== Kegiatan ==
HariMaulid pertamadiadakan dimulaiselama dengandua persiapanhari. Pada hari pertama, warga mempersiapkan bahan makanan dan pirantiperlengkapan upacara lainnya yakni “Kayu Aiq” dan hari kedua dilaksanakan doa dan makan bersama di Masjid Kuno Bayan. Prosesi Mulud Adat Bayan atau Maulid Adat Bayan dihadiri oleh warga Desa Loloan, [[Segala Anyar, Pujut, Lombok Tengah|Desa Anyar]], Desa Sukadana, Desa Senaru, Desa Karang Bajo, dan Desa Bayan. Semua desa itu tergabung dalam wilayah adat yakni Komunitas Masyarakat Adat Bayan.<ref name=":1" />
Terdapat perhitungan tersendiri terkait perayaan Maulid di Lombok yang disebut '''''Sareat''''' (Syari'at). Prosesi maulid adat dilaksanakan dua hari setelah yakni pada tanggal 14-15 Rabi'ul Awal.<ref>{{Cite web|url=http://diskominfo.lombokutarakab.go.id/index.php?option=com_tz_portfolio_plus&view=article&id=546:prosesi-maulid-adat-bayan-lombok-utara&catid=4&Itemid=234|title=Prosesi Maulid Adat Bayan Lombok Utara|last=Diskominfo_KLU|first=|date=2019-11-05|website=diskominfo.lombokutarakab.go.id|language=en-gb|access-date=2020-03-23}}</ref>
Pada pagi hari pertama masyarakat Adat Bayan menuju '''''Kampu''''' (desa asliawal suku Sasak Islam Bayanmasyarakat), merekauntuk menyerahkan sebagian sumber penghasilan dari hasil bumi sepertikepada padi,Inan beras, ketan, kelapa, dsb. Hal tersebutMenik merupakansebagai tanda syukur atas keberhasilan panen. Lalu, mereka menyatakan nazar kepada '''''Inan Menik''''' (perempuan yang menerima hasil bumi dari para warga dankemudian mengolahnya untuk disajikan kepada para kyai, penghulu, dan tokoh adat pada hari puncak perayaan '''''Mulud Adat'''''. Nantinya, ''Inan Menik'' akan memberi tanda dimenandai dahi warga adat dengan ''Mamaqmamaq'' (Sirihsirih) yaknidalam ritual adat yang disebut '''''Menyembekmenyembek''.'''
Lalu, masyarakat membersihkan '''''Balenbalen Unggun'''unggun'' (tempat sekam/dedak) dan '''''Balenbalen Tempan'''tempan'' (tempat alat penumbuk padi), seta membersihkan '''''Rantok'''rantok'' (tempat menumbuk padi). Prosesi dilanjutkan dengan membersihkan tempat '''''Gendang Gerantung''''' dengan sebagian kelompokdan masyarakatbeberapa Adatorang menjemput '''''Gamelan Gendang Gerantung'''''. Setelah tiba, dilaksanakanlah acaradilaksanakan ritual selamatan penyambutan dan serah terima dengan '''''Ngaturanngaturan Lekeslekes Buaq'''buaq'' (sirih dan pinang) sebagai tanda rangkaian acara Mulud Adat dimulai.
Sekitar waktu '‘gugur kembang waru’waru'’ pada pukul 15.30, para wanita mulai '''''Menutu Pare''''' (menumbuk padi) bersama-samabersamaan secaramengikuti beriramairama denganalat Tempanmusik ''tempan'' yang terbuat dari bambu panjang. Padi tersebut ditumbuk di lesung seukuran perahu yang disebut '''''Menutu'''menutu''. Di saat yang bersamaan, gamelan mengiringi ritual dengan kaum laki-laki mencari Bambubambu Tutultutul untuk membuat umbul-umbul (Penjor) yang akan dipajang pada pojok Masjid Kuno Bayan ('''''Pemasanganpemasangan Tunggul'''tunggul''). Ritual ini hanya diikuti laki-laki yang dipimpin pemangku atau '''''Melokaqmelokaq Penguban'''penguban'' setelah mendapatdirestui restuoleh Inan Meniq dengan pemberian '''''Lekok Buaq''''' (Sirih dan Pinang). Lekok Buaq adalah sarana '''''Bertabiq''''' (permisi) kepada pohon bambu yang akan ditebangMenik.
Malam hari diisi dengan kegiatan '''''Ngegelat'''ngegelat'' yakni mendandani ruangan Masjid Kuno dengan simbol sarat makna sembari pemain gamelan memasuki halaman Masjid Kuno Bayanmasjid. Acara dimulai dengan bertarungnyapertarungan dua warga pria menggunakan pemukul yang terbuat dari rotan ('''''Temetian'''temetian'') sebagai alat pemukul dan perisai berbahan kulit sapi. Pemainan ini disebut Presean yang biasanya dimainkan oleh '''''Pepadu'''pepadu'' (orang yang handal), namun pada acarakesempatan Mulud Adattersebut, siapapun dipersilahkan / warga yang bernadzardipersilakan untuk bertarung pada Mulud Adat. Setelah permainan selesai kedua pemain harus meminta maaf kepada satu sama lain. Prosesi dilanjutkan dengan '''''Berugagberugag Agung'''agung'' atau ajang diskusi, cerita, wacana terkait segala hal.
Pada hari kedua atau 15 Rabi'ul Awal, perempuan adat memulai kegiatan Menampiq Beras yakni membersihkan beras yang telah di Tutu lalu dilanjutkan dengan '''''Misoqmenampiq Beras'''beras'' (mencuciyakni membersihkan beras) dengan iring-iringan. Prosesi selanjutnya yakni berjalan menuju sebuah mata air '''''Lokoqlokoq Masanmasan Segah'''segah''. Persyaratan bagi para pencuci beras ialah perempuan yang sedang suci / tidak haid. Berbicara, menoleh, memotong jalan barisan merupakan pantangan sepanjang jalan. Setelah beras dimasak, hidangan di tata di atas '''''Ancaq'''ancaq'' atau sebuah tempat, prosesi ini disebut '''''Mengageq'''mengageq''.
Sore harinya, para pemuda Adat atau '''''Prajapraja Mulud''''' yang telah di dandanididandani menyerupai dua pasang pengantin diiringi bersama-samadiarak dari rumah '''''Pembekelpembekel Beleqbeleq Batbat Orong'''orong'' (Pemangkupemangku adat dari Bayan Barat) menuju Masjid Kuno dengan membawa sajianmasjid. Prosesi ini menggambarkan perkawinan langit dan bumi, Adam dan Hawa yang tersimbolkan oleh pasangan pengantin. Setelah tiba di masjid, pemuka agama memimpin do'adoa dan dilanjutkanberlanjut dengan makan bersama yangsebagai tidakpuncak lainacara merupakanmaulid rasasekaligus syukurbentuk masyarakatucapan Adatsyukur Sasak Bayanwarga kepada para ulama dan sebagai puncak acara perayaan kelahiran Nabi Muhammad S.A.W.<ref name=":1" /><ref name=":2" />
== Nilai Sosial ==
|