Sejarah homoseksualitas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Eropa: bentuk baku
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 44:
Pada zaman [[Romawi Kuno]], kemolekan tubuh kaum lelaki muda tetap menjadi objek seksual para pria dewasa, tetapi sebuah ikatan hubungan hanya terjadi antara pria lajang yang lebih tua dan budak atau pemuda yang dibebaskan yang mengambil peran 'penerima' dalam seks. Semua kaisar kecuali [[Claudius]] memiliki kekasih laki-laki. Kaisar [[Hadrianus]] terkenal karena hubungannya dengan [[Antinous]], tetapi kaisar Kristen [[Theodosius I]] menetapkan hukum pada 6 Agustus 390 M, mengutuk pasangan laki-laki pasif untuk dibakar di tiang. Menjelang akhir pemerintahannya, kaisar [[Yustinianus I|Yustinianus]], memperluas pelarangan praktik homoseksualitas hingga ke pasangan aktif (pada tahun 558 M), memperingatkan bahwa perilaku tersebut dapat mengarah pada kehancuran kota karena "murka Tuhan". Meskipun demikian, pemungutan pajak dari rumah pelacuran laki-laki yang diperuntukan bagi kaum homoseksual terus dikumpulkan sampai akhir pemerintahan [[Anastasius I]] pada 518 M.
 
Selama era [[Renaisans]], kota-kota kaya di utara [[Italia]] - [[Florence]] dan [[Venesia]] khususnya - terkenal karena praktik cinta sesama jenis, melibatkan sebagian besar populasi laki-laki dan terbentang di sepanjang pola klasik Yunani dan Roma.<ref>Rocke, Michael, (1996), ''Forbidden Friendships: Homosexuality and male Culture in Renaissance Florence'', ISBN 0-19-512292-5</ref><ref>Ruggiero, Guido, (1985), ''The Boundaries of Eros'', ISBN 0-19-503465-1</ref> Meskipun banyak penduduk laki-laki yang terlibat dalam hubungan sesama jenis, Gli Ufficiali di Notte (Polisi Malam), tetap menuntut, menjatuhkan denda, dan memenjarakan sebagian besar mereka. Runtuhnya masa-masa kebebasan artistik dan erotisme dibawa oleh pendeta [[Girolamo Savonarola]]. Di [[Eropa Utara]], diskursus artistik mengenai sodomi berbalik melawan pendukung awalnya seperti seniman [[Rembrandt]], yang dalam karya ''Pemerkosaan [[GanymedeGanimede (mitologi)|GanymedeGanimede]]'' tidak lagi menggambarkan GanymedeGanimede sebagai pemuda yang menyerahkan kesediaannya sebagai abdi, tetapi seorang bayi menangis yang diserang oleh burung pemangsa.
 
Hubungan yang dimiliki oleh tokoh-tokoh terkemuka, seperti Raja [[James I dari Inggris]] dengan [[George Villiers|Adipati Buckingham]], kerap menjadi sorotan. Pemberitaan tentang hubungan mereka tersebar di jalan-jalan dalam selebaran anonim bertuliskan: "Dunia ini b'rubah, entah gimana, sekarang pria mencumbu pria, tidak lagi wanita; ...Raja James I dan Buckingham: Benar adanya, ia telah melepaskan diri dari dekapan sang istri demi bermesraan dengan Ganimede tercintanya "(Mundus Foppensis, atau The Fop Display'd, 1691).