Jalan Raya Lintas Sumatera: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k replaced: trilyun → triliun |
||
Baris 21:
[[Berkas:Sumatra.png|jmpl|ka|Jalan Raya Lintas Sumatra dari [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]] di utara, dan [[Kota Medan|Medan]] di pantai dan kemudian Padang di sebelah Barat, kemudian ke pedalaman [[Kota Lubuklinggau|Lubuk Linggau]] sampai [[Lampung]] dapat dilihat di peta ini]]
'''Jalan Raya Lintas Sumatra''' atau '''Jalan Lintas Sumatra''' adalah sebuah jalan raya yang membentang dari Utara sampai Selatan Pulau [[Sumatra]]. Berawal dari [[Banda Aceh]], [[Aceh]] sampai ke Pelabuhan [[Bakauheni]], [[Provinsi Lampung]] dengan total panjang jalan 2.508,5
Jalan Raya Lintas Sumatra ini sering disebut sebagai '''Jalan Lintas Sumatra'''. Dahulu Jalan Raya Lintas Sumatra sebenarnya hanya menunjuk kepada jalan raya yang berada di pesisir timur Pulau Sumatra yang berarti minus bagian jalan raya di pesisir barat yang melintasi [[Provinsi Sumatra Barat]], [[Provinsi Bengkulu]]. Saat ini terdapat 4 jalan utama di Pulau Sumatra, yaitu Jalan Raya Lintas Barat (Jalinbar), Jalan Raya Lintas Tengah (Jalinteng), Jalan Raya Lintas Timur (Jalintim), dan Jalan Raya Lintas Pantai Timur.
== Sejarah ==
Jalan Lintas Sumatra diputuskan untuk dibangun tahun 1965 pada era pemerintahan Presiden Soekarno. Pembangunan Jalan Lintas Sumatra yang dianggap sebagai proyek nasional maharaksasa pada masa itu dilaksanakan sepanjang 2.400 kilometer dan dibagi dalam delapan proyek serta rampung dalam waktu 10 tahun. Di daerah [[Lampung]] sendiri mendapatkan pembangunan jalan lintas Sumatra sepanjang 240 kilometer, dengan perencanaan di sebelah kiri jalan didirikan industri besar, seperti tekstil, dengan perkebunan kapas, penggergajian kayu, pabrik dan sebagainya. Adapun di sebelah kanan jalan dibangun kawasan transmigrasi modern dengan persawahan dan perkampungan modern. Pembangunan Jalan Lintas Sumatra di Lampung yang diberi sandi ”Operasi Rajabasa” tersebut berhasil membuka jalan sepanjang 5
Namun dibukanya Jalan Lintas Sumatra membuat masalah baru, yaitu berupa pungutan liar dan bajing loncat yang berlangsung hingga masa kini.<
== Kota-kota yang dilintasi Jalan Raya Lintas Barat ==
Baris 251:
== Pengembangan ==
Pemerintah pusat melalui [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia|Kementerian PUPR]] melakukan proyek WINRIP (''Western Indonesia National Roads Improvement Project'' atau Proyek Perbaikan Jalan Nasional Indonesia Bagian Barat). Tujuan utama proyek ini adalah untuk menningkatkan efisiensi pemanfaatan fungsi jalan nasional di koridor pantai barat Sumatra dengan menurunkan biaya operasional kendaraan, dengan cara meningkatkan standar kondisi jalan, menciptakan jalan yang berkeselamatan, meningkatkan akuntabilitas dan transparansi untuk publik, pengembangan institusi, penyediaan penanganan pasca bencana (tergantung situasi).<
# Penurunan waktu tempuh rata-rata sekurang-kurangnya 20%.
# Biaya operasional kendaraan berkurang 5% untuk kendaraan ringan, 8% untuk bus dan 10% untuk kendaraan berat.
# Lalu-lintas Harian (LHR) bertumbuh seperti yang diharapkan/diproyeksikan.
Proyek ini berlangsung di 4 (empat) provinsi di [[Sumatra|Pulau Sumatra]] ([[Sumatra Utara]], [[Sumatra Barat]], [[Bengkulu]] dan [[Lampung]], dengan rincian ruas jalan yang ditingkatkan adalah sebagai berikut<
# Simpang Rampa - Poriaha (11,1 Km)
Baris 283:
{{main|Jalan Tol Trans-Sumatra}}
Pada tahun 2015 pemerintah merencanakan untuk membangun jalan Tol Trans Sumatra yang menyambung [[Lampung]] dengan [[Aceh]] sepanjang 2.700 kilometer . Pemerintah akan mengalokasikan dana Rp 150
Pada periode tahun 2005-2010, [[Sumatra]] hanya mendapat anggaran untuk 2 ruas jalan tol yaitu [[Jalan Tol Medan-Binjai]] (20,5
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Bangunan-stub}}▼
{{AHN}}
Baris 298 ⟶ 296:
[[Kategori:Jaringan Jalan Asia|AH25]]
[[Kategori:Jaringan jalan internasional]]
▲{{Bangunan-stub}}
|