Mandiraja, Banjarnegara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k clean up, replaced: berfikir → berpikir |
||
Baris 15:
|translit_lang1_info2=-
|image_skyline=
[[Berkas:Watu sodong.jpg|300px|jmpl
|imagesize=300px
|image_caption=Objek Wisata Bukit Watu Sodong Desa Glempang
Baris 157:
Kecamatan ini memiliki sumber daya alam berupa hutan produksi yang dikelola oleh perum perhutani dengan total luas mencapai 687 hektar, sumber daya alam tersebut tersebar di 6 desa yaitu: desa salamerta seluas 150 hektar, Glempang seluas 151 hektar, Kebanaran seluas 81 hektar, Kaliwungu, Jalatunda, Somawangi masing-masing sebanyak 120 hektar, 80 hektar, dan 105 hektar.
Jarak kantor desa ke kantor kecamatan sekitar 0,5-9,0 m Dengan rata-rata jarak 4,5
{|class="wikitable sortable"
Baris 956:
=== Penduduk menurut agama ===
Penduduk Kecamatan Mandiraja menurut agama yang dianutnya 2018.<ref name=parokicilacap.blogspot.com>[https://parokicilacap.blogspot.com/2015/07/paroki-keuskupan-purwokerto.html?m=1 daftar paroki di wilayah Purwokerto] parokicilacap.blogspot.com , Diakses tanggal 12 Februari 2020.</ref><ref name=banjarnegarakab.bps.go.id>[https://banjarnegara.bps.go.id/dynamictable/2016/03/21/15/jumlah-penduduk-dirinci-menurut-agama-jiwa-di-kabupaten-banjarnegara-tahun-2014-2015.html Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Agama Di Kecamatan Mandiraja Tahun 2018-2019] banjarnegara.bps.go.id Diakses tanggal 12 Februari 2020.</ref>
Baris 1.127 ⟶ 1.125:
== Ekonomi ==
=== Produk Unggulan ===
Produk Unggulan Di beberapa desa di kecamatan Mandiraja :<ref>
{|class="wikitable sortable"
|-
Baris 1.234 ⟶ 1.232:
=== Industri dan perdagangan ===
Banyak usaha atau perdagangan di sektor industri pengolahan di Mandiraja pada tahun 2013 adalah 6.767 usaha. Industri pengolahan masih didominasi oleh usaha industri rumah tangga dengan jumlah usaha di sektor rumah tangga sebanyak 6.767 usaha dari total jumlah usaha. Sarana perekonomian di Mandiraja dari tahun ke tahun tidak ada perubahan yang berarti kecuali pada jumlah warung kelontong yang mengalami penurunan pada tahun 2013 sebanyak 12 warung kelontong atau sebesar 12,26% dari tahun sebelumnya tahun 2012, dan yang lebih menarik adalah makin bertambah nya toko swalayan hingga tahun 2013 sebanyak 5 toko swalayan. Pada tahun yang sama, usaha sound system sudah tidak ada lagi keberadaannya.
Baris 1.241 ⟶ 1.238:
IDM secara teknokrasi disusun sesuai dengan konsep kebijakan pembangunan desa untuk mencapai 9 tujuan UU desa sebagai amanah UU desa, melaksanakan amanah peraturan presiden no 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 serta sejalan otoritas mandat Perpres no 12 tahun 2015 tentang kementerian desa PDTT dan memegang teguh amanah dan mandat konstitusi UUD 1945 beserta peraturan perundang-undangan yang ada dalam NKRI , memujudkan falsafah negara Pancasila sebagai acuan pembangunan, sekaligus menghormati keberagaman desa dengan paradigma bhinneka tunggal Ika.
Sebagai basis data IDM disusun dengan menggunakan data podes tahun 2014 yang terdiri dari 3 (tiga) dimensi yaitu: 1) sosial 2) ekonomi 3) budaya. Ketiga dimensi terdiri dari variabel dan setiap variabel diturunkan menjadi indikator operasional. Jumlah variabel dalam IDM sebanyak 22 variabel dan indikator sebanyak 52 indikator, indikator mengklarifikasi Desa dalam 5 (lima) status, yakni:<ref name=data.go.id>
# {{Legend|#800000}} {{fontcolor|#800000|Desa Sangat Tertinggal}} : nilai IDM < 0,491),
Baris 1.337 ⟶ 1.334:
== Transportasi ==
=== Kendaraan bermotor ===
<ref>
Banyaknya kendaraan bermotor di kecamatan Mandiraja menurut desa dan jenisnya 2018.<ref>[https://id.foursquare.com/v/terminal-mandiraja/4c328d697cc0c9b65d8ef09a Terminal Bus Mandiraja] id.foursquare.com, Diakses tanggal 12 Februari 2020.</ref><ref>{{Cite web|url=https://dilokasi.com/Jawa-Tengah/Places/SPBU-43-534-09-Mandiraja-811281|title=SPBU 43-534-09 Mandiraja, Jawa Tengah|website=dilokasi.com|access-date=2019-09-01}}</ref>
Baris 1.442 ⟶ 1.439:
=== Sayur-sayuran ===
Produksi sayur-sayuran yang ada di kecamatan Mandiraja tahun 2015 antara lain: Kacang panjang sebanyak 345 kuintal, petai sebanyak 828 kuintal, cabai besar sebanyak 360 kuintal, dan beberapa tanaman sayuran seperti cabai rawit, kangkung, dan ketimun. Beberapa produksi buah-buahan yang menjadi unggulan adalah produksi buah pisang sebanyak 844.000
=== Peternakan ===
Jumlah produksi ternak yang ada di kecamatan Mandiraja adalah ternak sapi dengan populasi sebanyak 655 ekor, dengan produksinya berupa daging sapi sebanyak 16.722
{|class="wikitable sortable"
Baris 1.554 ⟶ 1.551:
== Perumahan ==
Banyaknya proyek percontohan rumah sehat oleh PKK di Mandiraja pada tahun 2015 sebanyak 21.370 rumah. Proyek percontohan rumah sehat dikelompokkan menjadi 2 jenis rumah, yaitu rumah sehat dan rumah tidak sehat. Proyek rumah yang dijadikan proyek percontohan oleh PKK sebagai rumah sehat di Mandiraja tahun 2015 sebanyak 14.297 rumah, meningkat dibandingkan tahun 2014 dengan jumlah rumah sehat sebanyak 12.854 rumah sehat. Proyek rumah yang dijadikan percontohan oleh PKK dengan percontohan rumah kurang sehat di Mandiraja tahun 2015 juga meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya dengan jumlah rumah kurang sehat sebanyak 7.073 rumah yang dijadikan proyek percontohan oleh PKK. Jumlah keluarga pra sejahtera di kecamatan Mandiraja mengalami kenaikan dari jumlah 5.192 keluarga di tahun 2014, menjadi 6.445 keluarga di tahun 2015, dan jumlah keluarga sejahtera mengalami penurunan dari 14.671 keluarga menjadi 13.792 keluarga. Banyaknya proyek percontohan home industri di Mandiraja sebanyak 1.449 proyek. Sebagian besar proyek adalah proyek yang berhubungan dengan sektor pangan dengan persentase sebesar 57,42 persen, sektor lain-lain sebesar 19,81 persen, sektor jasa sebesar 15,60 persen, sektor sandang sebesar 5,73 persen, dan sisanya sebesar 1,45 persen merupakan sektor konveksi.<ref name=www.rumah.com>[https://www.rumah.com/cari/banjarnegara/mandiraja Perumahan Green Palm Mandiraja] www.rumah.com Diakses tanggal 12 Februari 2020.</ref>
Baris 1.562 ⟶ 1.558:
[[Berkas:Smkn1mandiraja.jpg|300px|jmpl|smk negeri 1 mandiraja]]
Anak usia sekolah di kecamatan Mandiraja umur 7-12 tahun masih ada yang belum bersekolah hal ini terlihat dari angka partisipasi sekolah yang kurang dari 100% , anak usia sekolah umur 13-15 tahun yang bersekolah baru 83,89% berarti ada 16,11% tidak bersekolah, sedangkan pada anak usia sekolah 16-18 tahun hanya 14,47% yang bersekolah. Capaian di bidang pendidikan terkait erat dengan dengan fasilitas pendidikan pada jenjang pendidikan SD di Mandiraja tahun ajaran 2018/2019 seorang guru rata-rata mengajar 16 siswa murid SD , semakin tinggi jenjang pendidikan beban guru juga semakin bertambah , untuk jenjang pendidikan SLTP seorang guru rata-rata mengajar 25 orang murid SLTP.
Berikut adalah daftar sekolah di kecamatan Mandiraja:<ref name=banjarnegara.dapodik.org>
{|class="wikitable" style="font-size:90%;width:70%;border:0px;text-align:center;line-height:120%;"
Baris 2.410 ⟶ 2.406:
== Kesehatan ==
Sebagai upaya dalam pelayanan kesehatan masyarakat di Mandiraja terdapat 2 Puskesmas 4 postu dan 2 puskesling sebagai sarana untuk menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, menggerakkan program promosi kesehatan, penanggulangan dan pencegahan penyakit menular semua itu ditangani langsung oleh tenaga ahlinya dibidang kesehatan, dengan 2 dokter umum/spesialis 22 paramedis dan 29 bidan. Salah satu bentuk upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat yang didirikan masyarakat atas dasar musyawarah sebagai kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa di kecamatan Mandiraja terdapat 6 pondok rumah bersalin Desa (polindes) yang bermanfaat untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana. Pada tahun 2015 di Mandiraja terdapat 120 pos pelayanan terpadu (posyandu) sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama ibu dan anak dalam pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari dan untuk masyarakat. Dari 13.220 pasangan usia subur , 10.815 pasangan menjadi akseptor KB aktif pada tahun 2015, alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntik dan pil masing-masing sebanyak 62,48% dan 15,20% dari total akseptor KB, sedangkan sisanya sebanyak 22,32% akseptor KB menggunakan alat kontrasepsi lainnya.<ref>{{Cite web|url=https://lewatmana.com/lokasi/44721/puskesmas-mandiraja-i/ |title= Puskesmas - Puskesmas Mandiraja I - Jl. Mertadipura No. 01, Kec. Mandiraja, Banjarnegara |website=lewatmana.com |access-date=2019-09-01}}</ref>
== Kuliner ==
Baris 2.416 ⟶ 2.412:
Beberapa makanan khas Mandiraja antara lain :
* '''[[Mendoan]]''' adalah makanan yang terbuat dari tempe yang diiris tipis kemudian digoreng dengan tepung yang sudah diberi bumbu dan digoreng setengah matang.<ref>{{Cite web|url=https://m.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3776905/resep-tempe-mendoan-krispi-renyah-enaknya-nagih|title=Resep Tempe Mendoan Krispi Renyah Enaknya Nagih|last=Fimela.com|website=fimela.com|language=id|access-date=2019-09-01}}</ref>
* '''[[Tahu masak]]''' Adalah sejenis kudapan kupat tahu di kecamatan mandiraja , Di Kabupaten Banyumas dan Purbalingga Makanan ini disebut ''Gecot''. Makanan ini utamanya terdiri dari kupat landak , tahu isi , irisan kubis yang telah direbus sebentar, kecambah, sedikit, irisan seledri, kerupuk ,dan disiram dengan bumbu kacang dan kecap manis.<ref name=kulinerngapak.wordpress.com>
* '''Sroto''' adalah makanan khas Mandiraja selain sroto sokaraja, makanan ini dapat ditemui di jalan-jalanan umum Mandiraja . Perbedaan mendasar antara sroto dengan soto pada umumnya terletak pada sambalnya yaitu sambal kacang yang legit menggunakan ketupat bukan nasi serta diberi taburan suwiran daging ayam dan kerupuk.<ref name=tripadvisor.co.id>
* '''Tahu Brontak''' Adalah makanan yang terbuat dari tahu dengan isi sayuran didalamnya, tahu ini lalu digoreng menggunakan tepung yang sebelumnya di beri bumbu, makanan ini disebut 'Tahu Brontak' karena saat digoreng sayuran yang berada didalam tahu pada keluar maka sebab itulah makanan dinamai Tahu Brontak.
▲* '''Tahu Brontak''' Adalah makanan yang terbuat dari tahu dengan isi sayuran didalamnya, tahu ini lalu digoreng menggunakan tepung yang sebelumnya di beri bumbu, makanan ini disebut 'Tahu Brontak' karena saat digoreng sayuran yang berada didalam tahu pada keluar maka sebab itulah makanan dinamai Tahu Brontak. <ref>{{Cite web|url=https://cookpad.com/id/resep/3817073-tahu-brontak-khas-banyumas|title=Resep Tahu brontak khas banyumas oleh Hanindya|last=Hanindya|website=Cookpad|language=id|access-date=2019-09-01}}</ref>
* '''Ondol''' adalah makanan ringan di kecamatan Mandiraja , Ondol terbuat dari singkong yang diparut lalu di beri bumbu setelah itu digoreng hingga kering. Makanan ringan ini ditemukan di pasar-pasar ataupun pedagang keliling di Mandiraja
Baris 2.439 ⟶ 2.434:
|-
|511.250
|Satelit tv<ref>
www.medioq.com Diakses tanggal 12 Februari 2020.</ref>
|
Baris 2.488 ⟶ 2.483:
[[Berkas:WayangkulitBanjarnegara.jpg|300px|jmpl|pagelaran wayang kulit di banjarnegara]]
* '''[[Kentongan]]''' adalah kesenian khas Mandiraja asal kata kentongan sendiri dari sebuah alat yang bernama kentong, dimana alat musik kentong ini adalah alat komunikasi tradisional yang terbuat dari bambu ataupun kayu dan digunakan untuk memberi Informasi kepada masyarakat dengan isyarat atau ketukan-ketukan tertentu.<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/ouv3ll328|title=Kentongan Banyumas Perlu Dikemas Tarik Minat Wisatawan|date=2017-08-18|website=Republika Online|access-date=2019-09-01}}</ref>
* '''[[Lengger]]''' adalah kesenian khas Mandiraja ataupun Banyumas yaitu berupa tarian tradisional yang dimainkan oleh 2 atau 4 orang perempuan yang di dandani pakaian khas , kesenian Lengger banyumasan ini diiringi musik calung, gamelan yang terbuat dari bambu.<ref name=successfarmer.blogspot.com>
* '''[[Ebeg]]''' merupakan bentuk kesenian tari tradisional dari daerah Mandiraja , yang menggunakan kuda lumping yang terbuat dari anyaman bambu dan kepalanya diberikan rambut, tarian Ebeg ini menggambarkan prajurit perang yang sedang menunggang kuda, gerak tari yang menggambarkan kegagahan diperagakan oleh penari Ebeg.
* '''[[Calung]]''' adalah sebuah nama Alat musik yang berasal dari daerah Mandiraja , kata "Calung" sendiri berasal dari bahasa banyumasan yang artinya "CArang wuLUNG"/(bambu Wulung". Calung sendiri adalah alat musik purwarupa jenis idiofon yang terbuat dari bambu, cara memainkan Calung adalah dengan memukul bilah atau ruas.<ref>{{Cite web|url=https://www.kompasiana.com/pringsedhapur/calung-sebagai-simbol-budaya-lokal-masyarakat-banyumas_54ffb74da33311da6450f969|title=Calung Sebagai Simbol Budaya Lokal Masyarakat Banyumas|last=Kompasiana.com|website=KOMPASIANA|language=id|access-date=2019-09-01}}</ref>
* '''[[Bongkel]]''' Adalah alat musik yang berasal dari Daerah Mandiraja , bentuk alat musik ini mirip dengan angklung . Bongkel merupakan sebuah instrumen musik bambu yang merupakan hasil karya dari masyarakat pedesaan agraris di wilayah Banyumasan.<ref name=warisanbudaya.kemdikbud.go.id>
* '''[[Wayang kulit]]''' Pertunjukan wayang kulit di Mandiraja cenderung mengikuti pedalangan gaya gragrag/banyumas Wayang Kulit gragrag sendiri merupakan salah satu gaya pedalangan di tanah Jawa yang lebih dikenal dengan istilah pakeliran dan berperan sebagai bentuk seni Klangenan serta dijadikan wahana untuk mempertahankan nilai etika, devosional dan hiburan yang kualitasnya selalu terjaga dan ditangani sungguh-sungguh oleh pakar seni yang benar. Seni pedalangan Wayang Kulit Di Mandiraja hampir sama dengan gaya Yogya-Solo baik dalam cerita suluk maupun sabetanya , bahasa yang dipergunakan pun tetap mengikuti bahasa pedalangan layaknya, hanya saja para punakawan diucapkan dengan bahasa Jawa Banyumasan . Nama-nama tokoh wayang umumnya sama hanya nama beberapa tokoh yang berbeda seperti Bagong(Surakarta) menjadi bawor Jika dalam punakawan Yogya-Solo sendiri , Bagong merupakan putra bungsu Ki Semar dalam versi Banyumasan menjadi anak tertua, ciri utama dari Wayang Kulit ini adalah nafas kerakyatannya yang kental dan dalang memang berupaya menampilkan realitas dinamika kehidupan yang ada di masyarakat.
== Bahasa ==
Bahasa Jawa dialek Banyumas atau yang biasa disebut ''bahasa penginyongan'' merupakan bahasa yang dituturkan di kecamatan Mandiraja , umumnya mereka menggunakan dialek ini untuk berkomunikasi sehari-hari, bahasa Jawa dialek Banyumas dikenal dengan bicaranya yang khas, dialek ini disebut Banyumasan.<ref>[https://www.beritasatu.com/hiburan/327314/bahasa-banyumasan-terancam-punah Bahasa Banyumasan terancam punah] www.beritasatu.com, Diakses tanggal 12 Februari 2020.</ref> Beberapa daerah yang menggunakan bahasa Jawa dialek banyumasan antara lain karesidenan Banyumas, sebagian Kebumen dan beberapa desa di kabupaten Pangandaran, Ciamis dan Kota Banjar. Sebagian besar kosakata asli dari dialek Banyumas tidak memiliki kesamaan dengan bahasa Jawa standar, baik secara morfologi maupun fonetik. Berikut berbandingan kosakata dialek Banyumas dan bahasa Jawa standar:<ref>
{|class="wikitable" width="75%"
! [[Bahasa Inggris|English]]
! [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
!
! [[Bahasa Jawa|Yogya-Solo]]
! [[Bahasa Sunda|Sunda]]
Baris 2.543 ⟶ 2.538:
== Pariwisata ==
[[Berkas:Wisata sawah KALIWUNGU.png|300px|jmpl|Wisata Sawah Desa Somawangi, Mandiraja]]
Tempat wisata di kecamatan Mandiraja antara lain:<ref>{{Cite web|url=https://www.instagram.com/accounts/login/?next=/explore/locations/300297063708893/bukit-watu-alam-bukit-sodong|title=Bukit Watu Sodong di Instagram|website=www.instagram.com|access-date=2019-09-01}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/100898/menikmati-pesona-bukit-watu-sodong|title=Menikmati Pesona Bukit Watu Sodong|website=Suara Merdeka|access-date=2019-09-01}}</ref><ref>
* '''Bukit Watu Sodong'''
Adalah objek wisata yang ada di desa Glempang, tempat pariwisata tersebut merupakan destinasi wisata baru yang tak sekedar berkonsep keindahan panorama alam semata , namun juga menghadirkan wisata berkonsep agro, barisan pohon durian sepanjang jalan, Sebelum masuk lokasi sangatlah menggoda, sebelum memulai perjalanan mendaki menuju bukit dengan keindahan alam desa yang khas di daerah tersebut, bukit watu Sodong menyuguhkan panorama alam yang menakjubkan bagi yang gemar ber-swa foto atau selfie , mengunjungi tempat ini adalah, pilihan tepat, karena banyak spot cantik dengan latar belakang pemandangan alam yang indah ada rumah pohon, jembatan kayu, rumah jamur dan bisa juga bisa berfoto di bebatuan besarnan eksotik.Kepala desa Glempang, Nowo Wikarto menjelaskan, Ikhwal nama 'Watu Sodong' yang konon ceritanya berasal dari kata watu atau batu dan Sodong yang berarti rumah babi hutan, jadi mengandung arti batu yang dulu digunakan sebagai rumah babi hutan. Awal Mulanya , Watu Sodong hanyalah bukit atau hutan dengan bebatuan besar dan pohon-pohon Pinus yang tumbuh rindang. Saat itu, akses menuju lokasi sangat sulit jangankan menggunakan kendaraan, jalan kaki saja susah dan harus melewati pohon-pohon yang sangat rimbun.
Lahan seluas itu sejak dulu hanya dimanfaatkan warga sekitar untuk membantu perekonomian mereka, selain ditanami Pinus hutan ini juga ditanami aneka palawija seperti singkong, Kacang tanah, jagung, dan ubi setelah beberapa tahun, para pemuda di desa Glempang
Ide kreatif pemuda mendapat respon positif dari perum perhutani Untuk mengubah hutan tersebut menjadi kawasan ekowisata dengan nama Bukit Watu Sodong, akhir 2017 menjadi kado manis bagi masyarakat desa Glempang dengan diresmikannya objek wisata Kebanggaan mereka yang baru dirilis pada 31 Desember 2017.
Baris 2.555 ⟶ 2.550:
* '''Bukit Rumpit bike park salamerta'''
Kebutuhan rekreasi sekaligus olahraga akhir-akhir ini semakin menjadi trend dan menjadi kebutuhan bagi sebagian besar masyarakat. Sadar terhadap hal itu sejumlah pemuda di Desa Salamerta, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara menyulap Desanya sebagai salah satu tujuan rekreasi alam yang berada di perbukitan Bukit rumpit bike park, begitu warga setempat menamainya . Kehadirannya untuk memberikan solusi bagi pecinta olahraga sepeda sekaligus berwisata alam untuk melepas penat. Inisiator Bukit Rumpit Bike Park ''Kartono''. Mengatakan lokasinya yang berada di jajaran perbukitan kabupaten Banjarnegara Bagian Selatan memang menjadi pesona dan tantangan tersendiri ''Warga bekerja sama dengan lembaga masyarakat desa hutan dan perhutani'' karena sebagian besar memang menggunakan lahan milik perhutani . Di lokasi ini pengunjung bisa menikmati keindahan alam dan berolahraga jalan kaki mendaki bukit rumpit bike park Serta bisa mencoba sensasi naik sepeda di puncak perbukitan. Spot untuk berfoto ria juga sudah tersedia dan beberapa fasilitas pendukung lainnya, pengunjung bisa berfoto di atas bebatuan di lorong dan rumah pohon yang sudah dilengkapi dengan pengalaman sehingga aman bagi pengunjung. Bagi yang ingin menginap tersedia juga ''camping ground'' untuk memasang tenda, sehingga sangat tepat untuk mengisi liburan bersama dengan keluarga , dan khusus bagi pecinta olahraga sepeda gunung terdapat track atau jalur sekitar 5
www.wisatabanjarnegara.com Diakses tanggal 12 Februari 2020.</ref>
* '''Wisata Sawah Wates'''
Merupakan objek wisata, yang berlatarbelakang persawahan di somawangi, objek wisata ini terletak Desa somawangi , Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara.<ref name=viewwisatabanjarnegara.blogspot.com>
== Referensi ==
|