{Alkitab|Kejadian 20:1-12). 1–12}}</ref>
 
== Melahirkan= Ishak ===
Segera setelah kejadian ini, Sara melahirkan seorang anak, Ishak. Allah menyuruh Abraham menamainya sesuai dengan tertawa Abraham ketika ia mendengar nubuat malaikat tentang kelahiran anaknya itu. Menurut [[Rashi]], orang mempertanyakan apakah Abraham yang berusia 100 tahun itu benar-benar merupakan bapak anak itu, karena ia dan Sara telah hidup bersama-sama selama puluhan tahun namuntetapi tidak juga mendapatkan anak. Sebaliknya, orang menyebarkan gosip bahwa AbimlekehlahAbimlekeh ayahnyaadalah yangayah sejatibiologisnya. KarenaLantaran alasan ini, menurut Rashi, Allah menjadikan ciri-ciri Ishak persis seperti Abraham, sehingga tak seorangpun dapat mengklaim bahwa ia adalah ayah Ishak.
 
Saat pesta penyapihan Ishak, Sara melihat Ismael bermain bersama Ishak dan dia tidak menyukai hal tersebut. Sara mengatakan pada Abraham, "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak."<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 8-10}}</ref> Meski Abraham kesal dengan perkataan Sara, Tuhan menyuruh Abraham mendengar perkaraan Sara.<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 12-13}}</ref> Abraham kemudian meminta pergi dan Hagar menggendong perbekalan berikut Ismael di bahunya sampai padang gurun.<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 14}}</ref> Setelah kehabisan air, Hagar membuang anaknya di semak-semak sambil menangis karena tidak tahan melihat Ismael mati. Saat melihat sumur, Hagar langsung memenuhi wadahnya dengan air dan meminumkannya pada Ismael.<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 19}}</ref> Merujuk pada ayat-ayat dalam Kitab Kejadian, diperkirakan Ismael berusia sekitar enam belas tahun saat kejadian tersebut, mengingat dia lebih tua empat belas tahun dari Ishak.<ref>{{Alkitab|Kejadian 16: 16}}</ref><ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 5}}</ref> Al-Qur'an tidak mengisahkan mengenai pengusiran Hagar dan Ismael, tapi riwayat hadits dan tafsiran ulama biasanya menjelaskan bahwa kejadian tersebut berlangsung saat Ismael masih dalam usia menyusu.<ref>HR. Al-Bukhari (3364)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=219-224}}
 
=== Kematian ===
Sara meninggal di Kiryat-arba (קרית ארבע), atau [[Hebron]], pada usia 127 tahun. Saat itu Ishak masih berusia 36 tahun dan belum menikah. Abraham kemudian membeli sebidang tanah ladang beserta suatu gua yang bernama [[gua Makhpela]] di sebelah timur Mamre di Hebron, dari Efron bin Zohar dari Bani Het seharga 400 syikal perak.<ref>{{Alkitab|Kejadian 23:1-19}}</ref>
 
Legenda mengaitkan kematian Sara dengan penyembelihan Ishak<ref>[[Bereshith Rabba]] 58:5</ref> dan ada dua versi kisah terkait hal ini. Versi pertama, Samael mendatangi Sara dan mengatakan bahwa Abraham mengikat Ishak untuk dikorbankan, sementara Ishak hanya dapat menangis tanpa bisa lolos dari ayahnya. Mendengar hal tersebut, Sara meninggal karena duka.<ref>Pirkei De-Rabbi Eliezer 32</ref> Versi kedua menyebutkan bahwa setan, menyamar menjadi lelaki tua, memberitahu Sara bahwa Abraham hendak mengorbankan Ishak. Sara menangis, tetapi kemudian menenangkan dirinya bahwa pengorbanan tersebut pastinya merupakan perintah Allah. Dia kemudian keluar dan menanyai orang-orang tempat Abraham pergi. Setan, menyamar menjadi manusia, kemudian menjawab bahwa Ishak tidak disembelih dan masih hidup dan akan kembali pulang bersama ayahnya. Mendengar hal tersebut, Sara meninggal dengan bahagia. Saat di rumah, Abraham dan Ishak tidak menemukan Sara di rumah dan mereka kemudian mencarinya di Hebron, menemukannya telah wafat di sana.<ref>[[Kitab Orang Jujur|Sefer haYashar]], bagian "Vayera".</ref>
 
Sara tidak disebut-sebut lagi dalam kanon Ibrani, kecuali dalam {{Alkitab|Yesaya 51:2}}, di manasaat nabi mengimbau kepada para pendengarnya agar “memandang kepada Abraham, bapa leluhurmu, dan kepada Sara yang telah melahirkanmu.”
 
== Dalam sastra rabinik ==
Baris 58 ⟶ 109:
Dalam [[Perjanjian Baru]], Sara dan [[Yerusalem surgawi]] disebut sebagai "perempuan yang merdeka"<ref>{{Alkitab|Galatia 4:22-5:1}}</ref>
 
== ReferensiRujukan ==
{{reflist|3}}
 
=== Daftar pustaka ===
* {{cite book |last1=Ibnu Katsir |first1= |authorlink=Ibnu Katsir |translator=Muhammad Zaini |title=Kisah-Kisah Para Nabi |year=2014 |publisher=Insan Kamil Solo |location=[[Kota Surakarta|Surakarta]] |isbn=978-602-6247-11-7 |url= |ref=harv}}
 
== Lihat pula ==