Patung Sura dan Baya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: atau pun → ataupun
Dikembalikan ke revisi 15274825 oleh 36.77.92.198 (bicara) (Twinkle (つ◕౪◕)つ━☆゚.*・。゚✨)
Tag: Pembatalan
Baris 7:
| sculptor = Sigit Margono
| architect = Sutomo Kusnadi
}}'''Patung Sura dan Baya''' ([[Bahasa Jawa|Jawa]]: ''Patung Suro lan Boyo'') adalah sebuah patung yang merupakan lambang [[kota Surabaya]]. Patung ini berada di depan [[Kebun Binatang Surabaya]]. Patung ini terdiri atas dua hewan ini yang menjadi inspirasi nama kota Surabaya: ikan ''sura'' (hiu) dan ''baya'' (buaya).
 
== Cerita Rakyat ==
 
Dahulu, di lautan luas sering terjadi perkelahian antara ikan hiu Sura dengan Buaya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuat, sama-sama tangkas, sama-sama cerdik, sama-sama ganas, dan sama-sama rakus. Sudah berkali-kali mereka berkelahi belum pernah ada yang menang ataupunatau pun yang kalah. Akhimya mereka mengadakan kesepakatan.
 
“Aku bosan terus-menerus berkelahi, Buaya,” kata ikan Sura.
Baris 53:
Pertarungan antara Ikan Hiu yang bernama Sura dengan Buaya ini sangat berkesan di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa ini. Dari peristiwa inilah kemudian dibuat lambang Kota Madya Surabaya yaitu gambar ikan sura dan buaya.
 
Namun ada juga yang berpendapat Surabaya berasal dari Kata Sura dan Baya. Sura berarti Berani atau selamat Baya berarti Bahaya, jadi Surabaya berarti berani menghadapi bahaya. Bahaya yang dimaksud adalah serangah tentara Tar-tar yang hendak menghukum Raja Jawa. Seharusnya yang dihukum adalah Kertanegara, karena Kertanegara sudah tewas terbunuh, maka Jayakatwang yang diserbu oleh tentara Tar-tar. Setelah mengalahkan Jayakatwang orang-orang Tar-Tar merampas harta benda dan puluhan gadis-gadis cantik untuk dibawa ke Tiongkok. Raden Wijaya tidak terima diperlakukan sepertisepereti ini. Dengan siasat yang jitu, Raden Wijaya menyerang tentara Tar-Tar di pelabuhan Ujung Galuh hingga mereka menyingkir kembali ke Tiongkok.
 
Selanjutnya, dari hari peristiwa kemenangan Raden Wijaya inilah ditetapkan sebagai hari jadi Kota Surabaya.