Ketupat sumpil: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →top: bentuk baku |
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
Baris 5:
Nama ketupat sumpil berasal dari nama sebuah hewan sejenis keong atau siput yang banyak ditemui di sungai.<ref name="C">{{cite web|url=http://www.beritakendal.com/2014/01/13/sumpil-mulai-menghilang-di-tradisi-weh-weh-an/|title=Sumpil Mulai Menghilang di Wweh-Wehan|accessdate=4 Mei 2014 |publisher=Berita Kendal}}</ref> Hewan tersebut dalam bahasa Jawa bernama ''sumpil''.<ref name="C"/> Binatang sumpil berwarna hitam berbentuk kerucut dan agak panjang.<ref name="C"/> Ukuran binatang sumpil tergolong kecil.<ref name="C"/> Karena ukuran dan bentuk ketupat sumpil kecil serta bentuknya segitiga hampir mirip dengan sumpil makan makanan ini dinamai ketupat sumpil.<ref name="C"/> Garis-garis horisontal pada bungkus ketupat sumpil juga mirip dengan garis yang ada pada binatang sumpil.<ref name="C"/>
Ketupat sumpil sudah dikenal masyarakat sejak zaman [[Sunan Kalijaga]].<ref name="B"/> Ketupat sumpil di daerah Kaliwungu sering disajikan pada tradisi "weh-wehan" yang diselenggarakan pada acara [[Maulid Nabi Muhammad SAW]].<ref name="B"/> Ketupat sumpil tidak hanya sekadar makanan, pada Kaliwungu makanan ini memiliki sejumlah makna.<ref name="B"/> Makna tersebut diantaranya adalah bentuk segitiga dari ketupat sumpil melambangkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan hubungan antara sesama manusia.<ref name="B"/> Tradisi weh-wehan sendiri bertujuan untuk mempererat [[silaturahmi]] antar masyarakat di Kaliwungu.<ref name="B"/> Berbeda dengan di Kaliwungu, ketupat sumpil di Purworejo, dan Kebumen lebih sering dihidangkan pada hari raya [[Idul Fitri]].<ref name="A"/> Ketupat ini dianggap sebagai hidangan istimewa saat lebaran.<ref name="A"/> Makanan tersebut dianggap istimewa karena memang hanya saat lebaran saja makanan tersebut ada.<ref name="A"/> Masyarakat Kebumen menyebut makanan ini sebagai makanan siluman yang muncul sekali dalam setahun kemudian menghilang kembali.<ref name="D">{{cite web|url=http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=12&jd=Wewehan%2C+Sebuah+Tradisi+Budaya+Penuh+Makna&dn=20100203150427|title=Wewehan, Sebuah Tradisi Budaya Penuh Makna|accessdate=4 Mei 2014 |publisher=Kabar Indonesia}}</ref> Ketupat sumpil tersebut di kabupaten temanggung biasa digunakan pada adat "kacar-kucur" pada acara pernikahan.<ref name="F"/> Makanan tersebut akan disebar dan diperebutkan oleh pengunjung.<ref name="F"/> Warga Temanggung sering menganggap ketupat sumpil sebagai jimat dan dipercaya memiliki [[tuah]].<ref name="F">{{cite web|url=http://www.temanggungkab.go.id/potensi.php?mnid=110|title=Elemen Pendukung Wisata|accessdate=4 Mei 2014
== Gambaran ==
Ketupat sumpil memiliki keunikan tersendiri daripada [[ketupat]] pada umumnya.<ref name="B"/> Keunikan ketupat sumpil terletak pada bentuk dan pembungkusnya.<ref name="B"/> Tidak seperti ketupat biasanya yang berukuran besar, ketupat ini memiliki ukuran yang kecil.<ref name="E">{{cite web|url=http://epaper.suaramerdeka.com/read/2014/01/15/29SM15A14SMT.pdf|title=Tradisi Weh-Wehan Sambut Kelahiran Nabi|date=15 Januari 2014
== Rujukan ==
|