Nicolaus Driyarkara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 47:
[[Soe Hok Gie]], adik [[Arief Budiman]]—salah satu pengagumnya—menyebut Driyarkara sebagai "filsuf dalam arti sebenarnya". "Dia selalu meragukan postulat, bertanya, menggugat segala bidang, termasuk tentang dirinya sendiri. Tetapi, dari segala keraguan itu dia susun kembali satu-satu dan sederhana, sampai tercipta kepastian-kepastian kecil."
[[Fuad Hassan]] menggolongkannya sebagai pemikir yang selalu risau atas realitas masyarakat, "seorang pekerja keras" kata Slamet Iman Santoso, filsuf yang tidak memburu popularitas tulis [[Daoed Joesoef]]. [[Franz Magnis-Suseno]] SJ, [[Soerjanto Poespowardoyo]], [[Mudji Sutrisno]], [[Toeti Heraty]]—sekadar menyebut beberapa nama—menyatakan Driyarkara bukan hanya guru besar yang berhasil merangsang minat berfilsafat di Indonesia, tetapi juga filsuf pertama Indonesia yang menulis filsafat sistematik, tidak hanya sosok yang menempatkan filsafat sebagai [[philosophia]] (cinta kebijaksanaan), tetapi juga filsafat sebagai kegiatan yang inheren dalam kehidupan sehari-hari.
Pemikir besar Indonesia lainnya, [[Soedjatmoko]], menyebut Driyarkara pembawa pemikiran filsafat modern. Driyarkara pemberi makna atas perjalanan kehidupan bangsa Indonesia.
== Pranala luar ==
|