Kamala Sari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 35:
[[Berkas:Kraton-van-de-sultan-te-Ban.jpg|jmpl|300px|[[Litografi]] kompleks keraton Banjar di Martapura pada tahun 1843]]
 
'''Njahi Ratoe Kamala (Sarie''' atau '''Njahi Ratoe Koemala) Sarie'''<ref name="De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: nader toegelicht"/> adalah permaisuri [[sultan Banjar|raja Banjar]] [[Adam dari Banjar|Sultan Adam al-Watsiq Billah]].<ref>http://www.de-paula-lopes.nl/downloads/bandjermasingen40.htm</ref>
Ia terkenal sebagai sosok wanita yang berpengaruh pada masa kehidupannya. Ia semula merupakan janda Sultan Sulaiman al-Mu'tamidullah (ayahanda Sultan Adam). Sepeninggal Sultan tersebut, anak tirinya (Sultan Adam al-Watsiq Billah) menjadikannya sebagai isteri kesayangannya. Setelah dirinya melahirkan seorang calon Putera Mahkota pewaris Sultan Adam maka ia dilantik menjadi permaisuri kerajaan. Sebelum menjadi permaisuri, gelarnya adalah Nyai saja. Setelah menjadi permaisuri gelar Ratu ditambahkan di belakang gelar Nyai. Hal tersebut menunjukkan bahwa ia bukan berasal dari golongan keturunan raja, lain halnya jika isteri utama Sultan berasal dari golongan keturunan Raja, maka namanya secara langsung disebut [[Ratu]] saja, tanpa kata [[Nyai]] di depannya. Biasanya gelar dari isteri utama Pangeran Mahkota yang bukan berasal dari keturunan raja adalah Nyai Besar, kemudian setelah menjadi permaisuri Sultan disebut Nyai Ratu. Usianya lebih tua dari Sultan Adam. Sultan Adam mangkat tahun 1857 dalam usia 80 tahun. Dalam tahun 1855, usia Nyai Ratu Kamala Sari sudah mencapai 90 tahun. Sehubungan dengan wafatnya Pangeran Mahkota mendahului Sultan Adam, maka sepeninggal Sultan Adam, maka jabatan Sultan Banjar digantikan putera dari almarhum Pangeran Mahkota atau oleh cucunya. Dengan demikian ia menjadi Neneksuri bagi Sultan Banjar yang menjabat tersebut. Ia pernah memimpin usaha penyeludupan garam, padahal mengusahakan memasok garam pada masa itu hanya boleh dilakukan oleh pihak Belanda.<ref name="De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: nader toegelicht">{{cite book
| pages= 29