Stasiun Babat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 114.4.79.94 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Karsono Puguh
Tag: Pengembalian
k Info jalur ganda
Baris 41:
[[Berkas:Stasiun Babat, 2019.jpeg|kiri|jmpl|239x239px|Latar depan Stasiun Babat dari sisi barat, 2019]]
[[Berkas:KA Ambarawa Eks BBT.jpg|kiri|jmpl|240x240px|[[Kereta api Ambarawa Ekspres]] saat meninggalkan Stasiun Babat, 2020. Terdapat peron baru di antara jalur 4 dan 5 dari kejauhan.]]
Awalnya, stasiun ini menggunakan sistem persinyalan mekanik dan memiliki enam jalur kereta api dengan jalur 3 sebagaimerupakan sepur lurus arah [[Surabaya]] maupun [[Semarang]]-[[Jakarta]] ditambah dua [[sepur badug]] yang mengarah ke [[gudang]] di sebelah barat stasiun:, satu sepur badug masing-masing di sisi timur laut dan barat daya stasiun, serta satu sepur badug yang terdapat di antara jalur 3 dan 4 lama. Setelah pembangunan[[jalur ganda]] pada segmen mulai stasiun ini hingga [[Stasiun Bojonegoro]] resmi dioperasikan pada pertengahan April 2014<ref>{{Cite news|url=https://www.antaranews.com/berita/430558/rel-jalur-ganda-surabaya-bojonegoro-tersambung-55-km|title=Rel jalur ganda Surabaya-Bojonegoro tersambung 55 km|last=Aziz|first=Abd|date=2014-04-22|work=Antara News|access-date=2020-04-18}}</ref> dan kemudian hingga [[Stasiun Kandangan]] pada awal Mei 2014<ref>{{Cite news|url=https://bisnis.tempo.co/read/576470/rel-ganda-tersambung-bulan-depan-kereta-ditambah|title=Rel Ganda Tersambung, Bulan Depan Kereta Ditambah|last=|first=Sujatmiko|date=2014-05-09|work=Tempo.co|access-date=2020-04-19}}</ref>, sepur badug di area tengah tersebut diubah menjadi jalur 4 yang baru sebagai sepur lurus untuk arah [[Stasiun Surabaya Pasarturi|Surabaya]] sehingga jumlah jalurnya bertambah menjadi tujuh dan jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah [[Stasiun Semarang-Jakarta Tawang|Semarang]] saja. Selain itu, sistem persinyalannya telah diganti dengan sistem persinyalan elektrik. PadaSejak November 2019, terdapat proyek pembangunan peron pulau baru yang berada di antara jalur 4 dan 5 serta perpanjangan peron pulau yang berada di antara jalur 2 dan 3. Sehinggasudah dipanjangkan, sehingga jumlah peron di stasiun ini kini berjumlah empat buah: satu peron sisi dan tiga peron pulau. Stasiun ini juga memiliki [[Depot lokomotif|dipo lokomotif]] dan [[pemutar rel]], tetapi sudah lama tidak dipakai lagi.
 
Dahulu di sebelah barat stasiun ini terdapat jalur cabang yang akan berakhir di [[Stasiun Tuban|Tuban]] (dari jalur 1) dan [[Stasiun Jombang|Jombang]] (dari jalur 5), tetapi kedua jalur cabang tersebut sudah dinonaktifkan. Berdasarkan Perpres No. 80 Tahun 2019, jalur menuju [[Tuban]] dan [[Merakurak, Tuban|Merakurak]] ini direncanakan akan kembali diaktifkan supaya mendukung pemerataan dan percepatan pembangunan di sekitar wilayah [[Gerbangkertosusila]] (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan).<ref>Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 80 Tahun 2019 Tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto, Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, Kawasan Bromo - Tengger - Semeru, Serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan</ref> Selain itu, rencana reaktivasi jalur ini juga tercantum dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional tahun 2018.<ref>{{Citebook|title=Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2018|url=http://djka.dephub.go.id/uploads/201907/RIPNAS_Siap_Cetak-dikompresi.pdf|year=2018|publisher=Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan}}</ref>